Dua orang Werebeast weretiger terlihat berlari terburu-buru saat menelusuri hutan yang pohonnya tidak terlalu rapat sehingga cahaya matahari bebas masuk ke setiap celah hitan tersebut. Keduanya melesat cepat seakan dikejar sesuatu yang mengerikan.
Benar saja, jarak sekitar sepuluh meter di belakang, terdapat makhluk seperti manusia merah terus memburu mereka. Para pemburu tersebut terlihat mirip dengan kera yang tidak berbulu dengan kulit warna merah. Ekor aneh mereka, yang seperti tanda panah, menjadi identitas tersendiri yang langsung bisa dikenali.
"Ayo, Nona Haruka. Kita harus cepat!" seru weretiger jantan.
"Tapi, kenapa di sini ada iblis ...." Haruka jelas kebingungan. Bagaimana iblis-iblis itu bisa berkeliaran di hutan ini. Meski mereka iblis kelas rendah, tetepi keberadaan di sini yang membuat Haruka terus bertanya. "Lucius, apa kau tidak tahu informasi ini?"
"Komunikasi kita sudah terputus sejak Master Merlin berkhianat. Aku tidak tahu apa pun sekarang," jawah Lucius tanpa menghentikan langkah kakinya.
Haruka mengeluarkan wand-nya dan langsung dia ayunkan. Sebuah tombak cahaya muncul dan melayang mengikuti Haruka yang sedang berlari. Setelah itu, Haruka menaiki tombak tersebut. Dengan sekali ayun pada stik sihirnya, tombak tersebut seketika meluncur sangat cepat.
"Lucius, cepat susuk aku!" seru Haruka.
Namun, Lucius tidak berpikir demikian. Dia justru berhenti, mengeluarkan pisau hitamnya, dan berbalik menghadapi serbuan iblis-iblis tersebut.
Memang mereka iblis kelas rendah, mungkin kasta terbawa dari ras tersebut, tetapi mereka sangat amat banyak. Lucius bisa menebak kalau julahnya lebih dari tiga ratus.
Saat melihat Lucius berhenti, para iblis yang mengejar pun berhenti. Mereka sekarang fokus dengan Lucius.
Weretiger jantan itu terlihat besiaga. Dia mengerang dengan pisau hitam di tangannya.
"Percuma menyamar. Aku tahu wujud aslimu, Lucius." Seorang wanita maju dari pasukan iblis. Ia berjalan dengan senyum kemenangan.
Dari pakaian yang dikenakan, berupa pakaian belly dance yang seksi, Lucius langsung tahu siapa wanita tersebut. "Nona Nagini ...?"
Lucius menonaktifkan alat penyamarannya dengan menyentuh bros di dada. Wujud weretiger tampak pecah dan menunjukkan sosok manusia di baliknya.
"Sudah kuduga. Kau tidak akan bisa lepas dari mata ularku yang sudah dilengkapi tez nigahen yang memebuat mataku bisa melihat apa yang disembunyikan," jelas Nagini.
"Kenapa ...? Kau familia tuanku, kan? Bagaimana bisa kau melakukan hal ini?" Lucius yang tercengang setidaknya mencari sedikit informasi. Bukan hanya Merlin, tetapi Nagini juga.
"Erix sudah tidak ada lagi, Lucius. Aku bebas sekarang. Dan juga, dia tidak memerintahkanku untuk melakukan apa pun. Sekarang, aku bebas melakukan apa yang aku mau," jawab Nagini lagi sambil tertawa. "Bunuh dia!"
Seruan Nagini tersebut membuat semua iblis melesat melewati semak serta pepohonan hutan dan langsung menerkam Lucius.
Sebagian besar dari mereka bersenjatakan tombak dan langsung menusuk target mereka secara bersamaan.
Lucius segera mundur untuk menghindar dan kembali meju menebas semua iblis di depannya. Hanya dengan sekali ayun, semua leher berhasil digorok. Namun, tombak lain menghujam dari arah belakang barisan depan. Untungnya, Lucius tahu serangan tersebut dan berhasil menghindar.
Tidak hanya itu, Lucius menerobos para iblis sambil menebas semua yang terjangkau pisau hitamnya.
Sebaris, dua baris iblis berhasil ia kalahkan. Tubuh makhluk itu pun hancur seperti kertas yang terbakar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...