"... ...!!!" Minerva memasang ekspresi yang terlihat serius ketika Sakti melesat maju menuju arah dirinya dengan kekuatan serta aura yang ia lepaskan untuk melawan dirinya.
Satu pukulan berhasil dilancarkan oleh dirinya, tetapi Minerva menyingkirkan semua serangan itu berkat bantuan gelombang air di sekujur tubuhnya yang membuat seluruh serangan Sakti meleset.
Sakti langsung mengerahkan tenaga penuh dengan melompat ke atas lalu melancarkan dua tendangan beruntun sampai menembus gelombang air yang melindungi tubuh Minerva.
Pada akhirnya, Minerva langsung tertekan dengan semua tendangan itu sampai ia langsung terdorong sedikit demi sedikit ke belakang selagi mempertahankan mata kanannya untuk tidak terbuka.
Ia perlu menyimpan kekuatan dari dosa iri hati agar dirinya tidak terjatuh ke dalam keirian yang membuat dirinya tak bisa mengendalikan kekuatan yang dihasilkannya.
"Kau menginginkan pelajaran seperti apa agar dirimu bisa sadar lebih cepat, anak muda?" Sakti menendang kedua lengan Minerva cukup keras sampai tulang lengannya patah.
Minerva terdorong ke belakang sampai ia memasang ekspresi kesal ketika mengetahui seorang Kakek tua berhasil melukai dirinya seperti itu.
"Tunggu dulu, Sakti! Kita tidak pernah memikirkannya kembali untuk siapa yang harus melawan dirinya satu lawan satu." Kata Zoiru yang terlihat ingin bertarung lagi.
"Maaf, mungkin pertarungan sampai mati bukanlah solusi yang terbaik, melihat gadis yang begitu rusak seperti anak muda ini..."
"...seharusnya seseorang memberikan sugesti yang terbaik agar dirinya bisa melakukan pembalasan kepada seseorang yang benar-benar pantas untuk menerimanya."
"Kalau tidak salah gadis ini memang memiliki kaitan dengan Shiratori, jika dia adalah salah satu keturunan yang dibenci oleh sepuh maka aku akan membantu dirinya dengan memberikan sugesti."
"Alasan yang baik... terserah, lagi pula aku hanya akan fokus mengerjakan sesuatu yang lebih penting." Zoiru mulai memulihkan lukanya bersama Hinoka yang beristirahat.
"Jika solusi Sakti tidak membuahkan sebuah hasil maka dia satu-satunya orang yang cocok untuk menghadapi dirinya."
"Siapa yang kau maksud?"
"Mizuhana..."
"Kau seharusnya sadar bahwa seluruh kemampuan yang diperlihatkan oleh Minerva sangat mirip dengan Shiratori Minami dan Mizuhana."
"Setidaknya dia bisa menemukan solusi yang terbaik untuk situasi seperti ini."
"Zoiru, kau seharusnya ingat bahwa kemampuan yang sama ketika beradu hanya akan menghasilkan kesetaraan yang berakhir keserian."
"Ya, aku tahu itu."
"Setidaknya salah satu dari kita harus bisa menahan Minerva agar pintu itu tidak dilindungi oleh sihir babinya itu."
Minerva mengepalkan kedua tinjunya lalu ia memperhatikan Sakti yang sedang meregangkan kedua ototnya sehingga ia tidak membutuhkan kekuatan penuh untuk menghentikan dirinya karena tujuan awalnya adalah menahan dirinya.
Penahanan yang dilakukan oleh Sakti memberikan beberapa keuntungan untuk Zoiru dan Hinoka agar mereka bisa secepatnya kembali pulih.
"Tidak peduli seberapa lama kau ingin menghabiskan waktuku, selama Shinobu Koneko terjebak di dalam ruangan itu maka hal tersebut sudah terhitung sebagai tujuan utamaku." Ucap Minerva selagi menatap Sakti dengan tatapan geram.
Minerva langsung memunculkan banyak sekali sihir air di sekeliling tubuhnya yang mulai membentuk sebuah zirah Leviathan agar ia bisa menahan segala serangan yang diberikan oleh Sakti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]