86 : Putusnya Hirarki

240 47 87
                                    

Lucifer terlihat sangat kacau sekarang. Sayapnya yang sangat ia banggakan akan kemurniannya, kini hampir semuanya rontok, tampak seperti sayap ayam tanpa bulu. Tidak hanya itu, tubuhnya tampak sangat memprihatinkan. Ia mengalami luka bakar serius karena hampir dicerna oleh Lub, slime milik Prof. Alvor.

Bahkan, di akhir pertarungannya pun, ia harus merasakan sakit di leher dari cengkraman tangan Abraxas, seorang malaikat jatuh yang sama murninya dengan Lucifer.

Lucius dan semua makhluk di sana tampak terdiam melihat kejadian di depan mereka itu. Para malaikat jatuh pun tak kalah tercengang. Sang pemimpin terlihat sudah tidak memiliki kebanggan apa-apa lagi. Semuanya hancur dan sirna.

Lucifer meronta ingin melepaskan diri. Namun, dia sudah sangat kelelahan dan kesakitan membuat cengkraman Abraxas terasa sangat keras.

"Abraxas, kau terlalu banyak bermain," ujar Lakhuus. Sosok malaikat jatuh serba hitam di sebelah Abraxas. Mulai dari pakaian, rambut, sayap bahkan iris mata.

"Oy, siapa kalian!?" bentak Lucius. Ia sedikit kesal karena pertempurannya terganggu. Apa lagi setelah bertarung dengan Lucifer dan berhasil memojokkannya, justru orang yang baru datang ke medan perang mencoba mengambil usahanya.

"Diamlah, Sampah," timpal Lakhuus. Dia tidak bergerak. Namun, sorot matanya begitu tajam menatap Lucius. Pelayan Erix itu merasakan seakan ribuan pedang sedang diarahkan kepadanya. Membuat rasa yang sudah lama hilang, kembali muncul. Lucius gemetar ketakutan.

Abraxas mulai beraksi. Sambil tersenyum, malaikat jatuh itu menghujamkan tangannya ke arah dada Lucifer. Kelima jarinya itu meresap masuk dan mencengkram jantungnya. Lucifer seketika meronta, ia menjerit kesakitan. Berbeda dengan Abraxas yang justru tertawa terbahak-bahak.

Dari tubuh Lucifer, aura putih keluar perlahan seperti uap dan masuk ke tubuh Abraxas. Di waktu yang sama, darah segera juga keluar dari celah di dada dan ikut pindah bersama aura putih tadi ke tubuh yang sama.

"Apa yang kalian lakukan!?" seru Lucius lagi. Kali ini ia sangat curiga karena entah kenapa, ia merasakan firasat buruk yang akan mengancam.

"Hentikan dia! Siapa saja, hentikan dia!" jerit Samsapel tiba-tiba. Hal itu menarik perhatian Selina dan langsung mengeluarkan kekuatannya. Ia alirkan energi ke pedang membuat senjatanya itu bersinat hijau dan langsung ia ayun secara vertikal. Sinar tebasan berbentuk bulan sahit hijau seketika melesat mengudara. Dalam waktu hanya kedipan mata, serangan Selina tersebut menghantam Abraxas.

Namun, serangan Selina seketika hancur oleh pelindung hologram milik Lakhuus.

Serangan Selina tidak sekali itu saja. Ia terus menyerang tanpa henti sampai Abraxas menghentikan aksinya.

Isack juga iku menyerang. Ia mengendalikan semua pedangnya menebas perisai sihir untuk menghancurkannya.

Alatar pun demikian. Dengan Tombak Poseidon di tangannya, ia menciptakan puluhan tombak es dan langsung ia hujamkan.

John tidak ikut membantu kali ini. Setelah pertempurannya dengan Ramel, kapten pasukan kesatria Alexis itu menghabiskan banyak energi membuatnya kekelahan sekarang.

Begitu pula dengan Linda selaku wakil komandan pasukan kesatria Alexis, terpaksa hanya menonton karena kehabisan mana.

Para komandan malaikat jatuh yang membelot, justru ikut menyerang. Samsapel mengerahkan sebuah kemampuan yang terlihat seperti tembakan laser putih kekuningan, keluar dari ujung tongkatnya.

Danel dan Ramiel pun melakukan hal yang sama. Mereka mengerahkan serangan laser berkekuatan tinggi untuk menghancurkan pelindung hologram Lakhuus. Sayangnya, semua serangan itu tampak tak berkutik. Semuanya melebur saat menghantam perisai sihir tersebut.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang