Dungeon Hallow 2

128 : Quining

Erix berjalan dengan gagahnya, kemudian menaiki sebuah panggung sederhada di bibir pantai pulau es. Di hadapannya terdapat ribut mermaid dan merman berendam di laut, menatap ke arahnya dengan tatapan terpukau sekaligus kegum. Sang Penguasa dalam legenda, kini berdiri di hadapan mereka.

Di darat, terdapat roh es superior Bergrisar dan beberapa roh es lain yang merupakan pecahan energi dari Bergrisar sendiri. Anak, mungkin lebih tepat untuk menamai entitas mereka.

Erix merupakan satu-satunya manusia di sana, yang justru menjadi kasta tertinggi.

Saat menatap makhluk-makhluk itu pun Erix merasa sangat aneh. Setelah bangun dari tidur yang lama, dia justru menjadi eksistensi yang bahkan lebih mulia dari roh superior.

"Dua ribu lima ratus tahun bukanlah waktu yang sebentar. Aku sangat berterima kasih kalian sudah mau menjaga pulau ini dan melindungiku.

"Jujur aku merasa tidak menyangka akan posisiku sekarang. Bergrisar memang roh bawahanku, tetapi tidak dengan mermaid dan merman. Aku merasa kalau aku tidak pantas menjadi makhluk yang kalian agungkan. Lagipula, aku hanyalah manusia, tidak lebih."

Seorang mermaid maju ke bibir pantai. Sisiknya yang biru tampak indah saat terpapar cahaya matahari. Seperti keristal yang berkelap-kelip. Sangat mirip dengan Clio, gadis mermaid yang ia selamatkan dulu.

"Jangan berkata seperti itu, Yang Mulia. Kami adalah hadiah yang Clio berikan pada Anda. Kesetiaan Clio, sama besarnya dengan kesetiaan kami." Dia menunduk seperti sedang tunduk. "Aku Aurelia, akan mengabdikan diriku pada Anda, Yang Mulia."

Dua orang mermaid cantik pun maju dan berbaris di sisi Aurelia. Sisik mereka dan wajah semuanya hampir mirip dengan Aurelia menunjukkan kalau mereka memiliki ikatan darah.

"Aku Syrena, akan mengabdikan diriku pada Anda, Yang Mulia."

"Aku Luna, juga akan mengabdikan diriku pada Anda."

"Semua mermaid dan merman akan mengabdikan diri pada Anda, Yang Mulia. Tuntun kami ke masa kejayaan kami," ujar seorang merman. Saat dia berucap, semua merman dan mermaid menatapnya. Para merman dan mermaid yang berdiri di depannya langsung menyingkir seakan memberikan dia jalan.

Merman dewasa yang berumur sekitar 35 sampai 40 tahun itu, keluar dari air menggunakan sihir sehingga terlihat seperti terbang, kemudian melayang dan mendarat di panggung tepat di depan Erix. Ia menundukkan kepala cukup dalam pada pemuda itu.

"Aku Triton, pemimpin dari seluruh mermaid dan merman. Kami, akan mengabdikan diri pada Anda, Yang Mulia."

Saat Aurelia berkata akan mengabdikan diri pada Erix, raja Kerajaan Camelot itu meresa semacam hentakan ringan di dada. Dari sana dia merasakan kalau satu rasi bintang bersinar namanya. Aurelia dengan rasi Piscis Austrinus.

Namun, hanya Aurelia, tidak dengan yang lain.

"Ayolah, kita baru bertemu tiga hari yang lalu." Erix tidak bermaksud mengejek, tetapi itulah kenyataannya. "Kalian tidak mengenalku."

"Kami kenal Anda, Yang Mulia," sahut Triton.

"Kalian tidak mengenalku secara utuh," timpal Erix. Dia mulai memainkan energi cahaya dan kegelapan membuat auranya keluar dari tubuh pemuda itu. Tampak seperti api putih dan hitam yang membakar kayu secara bersamaan. "Aku adalah manusia yang ditakdirkan akan menjadi raja iblis selanjutnya."

"Anda juga seorang pahlawan yang diramalkan," timpal Triton.

Erix diam sesaat. "Bukankah legenda kalian mengajarkan untuk tidak mendekati manusia?"

"Kami tidak pernah mendekati manusia, tetapi bukan berarti kami tidak tahu informasi yang beredar di daratan. Erix Arthur, raja Kerajaan Camelot, menghilang sebulan yang lalu. Seminggu sebelum Anda bertemu dengan Aurelia di Kota Gizaros. Dan sekarang, Anda ada di sini, tidakkah itu merasa sedikit menarik. Dan juga, kami mendengar kabar kalau terdapat pengkhianat diantara orang-orang Anda di Camelot, Yang Mulia. Dan sekarang pasukan raja iblis menyerang dari tiga arah berbeda." Triton tampak tersenyum menjelaskan situasi yang sengaja dia sembunyikan. "Kami para mermaid dan merman siap menjadi tentara Anda, Yang Mulia."