Serangan tiga arah di wilayah Kerajaan Camelot membuat semua penduduk Leavgard di penjuru benua gemetar. Mereka takut kalau mimpi buruk dan sejarah kelam akan kembali terulang.
Beberapa negara yang tidak memiliki banyak pasukan, hanya bisa membantu dalam bidang lain. Seperti negri para dwarf, Kerajaan Uradun, bekerja sama dengan dengan Kerajaan Saban untuk mempersenjatai pasukan Kerajaan West Cape yang sekarang dalam perjalanan.
Mereka baru memasuki Kerajaan Lumira dan membutuhkan waktu sekitar seminggu untuk tiba di Kerajaan Camelot.
Dengan waktu selama itu, ditakutkan saat mereka datang nanti, pasukan gabungan Ziheld, Lumira dan Camelot sudah hancur.
Perjalanan tersebut sudah ditebak oleh Menerva, Wakil Kepala Sekolah Negara Sihir Alexis yang secara garis pemerintahan merupakan wakil kepala pemerintahan. Dia menyebarkan semua penyihir ke seluruh kerajaan untuk membantu mengirim pasukan, amunisi dan makanan menggunakan gerbang teleportasi.
Dengan ilmu yang ditemukan oleh Edward dan Hiel tersebut, hampir semua penyihir tingkat atas tahu cara membuat teleportasi. Namun, hanya untuk perpindahan satu arah saja.
Ini pertama kalinya untuk semua penyihir tidak mengikuti Merlin sejak Negara Alexis didirikan tiga ratus tahun yang lalu. Mereka merasa pilihan Mester berkhianat merupakan keputusan yang gila dan tidak masuk akal. Memberontak, mungkin kata yang tepat.
Sekarang Negara Alexis merupakan negara bawahan Kerajaan Camelot sehingga keputusan yang diambil harus mengikuti pusat. Merlin merupakan pelayan Arthur yang artinya Alexis juga begitu.
Keputusan berat yang membuat para penyihir kebingungan. Ikut master mereka atau ikut Camelot. Namun, terlepas dari apa yang menjadi polemik, musuh mereka tetaplah pasukan iblis. Mereka memilih mengesampingkan urusan Merlin dan fokus dalam menekan serangan monster.
Jika benteng Kerajaan Camelot runtuh, bukan hanya Camelot, tetapi seluruh Leavgard akan runtuh karena di Camelotlah kekuatan tempur terhebat dari seluruh benua berpusat.
*****
Kembali ke tiga hari sebelum pasukan iblis beraksi, di laut lepas dari arah utara Kota Gizaros, terdapat sebuah pulau yang tampak putih karena salju.
Hampir seluruh pulau tak terlihat lagi akan coklatnya tanah atau hijaunya daun pohon, semuanya putih.
Di tengah pulau terdapat sebauh bukit yang tertutup akan kemegahan istana es. Begitu luar biasa gagah dan dapat membuat iri arsitektur terhebat mana pun.
Pilar-pilar es kokoh menjulang tinggi. Menara pengawas yang hebat memantau setiap pergerakan di seluruh laut sekitar pulau.
Sungai-sungai kecil yang tidak membeku, bahkan suhu airnya tidak dingin, tampak mengalir di seluruh pulau seperti akar pohon membentuk jaringan jalan bagi makhluk lain melintasinya. Mereka adalah mermaid dan merman, ras hibrida manusia dan ikan. Jumlah mereka tidak banyak di sana, tetapi keberadaan mereka cukup eksis.
Tidak ada manusia. Seain mermaid dan merman, hanya ada makhluk berwujud boneka salju berbagai ukuran sedang wara-wiri mengelilingi pulau. Berbentuk seperti boneka maneken dengan hidung runcing dari balok es. Seperti sedang berjaga untuk melindungi pulau dari suatu ancaman.
Ada satu makhluk lagi yang menghuni pulau tersebut. Secara fisik dia terlihat seperti tubuh manusia yang sudah lama membeku, tampak membiru sekujur tubuh. Namun, bisa dipastikan kalau dia bukan manusia karana manusia tidak memiliki fisik seperti itu.
Makhluk manusia beku tersebut terlihat sedang asik bermain dengan makhluk bola salju kecil yang mencoba untuk berlari. "Fokus, seperti itu. Pertahankan. Kau harus bisa menyeimbangkan tubuhmu," ujarnya sabil membimbing bola salju tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...