162 : Bertahan dan Melawan

60 22 23
                                    

Di tengah kota yang sekarang nampak hancur tinggal puing, terdapat dua makluk yang saling berhadapan.

Erix, pemuda manusia bersenjatakan dua pedang legenda, berhadapan dengan Raja Iblis Satan yang sekarang berwujud tengkorak dengan sedikit daging menempel. Dua api merah kecil yang merupakan mata Satan saat ini, nampak berkilau melototi Erix.

Energi hitam yang begitu pekat keluar dari tubuh Satan. Energi itu terlihat seperti aurora yang datang dari neraka. Sedangkan Erix, dia mengeluarkan energi cahaya yang begitu suci. Meski wujudnya sekarang seperti iblis, tetapi energi itu tidak melukainya sama sekali. Tidak hanya itu, ada pancaran cahaya lain dari energi suci tersebut sehingga energi yang membalut tubuhnya memiliki ragam warna. Dia terlihat seperti lentera yang memancarkan campuran cahaya.

"Mungkin sudah takdirku untuk terus dipertemukan dengan Lord. Aku jadi teringat saat-saat aku bertemu Gilgamesh pertama kali. Dia terlihat sama sepertimu yang ...."

"Aku tidak terlalu suka basa-basi," potong Erix. Dia benar-benar tidak ingin mendengar cerita bodoh yang tidak ada hubungan dengannya. Langsung saja dia angkat Pedang Aculon, pedang yang dulu digunakan Gilgamesh untuk mengurung Satan, dan diarahkan pada musuhnya. "Ayo kita akhiri takdir bodoh ini."

Erix melesat dengan kecepatan luar biasa dan siap menebas Satan dengan Pedang Aculon yang sudah terbalut energi putih. Tentu Satan tidak akan membiarkan serangan itu mendarat padanya. Segera dia ciptakan perisai sihir kegelapan yang dia gunakan sebelumnya, tetapi kali ini dia buat jauh lebih tebal. Serangan Erix terpatul seketika.

Namun, bermain pedang bukanlah satu-satu keterampilan Erix. Dia mengeluarkan banyak sulur cahaya berujung tajam dari punggung dan langsung ia pecutkan ke perisai. Sebagian lagi, dia lesatkan ke setiap sisi perisai sihir Satan dan melewatinya begitu saja, kemudian langsung ia pecutkan pada tengkorak tersebut dari sisi belakang.

Satan meloncat mundur menghindari serangan Erix. Sayang, pemuda itu sudah merencanakan hal itu. Dia tiba-tiba muncul di belakang Satan dan langsung mengerehkan skill andalannya. "Hanum um Ranma!" Garis putih tipis tercipta diikuti cepatnya Erix melesat menebas Satan.

Belum selesai sampai di sana, Erix kembali menyerang dengan skill yang lain. "Anantasena!" Aura hitam putih membalut dua pedang dan menyerang dengan tebasan menyilang secara bersamaan. Serangan tersebut menghantam telak lawan dari belakang.

Sayang, apa yang Erix bayangkan tak seperti kenyataan. Mantel sihir tak terlihat yang sejak awal membalut seluruh tubuh Satan tak mampu Erix tembus sehingga lawannya itu tak tergores luka sama sekali.

"Seranganmu sangat kuat, tetapi belum sekuat Gilgamesh." Kali ini Satan yang menyerang. Dia mengeluarkan tentakel-tentakel kegelapan dari bayangannya dan berkerumun menyerang Erix.

Pemuda lawannya itu juga melakukan hal yang sama. Dia mengeluarkan sulur kegelapan berujung tajam dan dia benturkan ke tentakel kegelapan lawan. Aksi adu pecut diantara keduanya langsung tercipta. Potongan-potongan sulur dan tentakel yang berhasil dipatahkan, meloncat keluar dari pertempuran sengit dan hancur menjadi asap.

Namun, tingkat kekuatan mereka sangat jauh berbeda. Erix nampak tersudutkan.

Segera dia ambil inisiatif untuk menyelamatkan diri. Erix mengalirkan energi cahaya ke Pedang Excalibur dan langsung dia lempar. Pedang tersebut meluncur lurus dan memotong seluruh tentakel di depannya sampai akan menusuk Satan. Namun, lagi-lagi perisai sihir hitam kembali muncul dan memantulkan serangan Erix tersebut.

Pedang Aculon sudah terbalut energi putih yang sangat kuat dan padat sehingga bilah pedang itu sendiri tertutup dan tidak nampak sama sekali. Pedang Excalibur tadi hanya pengalihan, inilah serangan utamanya. "Hanum um Ranma!" Serangan sama seperti sebelumnya, tetapi kali ini puluhan kali lebih kuat.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang