Chapter 1786 - Jawaban yang Harus Kau Cari Setelahnya

4 3 3
                                    

“Jangan ganggu aku." Ucap Minerva

Kalimat itu sudah sangat sering Minerva ucapkan. Tapi, mereka masih saja mengganggunya tanpa habis-habisnya.

Mereka sangat keterlaluan, Minerva memilih untuk tetap diam pun diganggu. Mereka juga suka menghina dan mengolok-olok dirinya sampai hatinya terasa perih dan pedih.

"Mengapa mereka sangat jahat terhadapku? Semakin mereka mengganggu, aku semakin resah."

Tiba-tiba, tanpa disadari oleh Minerva sendiri ia telah menggenggam sebuah tongkat sapu yang tergeletak di samping lemarinya.

Tanpa disadari oleh dirinya, ia memukul tongkat itu dengan sangat keras ke lemari orang lain sampai lemari kaca  pecah, semuanya berserakan.

Minerva berteriak dan berteriak sekencang-kencangnya demi melegakan hatinya sendiri. Tapi itu semua sia-sia. Hatinya malah lebih sakit dibandingkan sebelumnya.

Perlahan-lahan, Minerva menitikkan air matanya karena sudah merasakan kepedihan di dalam hatinya mendengar celaan mereka.

Emosinya naik turun tidak karuan sampai sesak dadanya mulai menahan. Semakin ia tahan, semakin ia ingin memecah tangisnya lebih kencang lagi.

...

"Aku tak tahu mengapa semuanya bisa terjadi. Ini sudah sangat sering terjadi kepadaku. Aku masih tidak bisa menahan diri untuk menghancurkan sesuatu di sekitarku."

"Dan mereka sudah sangat keterlaluan, sampai-sampai aku ingin membunuh mereka."

"Aku tak tahu mengapa aku berpikiran seperti itu. Aku hanya ingin melegakan hatiku yang sudah sangat pedih karena ulah mereka semua."

"Aku butuh sandaran dan dekapan untuk menenangkan hatiku yang pedih."

"Tapi, itu semua tidak ada. Aku jauh dari kedua orang tuaku yang bersembunyi dibalik kegelapan agar mereka tidak ditargetkan oleh mereka."

"Aku pun tak mengharapkan ini semua terjadi. Hatiku yang pedih, perih dan sedih..."

...

Minerva berdiri di atas pecahan kaca yang berserakan dengan tangisan yang rasanya akan pecah seperti sebuah Tsunami.

Minerva menatap mereka semua yang hanya menatap dirinya dengan perasaan yang sama sekali tidak peduli. Kemudian, mereka memarahi dirinya karena sudah memecahkan lemari kaca yang ia pecahkan.

“Dasar bodoh, coba kau lihat."

"Ini semua pecah karena ulahmu dan sekarang kau hanya bisa menangis?” Ucap salah satu dari mereka.

“Kita hajar saja dirinya agar ia bisa kapok."

"Dia membuat kita jengkel terus menerus,” Kata salah satu dari mereka juga.

Mereka semakin marah dan semakin kencang lah tendangan demi tendangan menghunjam tubuhnya hingga Minerva mengaduh kesakitan dan berusaha melindungi dirinya sendiri.

Tiba-tiba dengan berani ia menjawab mereka, “Apakah kalian tak menyadari apa yang sudah kalian perbuat kepadaku?"

"Apakah kalian tidak sadar bahwa diri kalian semua sangat sama seperti binatang?"

"Mengapa kalian selalu merundungku, menggangguku dan mengucilkanku?"

"Apa aku sehina itu dimata kalian?"

 Apakah aku tidak pantas mendapatkan kebahagiaan?"

"Aku sudah muak dan lelah, bahkan aku sudah tidak bisa menahan semua ini...!"

"Bukan kalian yang merasakan, tapi aku yang merasakan. Kalian lebih bajingan daripada bajingan itu sendiri, sadar kalian sadar!” Ucap Minerva dengan tangisan yang sudah begitu deras seperti air terjun hingga ia mendekap tubuhnya sendiri dengan bergetar hebat.

Yuusuatouri: Boundless IVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang