71 : Mematahkan Pemicu

260 61 89
                                    

Beatrice melewati banyak pasukan musuh begitu saja. Dia bukannya tidak ingin bertarung. Namun, sekarang bukan itu tujuannya. Ia sedang mencari seseorang atau makhluk pemicu sihir api yang berpotensi meledakkan kota D.

Ia terbang cepat diantara pepohonan dengan mata yang sudah dilengkapi sihir pencarian. Hingga, di atas sebuah batu yang tampak mencuat keluar dari tanah sehingga terlihat seperti jurang pendek, ia mendapati seorang wanita dengan tubuh yang dipancari energi merah. Energi itu hanya Beatrice yang dapat melihatnya, tanda kalau dia orang yang dicari.

Tanpa basa-basi, gadis gotik itu langusng menciptakan bola kegelapan di tangannya dan menghantamkannya pada wanita tersebut. Sayangnya, serangan kejutan itu mampu dihindari lawan dengan cepat.

"Oy, apakah itu caramu menyapa?" tanya wanita itu tidak suka.

Penampilannya seperti seorang penyihir karena terlihat jelas dari topi kerucut yang ia kenakan. Berbusana gaun ketat warna biru gelap. Rok panjang itu, memiliki belahan samping yang juga panjang sampai ke pinggang membuatnya mudah dalam bergerak. Dan juga seksi.

"Heh, apa itu penting?" sahut Beatrice. Kembali ia mengumpulkan energi kegelapan dan membuat bola hitam di tangannya. Namun, kali ini bukan hanya satu, tapi ada beberapa yang tampak melayang-layang di atas tangan gadis gotik itu.

"Benar juga, itu tidak penting. Omong-omong, namaku Samigina, salah satu Bangsawan Iblis Pilar Solomon," ujar wanita itu memperkenalkan diri. Senyum manis berunsur kegelapan, melengkung di wajahnya.

Beatrice tidak ingin terlalu berlama-lama basa basi. Segera ia lempar semua bola kegelapan di tangannya itu untuk menyerang lawan. "Omong-omong juga, namaku Beatrice."

Samigina segera meloncat jauh untuk menghindari semua bola. Tercipta ledakan saat semua serangan Beatrice manghantam tanah dan mengangkat sejumlah besar debu ke udara.

Beatrice tidak berhenti di sana. Segera ia melesat menghampiri lawan dan langsung ia hantamkan semacam semburan energi merah darah dari kedua tangannya. Sayangnya, daya lesat Samigina saat menghindar cukup menyusahkan. Lagi-lagi serangan Beatrice tidak mengenai lawan.

Samigina tidak sekedar menghindar dan lari. Dari kedua tangannya, tercipta semacam lingkaran sihir di udara dan langsung ia tembakan semburan api dari sana. Beatrice melesat terbang untuk menghindari kobaran tersebut. Namun, Samigina menggerakkan tangannya untuk mengejar Beatrice sehingga terlihat seperti pelontar api.

Bara api yang tidak mengenai target itu, jatuh pada pepohonan dan membakarnya. Sepertinya, Samigina sengaja melakukannya sehingga daerah situ berubah menjadi lautan api.

"Sempurna," ujar Samigina dengan senyum merekah di wajah.

Ia rentangkan kedua tangannya membuat banyak sekali lingkaran sihir tercipta otomatis. Api di sekeliling mereka mulai bergejolak. Koborannya terlihat semakin besar sehingga menyerupai dinding api yang mengurung Beatrice.

Gadis master mantra kutukan itu menatap sekelilinganya dengan panik. Karena panas, bulir keringat mulai mengalir dari dahi ke dagu dengan cepat, lalu menetes ke bawah yang sekarang sudah dipenuhi dengan api yang menjilat-jilat. Tetesan keringat tadi seketika berdecis dan berubah menjadi uap sampai ke partikel terkecil.

"Apa yang kau rencanakan?" tanya Beatrice menggeretak.

"Leilalola Lehiraihi!" Kobaran api seketika meliuk membentuk pusau melengkung seperti sabit dan mengengilingi Beatrice. Bukan hanya satu dua sisi, tapi dari berbagai sisi. "Mati kau, Cebol!"

Semua pisau melengkung seketika berputar dan menghantam Beatrice. Yang awalnya tembok api, kini berbuah menjadi kubah api mengurung gadis gotik itu. Suara hentakan dan dentuman terdengar dari dalam tanda kalu serangannya berhasil. Senyum kemenangan seketika melengkung di bibir Samigina detik itu juga.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang