16 : Drak Elf, Salam dan Bocah

541 73 41
                                    

Ilrune al Halueth

Seorang dark elf - salah satu ras Elf dengan kulit berwarna ungu gelap - yang menunggangi seekor badak besar, berjalan pelan diantara lebatnya hutan belantara. Saat tiba di sebuah reruntuhan kecil, seperti susunan batu yang sudah dimakan usia, ia berhenti dan turun dari badaknya.

Ilrune menatap sekeliling, melihat lebatnya pepohonan yang ada. Namun, bukan itu tujuannya. Ia sedang mencari sekelompok dark elf yang seharusnya ada di sini.

"Kakak ...." Suara lirih seorang gadis dark elf terdengar di telinga.

Ilrune langsung menoleh ke sumber suara, di sana ia mendapati adik semata wayangnya bersama 3 dark elf yang lain. Segera ia menghampiri gadis itu dan memeluknya. "Milana .... Syukurlah kau baik-baik saja."

"Sudah lama sekali, Ilrune," sahut seorang wanita, salah satu dari 3 dark elf yang bersama Milana.

"Shol, Adan, Thalin. Terima kasih sudah menjaga adikku." Ilrune tersenyum dengan rasa terima kasih yang dalam.

"Ini sudah tugas kami untuk menjaganya, Ilrune," ujar Adan. Laki-laki yang bersenjatakan busur panah. Memposisikan diri sebagai ketua kelompok.

Shol al Amdal, Adan al Lehnier, dan Thalin al Muld, bersama adik Ilrune - Milana al Halueth membentuk kelompok shensin. Mereka sering dikenal dengan sebutan Lith Mor Party.

"Ilrune al Halueth, sang Raja Dark Elf. Raja tanpa wilayah. Sudah dua ratus tahun lamanya tidak terdengar kabar dan sekarang, ia mengumpulkan kita semua." Di sisi lain, seorang dark elf laki-laki yang terlihat sarkastrik, berjalan dengan gaya seorang penyair terkenal. Ia tidak sendiri, ada banyak sekali dark elf bersamanya.

"Kau terlihat sehat, Dagor," ujar Ilrune.

Dagor al Gannel merupakan dark elf yang berpengaruh diantara rasnya, dan sepertinya ia tidak terlalu suka dengan raja yang sekarang.

Dagor tunduk di hadapan Ilrune, namun terlihat seperti mengejek.

"Jaga sikapmu, Dagor." Suara berat terdengar dari sisi lain hutan. Terlihat seorang laki-laki dark elf bertubuh besar dan berotot dengan sebuah pedang besar di punggungnya. Ukiran rune pada pedang itu tampak berkilau jika diterpa cahaya matahari.

"Ernil!" Ilrune tampak senang dengan kedatangan kesatria satu ini. Sepertinya mereka cukup akrab untuk disebut teman.

Dia bernama lengkap Ernil al Dagnir adalah anak dari seorang jendral terhebat dark elf. Dan senjatanya, Fecthir, adalah pusaka dark elf terhebat.

"Tunduk pada raja!" seru Ernil. Ia dan semua dark elf di sana seketika tunduk di hadapan Ilrune. Termasuk juga Dagor dan anggotanya. "Apa yang membuat Anda mengumpulkan kami setelah sekian lama, Yang Mulia?"

"Kalian boleh berdiri," kata Ilrune dan semua dark elf kembali berdiri. "Pertama-tama aku mengucapkan sangat terimakasih karena kalian mau memenuhi panggilanku. Tujuanku kali ini adalah untuk mengajak kalian, semua ras Dark Elf, untuk bergabung ke pasukan garis depan."

"Apa! Anda yakin?" sahut Dagor. "Kita, dark elf, bergabung dengan manusia yang sudah menghancurkan negri kita. Tolong pikirkan kembali, Yang Mulia."

"Aku mengerti dengan apa yang kau rasakan, Dagor. Tapi kali ini berbeda, di sana ada Lord Class."

"Lord Class!!" Ernil sedikit tertegun. "Apa dia sudah memegang Excalibur?"

"Excalibur sudah di tangannya dan aku juga melihatnya dengan mata kepalaku sendiri." Ilrune memberikan penekanan dalam kalimat yang ia ucapkan. "Dia mengundangku untuk bergabung bersamanya, dan ia menjanjikan kebebasan atas tanah kita."

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang