52 : Penyelamatan Jean

365 56 35
                                    

Seorang laki-laki bertubuh tegap dengan masa otot yang kekar, berjalan bersama tiga temannya di tengah kota yang sekarang sangat ramai. Mantel yang berupa kulit singa, menutupi kepalanya dari terpaan angin musim dingin.

Semua bangunan di kota tersebut tampak dicat warna putih membuatnya seperti kota suci. Dengan atap yang dicat biru, menunjukkan seperti pengambaran awan di bawah langit.

Mereka berjalan mengelilingi kota untuk mencari penginapan. Setelah menempuh perjalanan jauh dari negri para dwarf, Kerajaan Uradun, membuat tubuh mereka sedikit kelelahan.

Tibalah mereka di bangunan dengan tanda pahatan bergambar kasur dari kayu di depan pintunya, yang menandakan kalau bangunan itu adalah penginapan, salah satu teman wanitanya langsung masuk ke bangunan tersebut. Namun, belum ada lima menit, ia kembali keluar.

"Ini juga penuh," ujar gadis yang berpenampilan seperti penyihir itu.

"Kenapa semua penginapan di kota ini penuh!" Seru laki-laki bersenjatakan kapak.

"Tenangkan dirimu, Sayang. Mungkin ada festival di kota ini yang membuatnya sangat ramai," ujar pasangan laki-laki berkapak tadi. Wanita itu tampak cantik dengan rambut pirangnya.

"Sepertinya kalian belum mendengar kabarnya, ya?" ujar seorang laki-laki yang kebetulan berpas-pasan dengan mereka.

"Kabar apa?" tanya wanita penyihir tadi.

"Kalau hari ini ada acara pembakaran seorang pengkhianat," jawab laki-laki tersebut.

"Tunggu dulu, pembakarang pengkhianat? Yang dibakar ini orang?" tanya laki-laki berkapak dengan menggebu. Ia sangat tidak percaya akan info tersebut.

"Benar, acaranya diadakan di alun-alun. Aku tidak menonton karena itu terlalu kejam," jelas laki-laki itu lagi sambil melangkah meninggalkan keempat pendatang tersebut. "Nikmati waktumu di Kota Hisis ini. Selamat tinggal."

"Hercules ...," gumam laki-laki berkapak menatap temannya.

Laki-laki berotot tegap tadi langsung melesat menuju ke alun-alun. Peristiwa ini memang bukan urusannya mengingat ia hanya singgah dan akan kembali meneruskan perjalannya. Namun, jika menyangkut kemanusiaan, ia tidak akan tinggal diam.

Keempat orang itu melesat dengan cepat menembus kerumunan manusia dan tiba di alun-alun. Ternyata di sana sudah sangat ramai. Ada berbagai macam ras menyaksikan sesorang wanita diikat di tiang pada sebuah panggung yang sudah dipenuhi kayu bakar di bagian bawahnya. Wanita itu tidak bisa berbuat apa-apa dan sepertinya dia tampak lemas.

Yang lebih mengejutkan, mereka kenal sosok terikat tersebut. Seorang wanita yang sangat dihormati karena salah satu dari Delapan Belas Pelindung Leavgard, Jean D'Arc.

"Dia sudah mengkhianati kita karena sudah bekerja sama dengan iblis. Selama ini, ia selalu berkata kalau dia bisa berbicara dengan Tuhan. Itu adalah bohong besar! Dia berkomunikasi dengan Raja Iblis!" seru sorang laki-laki yang mengenakan busana keagaam di atas panggung. Ia mengenakan jubah panjang berwarna hitam yang dijahit dengan benang warna emas.

"Kami tidak percaya, lepaskan Nona Jean!" seru seorang laki-laki dari kerumunan masa.

"Buka mata kalian, dia adalah pengkhianat!" seru pemuka agama itu lagi.

"Dia bukan pengkhianat!" sergah laki-laki di kerumunan tadi kesal.

"Jiwa yang malang. Inilah akibat terlalu lekat dengan pemuja iblis. Kita harus kembali menyucikan diri. Iblis sudah menghancurkan dunia selama 1.300 tahun dan akan berlanjut sampai mereka menguasai Leavgard seutuhnya. Dan orang-orang seperti pengkhianat inilah yang berperan untuk menyesatkan semua orang. Kita harus bersatu untuk mengalahkan pasukan iblis. Kita harus bersatu dalam satu kepalan untuk menghantam Raja Iblis Satan. Dewa Lignum selalu bersama kita, Amin." Pemuka agama itu melangkah dan meinggalkan panggung. "Bakar pengkhianat itu!"

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang