"Apa yang terjadi setelah itu?" Tanya Zoiru.
"Tunggu, bagaimana bisa dia menjadi artis?" Tanya Sakti selagi menunjuk Zoiru.
"Karena segala sumpahnya telah dilaksanakan dengan baik, ia memilih untuk menjadi artis dengan sumpah bahwa dirinya ingin membuat semua orang senang."
"Mungkin karena dia menerima hasutan tante Hinoka yang sekaligus seorang Idol."
"Hohhh, mimpi yang besar sekali, Zoiru. Selama ini kamu ingin menjadi seorang artis ya?"
"Entahlah, pilihan seseorang dapat berubah sesuai dengan pikiran mereka. Sepertinya aku bakal berubah untuk ke depannya karena mengetahui itu."
"Hehhh!?"
"Yang terjadi setelahnya adalah diriku merasakan hal seperti halusinasi, bertemu dengan pria tua berjanggut yang memiliki mata perak."
"Tatapannya yang begitu dalam terasa seperti mengunci diriku di ruangan itu sampai aku sempat tak bisa bergerak."
"Dalam umur 10 tahun, kau sudah berpapasan dengan Morgan ya... bukannya itu terdengar cukup bahaya?"
"Pria tua itu bukan Morgan melainkan Avatar yang diciptakan olehnya untuk menjaga diriku ketika kecil."
"Tak ada yang dapat merasakan atau mengetahuinya bahkan Ibunda sendiri tidak pernah menyadari eksistensi yang serasa tidak nyata."
"Namun, semenjak aku menguasai ilmu hitam. Pria tua itu selalu saja muncul di tempat ketika diriku sedang sendirian."
"Bahkan ketika kau tidur juga?"
"Benar, rasanya dia terus memperhatikan diriku."
"Anggap saja seperti kau bangun di tengah malam lalu tak bisa bergerak dan berbicara, pandanganmu tetap fokus pada pria tua itu yang diselimuti dengan siluet gelap."
"Apakah kamu tidak pernah memberitahu yang lainnya mengenai pria tua itu?"
"Tidak, mencoba untuk memberitahu keberadaannya hanya membuat mulutku tidak bisa bergerak."
"Dan di saat aku berada di dalam toilet restoran. Waktu itu telah tiba dimana aku menerima sebuah tantangan dari Morgan."
"Hanya saja aku dulu tidak tahu, pria tua itu aku anggap sebagai musuh yang pernah aku habisi bersama seluruh bawahannya sampai ubun-ubunnya."
...
...
"Kau terasa seperti hantu yang mencoba untuk menghantui diriku, tetapi aku tak pernah terintimidasi dengan dirimu."
"Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?"
"Masih belum siap... kau tidak dapat memperlihatkan potensi tanpa penahan itu..."
"...kau belum siap."
"Kau hanya akan memberikan beban untuk dirinya... bisa juga tak sengaja terbunuh olehnya karena kesalahpahaman."
Shinichi menoleh ke belakang untuk menatap pria tua itu yang sedang menata rapi janggutnya, "Namun, cukup impresif juga untuk bocah sepuluh tahun sepertimu..."
"...mungkin pergerakan itu akan lebih baik lagi jika dilakukan sekarang."
"Apa maksudmu?" Shinichi mengerutkan dahinya.
"Kau perlu menyadari tentang keluasan dari dunia ini yang tak ada batasnya sama sekali."
"Setiap isinya dipenuhi dengan segala kemungkinan yang terjadi, kemustahilan sendiri tidak bisa membatasi dan menghentikannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]