Shinichi melepaskan tangisan yang begitu keras selagi memegang Koizumi dengan sangat erat karena saking ketakutannya.
Dirinya tidak dapat menguasai semua itu karena selalu saja terjatuh ke dalam perangkap yang sudah diatur oleh para Overseer itu.
Pada akhirnya ia langsung mengalami perubahan yang membuat dirinya tidak seperti Shinichi dewasa, dia kembali terlihat seperti anak kecil yang cengeng.
"Oi, Shinichi, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Koizumi dengan ekspresi terganggu karena wajahnya sangat menempel dengan dadanya.
Tetapi ia merasa bersalah ketika melihat Shinichi menangis seperti anak kecil bahkan sikap dan reaksi yang diperlihatkan olehnya sempat membuat Koizumi ingat dengan Shinobu ketika masih kecil.
"... ..."
Koizumi menghela nafasnya karena ia tidak memiliki pilihan apapun kecuali membiarkan Shinichi seperti itu, "Ketakutan yang diberikan oleh Overseer itu memang ya..."
"...sangat bajingan, jika saja dia mau menerima tantanganku secara asli maka semua ini pasti akan selesai dengan cepat." Koizumi mengelus kepala Shinichi pelan-pelan.
Shinichi berhasil menenangkan dirinya, tetapi ketakutan tetap mempengaruhi dirinya secara keseluruhan sampai ia memilih untuk tetap melekat pada Koizumi.
"Maaf, Tante... aku takut... tolong selamatkan aku..." Perkataan itu cukup untuk meyakini Koizumi yang melihat dirinya sebagai adiknya juga.
"Ya, selama masih ada kesempatan. Buatlah dirimu nyaman, aku melakukan ini bukan karena keinginanku."
"Hanya saja kau tetap seseorang yang begitu penting bagiku seperti Shinobu, ketika mengetahui dirimu adalah putranya... itu sudah cukup meyakinkan untukku melindungi dirimu juga."
Koizumi mengatakannya dengan nada yang pelan selagi mengusap kepala Shinichi, ia terus memperhatikan ke depan untuk mencari Overseer yang lemah dengan garam itu.
Ia masih menyimpan persediaan garam di dalam sakunya, jika Overseer itu mencoba untuk menyerang maka dia akan langsung memberinya garam.
Ritual pengusiran itu sudah Konomi baca sampai ia tahu harus apa ketika Koizumi memperlihatkan aba-abanya.
Di sisi lainnya Shinichi merasakan kenyamanan surgawi dengan menutupi wajahnya pada dada Koizumi yang mulai mendorong dirinya pelan-pelan.
"Rasanya aneh sekali... setidaknya cobalah untuk tidak terlalu menempel padaku, itu menjijikkan."
"Tapi... rasanya nyaman sekali..." Ucap Shinichi dengan ekspresi yang masih terlihat ketakutan.
"Astaga... aku tidak akan melakukannya lagi loh, ini yang pertama bagiku." Koizumi memeluk Shinichi kembali hanya untuk memanjakan dirinya agar ia bisa tenang lebih cepat.
Koizumi dan Konomi menatap satu sama lain karena mereka sempat merancang sebuah rencana untuk mengusir Overseer yang berada di dalam ruangan itu.
"Kalau begitu aku harus tetap di sini dan menemaninya sampai ia kembali tenang, kita tak bisa menanggung risiko besar."
"Jika Shinichi sudah terjebak di dalam jurang penuh ketakutan itu maka dia bisa saja membunuh dirinya karena pikiran dan instingnya sendiri."
Koizumi menyentuh beberapa luka tusukan pada bagian tubuhnya itu sehingga kedua tangannya sudah dilumuri oleh banyak sekali darah.
"Overseer ini sangat suka menyiksa korbannya, kita tahu dia adalah seorang psikopat." Koizumi memberikan dua gelas berisi garam pada Konomi secara diam-diam.
Konomi menarik nafas sedalam mungkin lalu menghembuskannya dengan tenang, "Baiklah... aku harus membantu dirimu juga."
"Tidak, mulai dari sekarang kau akan berjuang sendirian. Aku harus menjaga anak ini, tetapi diriku tetap akan mendukung dirimu dari belakang sebisa mungkin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]