Di angkasa, sebuah pusaran cahaya muncul di depan Erix, begitu terang dengan pancaran yang menenangkan. Sesosok siluet orang berjubah muncul di sana dan itu membuat pusaran cahaya meredup dan menghilang. Nampaklah sosok wanita cantik berjubah dengan warna kombinasi antara merah jambu dan putih.
"Siapa kau? Kenapa kau memanggilku?" ujar wanita itu. Matanya terus terpejam, tetapi Erix yakin kalau dia dapat melihat.
"Leknaat?" Erix yang merasa ragu, memanggil nama wanita itu untuk mengkonfirmasi karena dia tidak mengingat Erix sama sekali.
Sebenarnya wajar saja karena sekarang Erix berada di Leavgard 2.500 tahun yang lalu.
"Kau ... sepertinya bukan dari masa ini. Siapa kau?"
"Perkenalkan namaku Erix Arthur, lebih lengkapnya Erix Oscar Zoratres Ibrahim Gabrielis Arthur, orang yang kau andalkan untuk menyelesaikan masalah di 2.500 tahun yang akan datang," jelas Erix cukup tepat.
"Aku mengandalkanmu? Memangnya apa yang akan terjadi 2.500 yang akan datang?" tanya Leknaat penasaran.
"Tidak boleh bertanya mengenai masa depan atau zamanku akan berubah. Kau cukup kasi tahu aku cara untuk mengekstrak energi kegelapan saat Bulan Purnama Ganghan. Lagi pula, kaulah yang menyuruhku ke zaman ini."
Leknaat diam sesaat. Dia harus mencerna apa yang dikatakan Erix benar-benar kenyataan atau hanya cerita yang dibuat-buat.
"Apa buktinya?"
"Bukti? Bukti, ya ...?" Erix mengusap dagunya untuk berfikir. Dan sialnya, dia tidak mendapati apa pun untuk menunjukkan kalau dia memang diutus oleh Leknaat masa depan. Namun, dia mendapati pemikiran lain. "Kau ... kau buktinya. Aku tahu namamu dan memangilmu."
Pernyataan yang tidak bisa disebut sebagi bukti. Namun, mengingat statusnya sebagai Dewa dan pemuda di depannya itu dapat memanggilnya dengan mudah, hal itu bisa dijadikan sugesti yang cukup kuat.
"Baiklah, anggap saja aku percaya padamu. Apa yang kau inginkan dari energi kegelapan yang dipancarkan Bulan Purnama Ganghan?"
"Aku hanya ingin resistensi kekuatan tubuhku terhadap energi kegelapan ditingkatkan sampai batas maksimum sehingga aku bisa menggunakan energi kegelapan sebesar apa pun yang aku miliki."
"Energi kegelapan? Kau mengendalikan energi kegelapan?"
"Tidak sepenuhnya salah," jawab Erix cepat karena tidak mau ditanyai lagi. "Jadi, beri tahu aku caranya."
"Maaf, aku tidak tahu caranya."
Erix melesat otomatis mendekati Leknaat. "Jangan bercanda. Ini bukan saatnya main-main."
"Aku memang tidak bisa melakukannya, jadi tidak ada yang bisa aku lakukan," jawab Leknaat tegas untuk menjejalkan kenyataan pada otak Erix.
Namun, Erix tidak bodoh. Ia menghirup napas dan melayang mundur. "Lalu, siapa yang bisa?"
"Kau sungguh ingin melakukannya?" Leknaat cukup khawatir karena orang yang ada di pikirannya sekarang, orang yang Erix butuhkan, merupakan sosok kejam dari kegelapan.
"Jangan lagi berdebat. Kau cukup antar aku menemuinya," jawab Erix yakin. Mungkin rasa percaya diri tinggi juga sedikit membutakan otaknya berpikir jernih.
"Baiklah." Leknaat membalikkan tubuhnya. Dan menunjuk ke arah depan. "Pergilah ke arah tenggara. Kau akan menemukan sebuah perbukitan di sana. Di atas bukit itu, terdapat semacam kuil kuno yang sudah agak hancur. Di sana, orang yang kau cari berada."
"Siapa orang ini?" tanya Erix penasaran.
Leknaat belum menjawab, tetapi sebuah pusaran cahaya muncul di tempat tadi meredup. "Kau akan tahu sendiri nanti." Kemudian ia menghampiri cahaya itu dan menghilang bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...