Shinobu mengambil kembali Relic yang menempel pada peta itu lalu ia memperhatikan sarung tangan itu, "Tidak sakit?"
"Hmm! Semuanya baik-baik saja, mungkin aku ditugaskan untuk memberikan Relic kelima pada Ibunda."
"Itu gegabah sekali, lain lali jangan mengulangi kesalahan yang sama dimana kamu mendekati serpihan itu lagi."
"Maaf, Ibunda... aku akan menembus kesalahan itu dengan mengambil Relic kelima serta mengakhiri semua teror dan horor ini!"
"Tetapi kita akan menghadapi ketakutan yang tak diabaikan..."
"...dilawan dengan keberanian saja sulit, intinya kita tidak boleh terkonsumsi dengan ketakutan itu."
"Jernihkan pikiran, hati, dan perasaan dengan segala hal yang membahagiakan agar kita bisa mengalahkan konsep personal sialan itu."
"Benar juga... yang membuat Koneko penasaran adalah The Sea of Fear, kemungkinan besar entitas yang dimaksud adalah perwujudan dari segala kekacauan."
"Kamu sepertinya sudah berpengalaman ya karena mengunjungi gua dan mengerikan itu."
"Ibunda membaca diriku ya."
"Untuk berjaga-jaga, takutnya kamu tak mau bercerita kejadian yang asli secara langsung."
"Aku takut dimarahi karena terjatuh ke dalam masalah bercabang ini." Shinichi terkekeh selagi memperlihatkan sarung tangannya.
"Jangan takut aku marah, lagi pula Ibu sendiri sering terjatuh ke dalam masalah yang akhirnya malah bercabang." Shinobu terkekeh pelan.
"Sepertinya aku tidak akan bisa ikut dengan kalian." Kevin mendekati mereka dengan ekspresi yang terlihat takut.
"Tak ada yang mewajibkan dirimu untuk ikut, Kevin. Kau hanya perlu beristirahat di dalam perkemahan ini."
"Semoga kau bisa hidup bahagia setelahnya karena sudah terjebak di dalam gua itu dalam waktu yang sangat lama."
"Aku sendiri kagum melihat pria tua sepertimu masih bisa bersikap positif."
"Ahahaha, tidak perlu memuji diriku, anak muda. Kau juga jangan lupa untuk tetap menjadi seseorang yang membanggakan bagi Ibumu."
"Shinobu, dia adalah putra yang sangat baik." Kevin melangkah pergi meninggal mereka untuk beristirahat.
Shinobu tersenyum selagi memperhatikan Shinichi yang mulai tersipu, "Masih ada Manusia waras ya... kamu tidak salah memilih."
"Begitulah."
"Anak pintar." Shinobu mengusap kepala Shinichi sampai ia memunculkan ekor kucingnya yang terus bergerak dengan cepat.
Elio dari jauh memperhatikan mereka berdua yang membagi hubungan begitu lembut sebagai putra dan ibu, "Berjaga-jaga ya, baguslah."
"Teruslah merasakan kebahagiaan agar kita tidak perlu berurusan dengan konsep personal yang sangat efektif terhadap ketakutan."
"Kabar yang baik, nak." Bobby mendekati Shinichi dan Shinobu yang sedang berdiskusi.
"Membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua jam untuk menggambar peta baru yang sudah aku coret dan hancurkan waktu itu."
"Itu artinya kita bisa bergegas langsung menuju The Sea of Fear yang berdekatan dengan monumen."
"Entitas apapun ini, dia adalah dalang dibalik semua teror dan horor. Kita perlu memberikan resolusi yang terbaik agar masa depan bisa teraih oleh dunia ini." Kata Shinichi.
"Apakah kau yakin ingin pergi dengan keadaan seperti itu? Sangat lembek..." Kata Bobby selagi memperhatikan Shinichi dan yang lainnya.
Mereka tidak mengenakan zirah apapun, "Kau sendiri bagaimana? Yang kau kenakan adalah pakaian profesor atau semacamnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]