Konomi terus memotret Overseer yang bergerak sangat cepat mengelilingi ruangan itu sampai Koizumi melempar alat EMF itu sampai menekan tombol.
Lampu dalam ruangan itu kembali menyala sampai Konomi dikejutkan dengan Overseer yang berdiri di depannya selagi melepaskan jeritan yang menakutinya.
"AAAAAHHHHHHHH...!!!" Konomi menerima jeritan itu dari jarak yang sangat dekat sampai matanya juga dapat melihat jelas Overseer yang berburuk rupa itu.
Koizumi menarik paku pada perutnya lalu ia melemparnya ke arah Overseer itu menghindar, dengan cepat ia menyelamatkan Konomi dengan menggendongnya seperti gaya putri.
Overseer itu menginjak kamera itu sampai hancur lalu kembali menyatu dengan kegelapan yang berada di ruangan lainnya.
"Hah... Hah... Hah..." Koizumi melepaskan pernafasan berat karena saking paniknya melihat Konomi yang hampir saja dilahap.
Untungnya ia menyelamatkan dirinya dalam waktu yang sangat tepat dengan bantuan itu juga, "Nrggghhh..."
Ia langsung berlutut di atas lantai selagi menyentuh perutnya yang mengucurkan banyak sekali darah, "Semoga saja di dalamnya tidak ada efek mematikan..."
"Fatal sekali jika palu itu selama ini mengandung racun."
Konomi merinding ketakutan selagi memeluk kedua lengannya dengan tatapan yang terlihat begitu kosong.
Pikirannya mengingat rupa Overseer tadi yang sangat mengerikan sampai ia terus mengusap-usap kedua lengannya selagi mengatakan...
"Mengerikan...!"
"Mengerikan...!"
"Tolong...! Siapapun...!"
"Konomi! Tetaplah fokus!" Koizumi menepuk punggungnya beberapa kali untuk membuat dirinya sadar dari ketakutan itu.
"Aku... Aku tidak bisa... melanjutkannya...!"
Koizumi mengangkat tubuh Konomi lalu ia pindah ke ruangan lainnya, ia sudah menandainya sebagai ruangan dimana Overseer yang lemah dengan kamera berada.
Tetapi kamera yang Konomi pegang sudah hancur diinjak oleh Overseer itu sampai ia mencoba untuk mencari cara untuk bisa melakukan ritual penyingkiran itu.
Dirinya sudah sangat dekat, bisa dibilang tipis untuk merapatkan kedua tangannya yang bisa dijadikan sebagai pengakhiran ritual pengusiran itu.
Lampu ruangan di hadapan Koizumi mulai mati dan menyala beberapa kali sampai ia langsung terdiam, "... ..."
Ia tidak berani melakukan pergerakan apapun karena itu hanya akan membuat Overseer itu bertambah semakin agresif.
Penglihatannya terus fokus ke depan sampai air keringat mengalir keluar dari wajahnya sendiri, "Mereka cukup berani untuk memberikan diriku arti dari ketakutan yang sebenarnya."
"Padahal aku berpengalaman melawan seekor Eldritch di dalam Singularity, tetapi kenapa ia tidak memberikan intimidasi sekuat ini...?"
"Oh tentu saja. Semua ini ulah para bajingan Celestia Being yang bertanggung jawab atas konsep itu..."
"Tak ada gunanya... apakah aku harus melakukannya...?" Koizumi mengerutkan dahinya kesal.
Konomi di sisi lainnya mencoba untuk menguasai ketakutan yang ia terima dari jeritan Overseer tadi, efeknya sangat lama tetapi ia merasa terjaga oleh Koizumi.
Berbeda dari Shinichi yang tak ada satupun orang menjaga dirinya hingga hasilnya ia terjatuh pada ketakutan lagi dan lagi sampai terjebak di dalam halusinasi yang tercipta karena pikiran dan pandangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]