"Jelaskan padaku!" ucap Lucius dengan lantang.
Hiel maju dan masuk ke dalam tenda, diikuti Haruka dan Mathilda. Nigel cukup terkejut dengan datangnya dua wanita ini dari belakangnya itu. Namun, ia lebih terkejut lagi dengan ramainya orang di luar tenda. Meski begitu, ia tetap fokus untuk menjelaskan apa yang ia ketahui pada pemimpin pengganti itu.
"Baiklah," Hiel mulai berbicara. "Apa kalian ingat dengan yang terjadi pada Erix sebelum ia menghilang?"
"Ditusuk dengan empat pedang?" jawab Raja Helicius. Semua teman-teman Erix tampak lesu seketika.
"Ia dikelilingi tiga iblis tingkat tinggi. Ablasa, A'wan dan Baphomet," jawab Hiel menimpali, tidak mau teman-temannya mengingat hal kejam yang menimpa ketua mereka.
"Benar juga," ujar Jareth mengingat kembali kejadian itu.
"Sepertinya, mereka membuat semacam ritual kecil. Naamah sengaja memperkuat perisainya supaya kita tidak bisa melindungi Erix. Namun, untungnya ia terkurung dengan Salamander, sehingga Erix menarik kembali Raja Naga itu ke dalam pedang dan menjadi sumber kekuatan untuk menyerang ketiga iblis itu," jelas Kotaro. Ia tidak akan melupakan apa yang ia lihat.
"Kau benar sekali," sahut Hiel. "Namun sayangnya, mantra yang mereka ucapkan sangat sempurna dan ritual berjalan dengan sukses meski ketiganya tewas dalam sekali tebas."
"Lalu, mantra apa yang mereka ucapkan?" tanya Lucius lagi. Ia semakin penasaran.
"Itu mantra teleportasi," jawab Hiel mantab. Semua orang di sana tergemap.
"Teleportasi!" seru Haruka. "Ta-tapi ... ia ... ia menghilang." Haruka masih ingat betul pelukan erat yang menghilang dari dirinya, dan kalimat maaf yang masih terngiang di telinganya.
"Mungkin itu proses perpindahannya. Karena sebelumnya, Mak Lampir mengatakan kalau mantra perpindahan sudah bekerja, dan mereka langsung mundur setelahnya," jelas Hiel lagi.
"Aku tidak tahu menahu mengenai mantra perpindahan itu," Mathilda mulai berbicara. "Tapi, aku mendukung pemikiran kalau Erix masih hidup. Buktinya ini." Mathilda mengeluarkan surat perjanjiannya dengan Erix. "Jika Erix mati, harusnya perjanjian yang aku buat dengannya akan rusak atau hancur. Tapi perjanjian ini tidak. Ini cukup membuktikan kalau Erix masih hidup."
Haruka terduduk. Seketika ia menangis, namun bibirnya tersenyum. Mendengar kalau Erix masih hidup membuat hatinya terasa begitu hangat. "Syukurlah ... syukurlah ...."
"Tapi, ke mana mereka memindahkannya?" tanya Lucius lagi. Ia memikirkannya dengan serius dengan tangan di dagu.
"Itu masih menjadi sumber permasalahan," ujar Hiel agak kecewa.
"Mungkin kami bisa membantu," sahut Beatrice. Gadis gotik itu maju dan masuk ke dalam tenda. "Ada seorang Arthurian jenius di Negara Alexis yang saat ini sedang merancang alat teleportasi. Ia mengakui pekerjaannya sudah mencapai 40%. Kemungkinan ia sudah tahu akan penjabaran mantra telportasi ini."
"Apa kau bisa memanggilnya ke mari?" tanya Lucius.
"Bisa, namun butuh waktu cukup lama mengingat perjalanannya cukup jauh," jawab Beatrice.
"Tuan Shin, apa ada di antra bangsa naga bawahan Anda yang memiliki kemapuan terbang dengan cepat?" tanya Lucius.
"Aku rasa ada. Aku akan memanggil yang tercepat dan menyuruhnya untuk menjemput orang yang dimaksudkan Nona Beatrice," ujar Shin.
"Baguslah jika begitu," syukur Lucius. Ia tampak sangat tenang dengan deraian air mata. "Syukurlah dia masih hidup. Syukurlah."
"Erix masih hiup!" seru Prilly di luar tenda. Ia langsung memeluk Selina. "Kakak Selina! Erix masih hidup!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...