Kabar kalau Master Merlin, Master Xander, Master Amel dan Nagini memberontak sudah sampai ke telinga semua penduduk di seluruh penjuru Camelot. Mulai dari Kota Gizaros di ujung utara, sampai ke Kota Ginkaku di ujung selatan tahu akan berita tersebut.
Para ninja bawahan Kotaro yang menyebarkannya. Tentu dengan arahan Kotaro sendiri.
Namun, seminggu sudah berlalu dari kejadian itu dan keempat pemberontak tersebut sekarang tidak tahu dimana keberadaanya.
Bahkan Negara Alexis langsung memerintahkan siaga satu. Beberapa murid sangat tidak percaya akan kabar tersebut mengingat begitu setianya Merlin di mata mereka. Mervina sebagai wakil kepala sekolah pun tak tahu harus melakukan apa. Sang guru yang ia hormati, malah menjadi pengkhianat dan perusak.
Di sebuah gua pada salah satu tebing curam Pegunungan Jakarta sisi barat, menjadi tempat sembunyi dua orang yang menjadi target para pengkhianat.
Meski di sebut gua, tetapi tampilan luarnya berupa dinding tebing biasa. Tidak ada yang aneh dan tidak akan ada yang menyadari kalau ada lubang di sana, bahkan dengan sihir sekalipun karena berasal dari teknologi hologram yang tentu saja sangat bersembrangan dengan logika sihir. Itulah kenapa orang yang bersembunyi tersebut tidak ditemukan oleh para pengejar mereka.
Di dalam sana terdapat dua orang, laki-laki dan perumpuan. Namun, bukan berarti mereka pasangan. Yang wanita merupakan Putri Kekaisaran Sakura sekaligus calon istri junjungan si pria, Sakura-no-miya Haruka Naishinno, atau lebih dikenal Haruka. Sedangkan laki-laki yang sedang sibuk memainkan tablet dengan pancaran panel-panel hologram bernama Lucius.
"Selesai ... Akhirnya ... selesai!" seru Lucius. "Wuhuuuu ... aku berhasil!!"
"Apanya yang selesai, Lucius?" Haruka keluar dari lorong kamarnya dan menghampiri Lucius.
"Ehem." Pemuda itu kembali ke karakternya yang kalem. "Ah, maaf mengganggumu, Nona Haruka. Aku baru saja menyelesaikan program AI yang selama ini aku dan Tuan cita-citakan."
"Ai?"
"Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan merupakan bentuk program tingkat lanjut dari sistem komputer." Lucius baru menyadari kalau Haruka menatapnya dengan pikiran yang mengawang, menunjukkan kalau otaknya masih mencerna apa yang dijelaskan Lucius. Menjelaskan sistem komputer pada orang yang hidup di abad pertengahan memang berakhir seperti ini. "Singkatnya, ini adalah otak buatan."
"Otak buatan!" seru Haruka. Reaksi yang sangat klasik.
"Ya, dan aku sudah menyelesaikannya." Lucius kembali berjongkok menghadap hologram berbentuk seperti sel virus – bola dengan banyak duri – tersebut. "Coil?"
"Yes, Sir," sahut suara wanita yang terdengar monoton.
"Status?" ujar Lucius lagi.
"Semua status berjalan baik, Sir," sahut suara tadi. Saat ia berbicara, bola sel virus hologram itu tampak gemericik seperti begetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...