Ako memegang tangan Zen dengan erat selagi memasang ekspresi yang terlihat ketakutan, ia sendiri tidak tahu harus apa setelahnya.
"Aku... aku takut sekali..."
"Itu... Itu..." Ako menunjuk ke belakang dimana Zen tidak melihat apapun kecuali bekas ledakan yang dihasilkan oleh dirinya.
"Aku tidak melihat apapun, apakah kau baik-baik saja?"
"Sebelumnya aku melihat dirimu menggunakan sihir dan kemampuan, lebih parahnya lagi kau mencoba untuk melawan konsep personal dalam dunia ini."
"Ahh..." Ako memegang kepalanya sendiri selagi memasang ekspresi sadar.
Tubuhnya yang menerima kekuatan baru itu, entah kenapa ia mengingatnya sehingga tubuhnya masih bisa mengakses kemampuan aneh itu.
Hanya saja dengan pilihannya sendiri tidak bisa karena ia masih mengingat keutamaan dirinya untuk tidak menggunakan kemampuan atau sihir apapun.
"Tenang saja... kau sekarang aman bersamaku."
"Lebih baik kita cari Elio dan Shinobu sekarang juga agar bisa mencari jalan keluar."
"Aku yakin Shinobu menemukan solusi itu.'
"Shinobu... siapa...?" Tanya Ako dengan ekspresi yang terlihat pucat.
"H-Huh? Kamu sedang tidak bercanda bukan?" Zen mulai merasa khawatir dengan dirinya yang tidak terlalu seperti tak mengenal Shinobu sama sekali.
"Shinobu... Shinobu..."
"Kalau tidak salah kau memanggil dirinya dengan sebutan Nobu, gadis yang sangat pintar bahkan cukup mengetahui situasi yang akan ia hadapi selanjutnya."
Perkataan Nobu sendiri cukup untuk membuat Ako langsung mengingat dirinya sampai ia mengangguk lalu bangkit dari atas tanah sendiri.
Ia masih mengingat tujuannya untuk pergi dari dunia itu secepat mungkin, dirinya juga mulai melangkah ke arah berlawanan dimana Zen langsung terkejut kebingungan.
Dengan cepat ia mengikuti dirinya tetapi Zen langsung tersesat di tempat lain hingga tubuhnya langsung merinding, "Gawat...!"
"Apa yang selama ini kalian inginkan dari Ako!?" Tanya Zen dengan ekspresi kesal dimana ia mulai mengejar Ako yang berjalan sendirian di depannya.
Zen merasakan dirinya dan Ako mencoba untuk menjauhi keberadaan Shinobu yang mulai mendekat, ia awalnya ingin meninggalkan dirinya tetapi melihat kondisinya seperti itu sepertinya adalah pilihan yang buruk.
Sebisa mungkin ia melakukan sesuatu untuk Ako seperti menemani dirinya agar ia tidak terjatuh ke dalam lubang yang membuat dirinya semakin tersesat.
"Sialan...!" Zen perlu memikirkan cara lain agar ia bisa menyadari Ako kembali.
Ia juga langsung menemukan sebuah bunga yang menarik perhatiannya, entah kenapa tubuhnya terasa seperti bergerak sendiri untuk memeriksa bunga itu.
Bunga itu memiliki warna ungu kebiruan yang terlihat anggun dan cantik bahkan Zen sendiri seketika merasa lebih tenang ketika memperhatikannya.
Untuk berjaga-jaga ia mengambil beberapa bunga itu untuk diberikan kepada Ako agar dirinya bisa merasakan perasaan yang sama dengan dirinya yaitu ketenangan.
Walaupun situasinya saat ini bisa dibilang cukup gawat karena hawa yang bertambah semakin tidak enak, pendengaran tajamnya juga terus menangkap suara yang mengganggu.
"Aku tidak menyangka ketakutan dapat berefek kuat seperti ini..."
"Mungkin aku terlalu meremehkan konsep personal yang dimiliki oleh Toumension-V."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasíaVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]