Shinichi memegang erat tangan Shinobu dimana ia setidaknya bisa menarik tubuh Ibunya tetapi ia bisa merasakan tarikan yang begitu kuat.
Kegelapan itu terus menarik Ako lebih dalam bersama yang lainnya sampai Shinobu juga perlahan-lahan tertarik bersama dengan Shinichi.
"Apa yang Ibunda lakukan...?" Tanya Shinichi dengan ekspresi ketakutan karena ia tidak mau meninggalkan Shinobu.
Sikap kekanak-kanakannya terus muncul karena ia yang terpengaruh dengan ketakutan itu sampai ia tidak siap untuk ditinggal olehnya.
Faktanya dia sendiri memang tak bisa hidup sendirian tanpa Shinobu yang selalu mendampingi dirinya, "Sepertinya tak ada cara lain."
"Jika kita semua terperangkap dalam tempat yang sama maka tujuan utama kita takkan pernah bisa dicapai secepat mungkin."
"Konomi sudah mengamankan jalan keluar itu... jika kita terus seperti ini maka semuanya akan terisap ke dalam kegelapan yang sangat pekat itu."
"Aku juga tidak bisa meninggalkan Ako yang tak terjaga sendirian, Zen bercerita padaku bahwa dia selalu saja mengeluarkan kata-kata yang aneh."
"Dan dia... dia sekarang sudah tak bisa diselamatkan."
"Rencana dan strategi mau tak mau harus berubah, Ibu sendiri tahu bahwa di setiap masalah baru pasti akan memiliki hasil yang memuaskan ketika selesai menyelesaikannya."
"Ruangan ini... ruangan ini masih dalam kendali seseorang, sesuai yang Elio katakan padaku melalui telepati."
"Sesuatu yang bersembunyi dibalik kegelapan itu kemungkinan memendam rahasia dan misteri yang setidaknya bisa memberikan diriku jawaban untuk ke depannya."
"Sekarang... karena aku sudah memiliki dirimu, seharusnya kamu bisa melanjutkan apa yang Ibumu inginkan bukan?"
"Tidak... aku tidak bisa..." Shinichi mulai menangis karena tidak mau ditinggalkan oleh dirinya.
Pegangan tangannya juga terasa begitu keras pada pergelangan lengan Shinobu, "Aku tidak ingin ditinggalkan..."
"...aku masih membutuhkan Ibunda di sisiku..."
"...pasti ada... cara lain! Aku yakin itu!" Shinichi mengibarkan kedua sayapnya yang tidak memberikan penarikan apapun kepada Shinobu.
Segala cara mulai ia coba beberapa kali sampai Konomi dan Koizumi hanya bisa diam ketika melihat Shinichi yang terus mencoba tanpa menerima hasil apapun.
Koizumi sudah merelakan kepergian Shinobu untuk sementara, ia juga membahasnya sebentar dengan Konomi bahwa kehidupan Ako akan baik-baik saja selama Shinobu ada di sana.
"Kenapa kamu harus menangis seperti itu, nak?" Tanya Shinobu selagi memperlihatkan senyuman lembutnya.
"Aku... aku masih belum mandiri... aku tak dapat melakukannya."
"Aku... Aku lemah tanpa dirimu, Ibunda..."
"Tolong lah... lakukan sesuatu untuk bisa menembus masalah ini."
"Aku mohon..." Shinichi terus memohon sampai air matanya terus berjatuhan pada wajah Shinobu.
"Aku tidak menyangka kamu akan memperlihatkan sesuatu yang begitu mengharukan seperti itu..."
"Namun, aku sendiri sudah tidak memiliki pilihan lain. Segala opsinya telah hancur semenjak Ako sudah tertarik ke dalam."
"Tarikannya kuat sekali... dan ya... aku juga ingin mencari tahu apa yang sebenarnya tersimpan dibalik kegelapan pekat itu."
Shinobu semakin tertarik ke bawah bersama dengan Elio dan Zen, Shinichi memasang tatapan yang terlihat takut sampai ia menjerit penuh rasa ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]