41 : Phoenix dan Pasukan Burung Ababil

628 78 47
                                    

Ribuan burung-burung api, berbentuk seperti burung merpati warna merah dengan dua pasang sayap terbakar, terlihat memenuhi langit sisi timur. Secara bersamaan, menembakkan batu-batu api dari mulut mereka.

Meyfa mengayun wand-nya ke udara dan langsung berseru, "Protect Magic : Barrier of Heaven!" Ini pertama kalinya Meyfa menggunakan mantra pertahanan tingkat tinggi. Kubah sihir raksasa warna biru keputihan, muncul dan melindungi medan perang dari serangan pasukan burung lawan. Namun, untuk lebih maksimal, ia memperkuatnya dengan mantra lain. "Meximize Protect : Castle of Iron!" Pernik-pernik cahaya agak kehitaman bercampur dengan sihir kubah raksasa. Mantra itu berfungsi untuk menambah pertahanan sampai ke batas maksimum.

Goblin Shaman Gratz ikut membantu. "Hyper Protection!" Cahaya merah melesat dari mata pada tengkorak di ujung tongktnya dan bersatu dengan perisai raksasa. Mantra ini sebenarnya adalah mantra pelindung. Namun, bisa digunakan untuk memperkuat pelindung sihir yang sudah ada.

Tidak hanya itu, Maui juga ikut membantu. Tubuhnya dikelilingi dengan energi hijau dan dedaunan. "Palè Kaua!" Energi hijau tersebut seketika melesat dan bersatu dengan perisai raksasa. Berbeda dengan mantra Gratz, mantra kepala suku Totempest itu merubah warna perisai. Kini aura kehijauan seperti awan muncul pada kubah pelindung.

"Sial. Tidak adakah yang bisa kita lakukan," sahut Mex kesal. Di atas tembok itu, ia tidak melakukan apa pun selain menonton.

Volette menepuk pundak kekasihnya untuk menenangkannya. Burung pelangi Mex pun melakukan hal yang sama. Ia mengelus kepalanya ke pipi Mex supaya tuannya tidak tegang.

"Maaf Vlieg, aku membuatmu takut." Mex juga menggenggam tangan Volette. "Maaf Vole, aku hanya sedikit kesal."

"Aku mengerti," ujar Volette.

"Aku bisa membantu kalian. Itu pun jika kalian percaya padaku." Aegina datang mendekat untuk menawarkan bantuan.

Mex dan Volette saling pandang. Mereka memang belum pernah bertemu wanita berjubah lusuh ini. Namun, selama dia bawahan Erix, dia bisa dipercaya. "Baiklah," ujar Mex. Volette pun ikut.

Aegina menghadapkan telapak tangannya ke arah burung pelangi Mex – Vlieg – dan tupai hijau Volette – Belka. Lalu ia menutup mata untuk memaksimalkan konsentrasi. "Level up," ujar Aegina. Di waktu bersamaan, tubuh Vlieg dan Belka terbalut cahaya merah cerah. "Hight level up." Secara perlahan, energi merah itu membesar. "Maximum level up!" Tubuh kedua hewan fantasi itu semakin besar lagi hingga setinggi dua meter dan cahaya itu pecah seperti cangkang. Muncullah sosok burung pelangi besar dengan pancaran warna eksotis dan seekor beruang dengan ekor yang lebat. Antara tangan dan kaki beruang itu terdapat selaput yang biasa dimiliki tupai terbang.

Mex dan Volette sangat terpukau akan perubahan wujud dua familiar mereka.

"Jangan menunggu lama. Langsung bantu medan perang. Mantra ini bersifat sementara," sahut Aegina memecah keterkaguman Mex dan Volette.

Mex segera naik ke tubuh Vlieg dan Volette naik ke tubuh Belka. Lalu, kedua hewan itu meloncat dari tembok dan terbang bebas. Sedangkan Aegina, ia langsung merapal mantra lain ke arah kubah raksasa. "Hyper Protection!" Sama seperti milik Gratz, energi merah melesat dan memperkuat pelindung tersebut.

Beruang Belka mendarat dan langsung bergabung dengan para monster dari kaum Trainer untuk membantu menghancurkna musuh. Cakar ganas beruang itu merobek apa pun. Para srigala kaum Trainer tampak kaget akan kedatangan beruang besar ini. Mereka sangka Belka adalah musuh. Namun, setelah melihat Volette di punggungnya, mereka langsung terperangah.

Lengkingan teriakan Vlieg menggema di gelapnya malam. Namun, teriakan itu bukanlah teriakan biasa. Dari pasukan Dungeon Hallow, tubuh semua makhluk tampak bercahaya biru. Teriakan ini meningkatkan daya tahan mereka.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang