Di sebuah ruangan luas berdinding kayu, terdapat lima elf sedang duduk di lantai saling menghadap. Dua diantaranya adalah Elion dan Zillana, dan tiga sisanya elf tua yang kemungkinan petinggi negara.
"Dia hilang ingatan?" tanya salah satu petinggi.
"Benar, Tuan Halein," jawab Elion.
"Apa kalian sudah memastikannya. Jangan sampai dia berbohong," sahut petinggi yang lain.
"Saya sudah memastikannya dengan teliti, Tuan Myrdin. Tidak ada kebohongan padanya," jawab Zillina. "Dan juga, sepertinya dia seorang shensin. Aku melihat ada bintang satu hampir penuh di punggung tangan kanannya."
"Shensinpemula, kah?" Myrdin.
"Bagaimana menurut Anda, Taun Ceshar?" tanya Halein.
"Aku tidak bisa mengambil keputusan. Kita harus menanyakannya pada Raja," jawab Ceshar.
"Aku sependapat dengan Tuan Ceshar. Lebih baik kita tanyakan pada beliau," ujar Myrdin. "Lagipula," ia menunjukkan sebuah kalung yang di dalam bandulnya mengandung kegelapan mengerikan. "Dia memiliki ini."
"Tidak salah jika kita menganggapnya sebagai mata-mata iblis," ujar Zillina.
"Tapi, jangan lupakan kalau dia juga seorang kontraktor," sahut Elion. Semua orang seketika terdiam.
Sebenarnya, kedatangan pemuda itu membawa suatu hal yang membingungkan dalam sejarah elf yang pernah ada. Ia membuat kontrak dengan makhluk paling suci namun membawa barang kegelapan bersamanya. Dua elemen yang bertentangan itu tampak tidak masalah pada dirinya.
"Baiklah, kami akan menyampaikannya pada Yang Mulia. Kalian bisa kembali ke aktifitas kalian," kata Ceshar.
Zillina dan Elion beranjak dari tempat duduk mereka. "Baiklah kalau begitu, kami permisi dulu."
"Siapa tadi nama pemuda itu?" tanya Halein.
"Roh yang bersamanya menyebutnya Erix Arthur," jawab Elion.
Sepasang suami istri itu keluar dari sebuah bangunan paling besar di bawah pohon raksasa, meninggalkan tiga elf yang menjadi petinggi negara.
Kota elf terbesar membentang di hadapan Zillina dan Elion. Susunan bangunan yang rapi dan menyatu dengan hutan membuatnya terlihat asri dan indah. Kota itu tidak terlalu megah seperti kota-kota para manusia. Namun, terdapat kebanggan tersendiri bagi elf saat menatap kota itu.
Zillina menepuk pundak suaminya yang tampak terlihat resah itu.
"Jika dia membawa kehancuran pada negri ini, aku tidak akan segan untuk membunuhnya," ujar Elion serius. Jelas tidak ada keraguan dari pancaran sorot matanya.
"Kita lihat saja perkembangannya," timpal Zillia menenangkan.
*****
Aroma rerumputan bercampur dengan aroma matahari yang segar membuat hati siapa saja akan terasa nyaman saat berada di sana. Desiran angin segar bertiup pelan seakan membelai halus apa pun yang ia lewati. Bunga-bunga daisy putih dan kuning tersebar dan memberi warna lain pada hijaunya padang rumput itu.
Padang rumput ini berlokasi tak jauh dari kota elf di arah timur. Di arah baratnya, terdapat sebuah bukit dengan alirang sungai sangat kecil yang jernih. Beberapa elf di kota terkadang mengambil air dari sungai tersebut.
Seorang laki-laki muda sedang berjalan melewati hamparan padang rumput. Tidak tahu arah tujuannya ke mana, ia hanya berjalan menikmati pemandangan. Ia tidak sendiri, seorang gadis kecil bertelinga kucing tampak asik berlarian menerobos sekumpulan bunga daisy kuning. Dan seorang wanita elf yang sudah menyelamatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
خيال (فانتازيا)Sekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...