67 : Penaklukkan Kota B

339 68 66
                                    

"Hoy, makhluk apa itu?" seru Isack yang memantau wilayah raja iblis dari atas tembok raksasa. Komandan kesatria dari Negara Sihir Alexis itu tidak sendiri, ada beberapa bawahannya yang langsung menoleh ke arah yang ia tunjuk.

Alatar Gorindof selaku pemimpin para penyihir dan adiknya Gaslin Alania tampak terbelalak . Sesosok raksasa bertubuh kekar dengan masa otot yang bergelembung, mengenakan tunik putih selutut dengan kain kuning sebagai pengikat di pinggang. Berjalan perlahan mendekati area tembok.

Makhluk itu bukanlah raksasa biasa. Ia memiliki tujuh kepala yang tersusun berderet dari bahu ke bahu yang lapang. Mereka juga bertanduk, ada yang sepasang seperti domba, ada juga yang hanya cula seperti badak. Dan juga, terdapat satu lingkaran suci ukuran besar yang dipenuhi dengan cahaya gemerlap di atas kepala mereka. Aura yang terpancar mengandung kesucian seperti para malaiakat.

Namun, bagi Isack dan pasukannya dari Negara Sihir Alexis, makhluk di hadapan mereka tetaplah musuh karena datang dari dari daerah timur, wilayah Raja Iblis. Apa pun wujudnya.

"Jendral, pasukan kita tidak akan mungkin bisa bertarung dengan makhluk itu," ujar seorang kesatria wanita cantik yang menghampiri Isack.

"Aku tahu, Linda," sahut Isack. Ia sedang berfikir keras sekarang.

Linda Austin Percival merupakan seorang wakil kapten batalion. Bersurai pirang kemerahan yang tambak bergelombang seakan menekankan wanita yang arogan. Namun, karena kecantikannya itulah terkadang dia diremehkan.

"Jendral, perintah Anda!" seru seorang kesatria laki-laki yang tampak gagah dengan zirah mewah penuh permatanya. Rambut pirang halus sebahu yang nampak jelas sering dirawat itu, dapat menggoda wanita mana pun dengan mudah ketika bergoyang ditiup angin.

"Semua kesatria, bantu semua warga Camelot untuk mengungsi. Linda, Alatar, Gaslin dan kau John, serta semua penyihir bantu aku untuk melawan makhluk itu!"

"Siap, Pak!" seru semua orang.

"Sekarang, bergerak!" seru Isack lagi memberi komando. Para kesatria yang awalnya berbaris, kini bergerak dengan susunan yang tetap rapih saat menuruni tembok melewati tangga. Tugas mereka sekarang adalah membantu beberapa penduduk yang mayoritas wanita dan anak-anak dari berbagai ras untuk memasuki benteng. "Yang lainnya, ikut aku!"

Isack mencabut pedangnya dengan cepat, pedang dua mata yang indah berwarna putih dengan gagang berbentuk seperti sayap burung warna merah. Dengan mengalirkan mana ke kristal ungu pada gagang, senjatanya itu terbalut energi dengan warna yang sama dalam sekejab dan membuat ukurannya menjadi sangat besar. Isack merentangkan pedang tersebut dan menaikinya. Setelah itu, ia terbang meluncur seolah pedangnya merupakan papan seluncur.

Berbeda dengan Isack, John mengalirkan energinya ke kristal merah pada zirah dan ia pun melayang. Sepertinya setiap kristal pada zirah mewah itu, memiliki kegunaannya tersendiri. Bukan sekedar hiasan.

Linda sang wakil komandan tidak bisa menggunakan kemampuan seperti dua rekannya. Jadi, ia naik ke sapu terbang bersama Gaslin dan mereka langsung tinggal landas. Di belakang mereka, Alatar yang memimpin pasukan penyihir, terbang dengan barisan yang rapi.

Seseorang tiba-tiba membuka pintu rumah dengan tergesa. Iris abu-abu laki-laki itu menyapu semua ruangan untuk mencari seseorang. "Lucius!" serunya setelah melihat satu-satunya pelayan laki-laki di ruangan tersebut. Rambut coklat yang tertutup topi kerpus langusng memasuki ruangan. "Makhluk apa itu?" tanyanya dengan khawatir.

Selain Lucius, di sana ada monster lebah raksasa yang berpenampilan seperti ratu. Bagian tubuhnya unik, atas merupakan tubuh lebah dan bagian bawah berupa sarang tawon menyerupai gaun. Meski disebut monster, penampilannya tidak terlalu menyeramkan. Lebih seperti kesatria bertopeng serangga.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang