Kericuhan dan teriakan perang terdengar mengumandang di area bibir pantai. Semua pasukan gabungan tampak begitu serius membasmi setiap makhluk ikan sambil melindungi rekan mereka. Kerja sama yang solit itu, membuat setiap kelompok monster ikan yang menyerang seperti tidak ada apa-apanya di hadapan mereka.
Di sisi lain, Pasukan Angkatan Laut Espada Kerajaan Orlando berhadapan dengan monster ikan paus raksasa.
Mereka sedikit sulit menghadapi monster kali ini karena terus bersebunyi dan menyelam. Namun, meski begitu, mereka pantang menyerah. Apa pun musuhnya, mereka akan hadapi.
Pada tempat yang terpisah, Erix berhadapan langsung dengan Leviathan. Mereka melayang di atas laut, mengambang seakan grafitasi tak berpengaruh pada mereka.
Pangeran neraka tersebut sepertinya yang akan memegang kendali pertempuran karena dia menyandra Haruka bersamanya.
Erix tak bisa berkutik sama sekali sekarang. Setiap serangan yang akan ia luncurkan pasti tertahan dengan perisai sandra tersebut.
Gigi Erix menggeletuk tanda dia sangat geram. Aksi pengecut Leviathan membuat emosinya tersulut cepat.
Namun, dia coba menahan diri dan berfikir bagaimana caranya untuk menyelamatkan Haruka.
"Kenapa kau tidak menyerang? Ayo maju sini, hehehe." Senyum kemenangan melengkung tajam di wajah Leviathan, sedangkan wajah Erix tampak kecut menanggapinya.
"Kau sungguh licik," ujar Erix menggerutu.
Leviathan seketika tertawa. "Jika kau yang dulu, mungkin aku tidak akan melakukan hal ini. Pada pertemuan pertama kita di Dungeon Danau Abyss, kau bahkan gemetar hanya dengan melihat keberadaanku. Sekarang kau tumbuh terlalu cepat sampai membuatku takut, kau bahkan bisa membunuh Asmodeus dan Beelzebub. Kakuatanku memang di atas mereka, tetapi aku juga harus berhati-hati."
"KAU!" Erix seketika melesat menghampiri. Dia ayunkan pedangnya secara horizontal.
Segera Leviathan mengarahkan tubuh Haruka sebagai perisai. Namun, Erix tahu hal itu. Dia langsung membelokkan pedangnya ke atas melewati Haruka tanpa melukainya dan langsung mengerahkan tendangan berputar. Sasarannya adalah lengan Haruka untuk menyingkirkan tubuh kekasihnya itu.
Tendangan Erix tepat kena sasaran membuat tubuh gadis itu terlepas dari tangan Leviathan. Sekarang, laki-laki berzirah sisik kadal biru itu tak ada pelindung sama sekali. Segera Erix menghunuskan pedangnya dan siap menusuk.
Sayangnya, rencana Erix sudah diprediksi lawannya. Tubuh Haruka sudah terikat dengan mantra air sehingga saat dia terlepas, tubuh itu kembali ke tangannya dalam waktu singkat.
Pedang Erix yang meluncur sempurna, langsung berhenti sekitar satu senti dari perut Haruka. Pemuda itu langsung mengepakkan sayapnya untuk mundur menjauh.
Leviathan kembali tertawa. Setiap gelaknya menambah rasa benci Erix terhadap pangeran neraka tersebut.
"Bagimana, masih mau melawan? Semakin kau memberontak semakin kau akan menyakiti gadis kecil ini," ujar Leviathan penuh kemenangan. "Bagaimana kalau kuberi kau saran. Aku akan melepaskan gadis ini dengan syarat kau harus membunuh dirimu sendiri."
"Kau!" seru Erix membentak. Dia sangat kesal sekarang.
Leviathan justru tertawa terpingkal-pingkal. Ia mencengkram tulang rahang Haruka sehingga mulutnya terbuka, kemudian dia mainkan mulut gadis itu. "Aku mohon, jangan tebas aku. Oooh, Erix Arthur mengerikan," ucap Leviathan dengan suara yang dibuat-buat.
"LEVIATHAN!" raung Erix. Kekesalannya sudah memuncak.
"Eits, jangan macam-macam. Nyawa dan tubuhnya dalam genggamanku. Jangan sampai kau menyaksikan sesuatu yang mengerikan." Leviathan mendekap Haruka dan mencengkram payudaranya. "Pastinya kau tidak mau melihan adagan selanjutnya, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...