Shinichi menatap ke atas hanya untuk dikejutkan oleh dua buah gunung yang membuat dirinya kembali bersemangat, "Mungkin hal ini tidak akan pernah berubah."
"Apanya yang tidak berubah?" Tanya Koizumi yang mulai meraih kepala Shinichi untuk membuat dirinya menatap ke arah lain.
"Jangan sembarangan menatap ke atas."
"Maaf... hanya saja diperlakukan seperti ini cukup untuk membuatku kembali tenang."
"Padahal selama ini aku sedang mencoba untuk meneliti sesuatu untuk menerima sebuah kepastian."
Koizumi dan Konomi langsung merasa bingung dengan apa yang Shinichi coba maksud, "Biasanya aku sering sekali mendapatkan hadiah berupa pangkuan."
"Pangkuanku...?"
"Benar, posisi yang paling aku sukai untuk beristirahat adalah pangkuan seorang wanita yang aku percayai."
"Tante adalah sesosok anggota keluarga yang penting juga bagiku karena sudah mau menjaga Ibunda dari kecil sampai titik ini yang takkan pernah bisa berakhir."
"Terkadang ketika semua adik dan orang tuaku sibuk."
"Kau pasti akan mendatangi diriku hanya untuk mengajak latih tanding, walaupun kadang kesannya memaksa."
"Tawaran yang diberikan tidak buruk juga karena aku bisa menerima hadiah dari hasil kemenangan dan kekalahan yaitu berbaring pada pangkuanmu."
"Begitu ya... ternyata aku masih menyukai sesuatu yang dinamakan sebagai pertarungan."
Koizumi menatap ke arah Konomi yang sedang bersandar pada tembok dengan ekspresi kelelahan, "Apakah kamu tidak kesepian?"
"Tidak kok, hanya saja aku tidak pernah merasakan sesuatu yang begitu menenangkan selain tiduran pada pangkuan seseorang."
"Rasanya nyaman sekali..."
"Ketakutan dan kesakitan yang aku rasakan sebelumnya mendadak hilang, semua ini berkat Tante yang selalu ada untukku ketika lelah."
"Begitu ya..." Koizumi mendengarkan cerita itu dengan ekspresi yang terlihat tenang juga untuk persiapan menyingkirkan Overseer yang berada di lantai atas.
"Walaupun aku sering sekali kalah dan tersiksa karena seranganmu yang sangat mematikan."
"Setidaknya hasil yang kudapatkan adalah pangkuan empukmu..." Ucapnya selagi mengusap paha Koizumi hingga kepalanya langsung menerima satu hantaman dari tinjunya.
"Awwww...!!! Sakit sekali...!"
"Itu yang kau dapatkan jika dirimu terbawa suasana hanya karena aku memberikan dirimu pangkuanku untuk beristirahat."
"Maaf-maaf."
"Astaga, sebelumnya aku merasa malang sekali melihat diriku yang bersikap seperti Ibumu itu."
"M-Maksudmu?"
"Menangis seperti anak kecil yang menjerit ketakutan karena sudah menerima teror yang sangat mengerikan."
"Dirimu mendatangiku lalu menutupi wajahmu pada dadaku, jika kau tidak memperlihatkan sikap itu sebelumnya maka kau sudah pasti akan mati olehku loh."
"Tetapi aku biarkan saja, lagi pula kau tetaplah putra dari Shinobu Koneko yang terkadang membutuhkan perhatian dan penjagaan."
"Tidak apa." Koizumi menggelengkan kepalanya lalu mengusap kepala Shinichi pelan-pelan.
"Jika kau menginginkan tempat yang sangat dirimu sukai maka bilang saja, selama kau berjanji untuk tetap berjuang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]