Tawa Sakti terdengar sangat keras bahkan Shinobu sendiri mendengarnya hingga ia mulai merasa baikkan sedikit demi sedikit.
Untung saja Shinichi sudah melepaskan beberapa mikro untuk menciptakan Force Field yang dapat dijadikan sebagai peredam suara agar tak terdengar oleh para Bystander yang berkeliaran di luar.
"Sakti, apa yang kau lakukan!? Suaramu itu bisa saja menarik perhatian mereka." Peringat Konomi.
"Tenang saja, aku sudah berjaga-jaga." Kata Shinichi.
"Ngomong-ngomong, kenapa aku ditertawai?"
"Apakah bahasa yang aku ucapkan salah?"
"Anak ini boleh juga, Fuhahahaha!" Zoiru juga ikut menertawakan dirinya karena ia sendiri mengetahui artinya langsung dari Sakti.
"Delta, apa yang kau lakukan?" Tanya Shinichi yang dapat mendengar suara tawa Delta di dalam pikirannya.
"Aku membantu dirimu, tuan muda. Mungkin mereka sekarang sudah mempercayaimu."
Sakti mulai mendekati Shinichi selagi melepaskan tawanya yang tak bisa dikontrol, "Kebetulan sekali, nak. Semua gadis di sekitar sini memiliki heuncet yang masih merah atau rapat."
"Aku tidak mengerti."
"Ternyata membagikan hal yang sama dengan sepuh ya, polos..."
"Aku tidak polos! Aku hanya---" Shinichi sontak kaget ketika melihat Shinobu yang memasuki ruangan itu dengan tatapan lebih tenang sekarang.
Ia sempat mengingat dirinya menangis tetapi reaksi pertama yang ia perlihatkan adalah canggung sampai dirinya melangkah ke belakang hingga menabrak Ako.
"Lihat-lihat kalau kau ingin mundur, astaga." Ako melihat Shinichi yang langsung terdiam dengan ekspresi canggung.
"Shinichi."
"Ibunda."
"Shinobu, apakah kau bisa mempercayainya?" Tanya Koizumi untuk memastikan.
"Entahlah, masih banyak sekali pertanyaan yang aku ingin dengar."
"Tidak perlu canggung seperti itu, aku menangis karena diriku tidak bisa memperbaiki sesuatu yang seharusnya tak terjadi sejak itu."
"Aku harus berterima kasih padamu karena sudah mau mengakuinya langsung kepadaku." Shinobu mulai mendekati Shinichi.
"Ternyata inilah kenyataan yang sebenarnya akan terjadi jika para anjing sialan itu tak mencegahnya sembarangan."
"Mereka ingin membangun ulang dunia yang lebih seimbang, tetapi ironisnya para anjing itu sering sekali mengacaukan keseimbangan itu."
Shinobu berdiri di hadapan Shinichi yang langsung menundukkan kepalanya untuk menatap kedua matanya, "Kamu mirip sekali seperti Ryosei..."
"Gagah dan tampang... kedua mata dan rambut itu diambil dariku secara langsung." Shinobu menyentuh kedua pipi Shinichi sampai hatinya tersentuh seketika.
"Ibunda, apakah aku layak untuk mendapatkan kepercayaanmu dan semua rekanmu...?" Tanya Shinichi.
"Aku membacamu... hati dan niatku sudah menerima dirimu sebagai putraku."
"Kau memang putraku... hanya saja kenyataan ini terjadi secara paksa oleh seorang Manusia yang menciptakan semua ini."
"Tetapi aku tak menyesal, lagi pula Manusia itu dan diriku sudah menjanjikan berbagai macam hal hingga saling berbalas budi."
"Entah kenapa... rasanya... rasanya sangat menyakitkan ketika mengetahui kenyataan ini seharusnya bisa aku peroleh secara alami."
"Apakah ini... pantas disebut sebagai pelarian bagiku...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasiVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]