Kerajaan Alexa
Sebuah negri yang sangat damai berdiri di sebuah pulau pada ujung utara benua. Negara paling kecil di Leavgard ini merupakan negara yang didirikan oleh Kaum Arthurian dan bangsa-bangsa yang tersisa dari negara yang sudah dihancurkan pasukan Raja Iblis.
Pusat pemerintahan negri ini diatur oleh sebuah sekolah berbasis sihir yang merupakan ikon penting negara tersebut. Jadi, kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi negri, staf sekaloah merupakan kabinet dan osis merupakan dewan perwakilan rakyat.
Para siswa di sini bukan sekedar sekolah untuk menuntut ilmu, mereka juga mewakili daerah mereka untuk berdiri dalam pemerintahan.
Merlin si Janggut Putih yang saat ini merupakan salah satu dari Delapan Belas Pelindung Leavgard menjabat sebagai kepala sekolah negri tersebut.
Meski kecil, namun kesejahteraan dan kedamaian rakyatnya sangat terjamin. Bahkan, di negri ini tidak ada hewan yang kelaparan. Menunjukkan tidak adanya kesengsaraan pada setiap individu.
Namun tiba-tiba, sebuah guncangan cukup besar menggetarkan tanah negri tersebut. Gampa ini bukanlah suatu aktivitas alam biasa, namun getaran ini berasal dari Dungeon Baturaja yang sejak dulu sangat sulit untuk di taklukkan.
Seperti yang semua shensin ketahui, jika sebuah dungeon sudah mulai menimbulkan efek gempa, itu berarti pasukan besar di dalam dungeon siap untuk menyerang.
Saat ini, para kabinet sedang mempersiapkan penyerangan besar-besaran ke dalam dungeon itu dengan Isack Knarley Gareth – keturunan salah satu kesatria meja bundar, Gareth – selaku jendral negara sebagai pemimpin pasukan.
Disaat sedang dibuk-sibuknya itu, seekor dragon biru datang ke sekolah sihir dan mendarat di halaman sekolah membuat para siswa menyebar ketakutan. Sedangkan yang memiliki kemampuan sihir cukup tinggi, mereka maju dan siap menyerang ancaman tersebut.
"Tahan!!" seorang wanita tua, tidak terlalu tua sehingga disebut nenek-nenek, berjalan cepat menghampiri dragon tersebut.
"Aku mencari Minerva," ujar dragon biru itu.
"Apakah namanu Tanin, dragon utusan Beatrice?" tanya Minerva.
"Ya, benar. Aku ingin menjemput Tuan Edward Astin Loncelot."
"Aku sudah siap!" Seorang laki-laki mengenakan blazer musim gugur berwarna abu-abu, berlari ke arah dragon biru itu sambil memegang topi flatcap di kepalanya sihingga tidak terjatuh. "Aku sudah siap."
"Dia Edward Astin Loncelot," ujar Minerva.
Sang dragon biru menundukkan tubuhnya supaya Edward dapat naik ke punggungnya.
"Apa Anda tidak istirahat dulu, Tuan Dragon? Kami bisa menawarkan teh hangat untuk Anda," tawar Minerva.
"Terima kasih, Nyonya. Namun aku tidak ingin tuanku menunggu. Akan lebih baik jika aku mengantar Tuan Edward dengan segera," jawab Tanin itu dengan santun.
"Dragon yang sopan," gumam Edward. "Baiklah, Tuan Dragon. Kita berangkat sekarang."
Edward naik ke punggung Tanin yang ramping itu, lalu duduk dengan mantap di pangkal sayap.
"Berpegangan yang erat," ujar Tanin.
"Akan aku usahakan," sahut Edward sedikit gemetar.
"Kalau begitu, aku permisi." Tanin mulai mengepakan sayapnya. Dengan sekali loncatan, tubuh kadal raksasa itu mulai melayang dan mengudara. Melesat cepat meninggalkan ibu kota Negara Alexa tersebut.
Pertendaan Perbatasan
Di luar tenda, Tatsumi sudah menunggu Lucius. Pemuda itu langsung menghampiri pemimpin sementara Camelot tersebut untuk menyampaikan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...