150 : Lord

124 27 31
                                    

Padang berumput luas yang beberapa bagian rusak akibat pertempuran Erix melawan Baal menjadi basis perkumpulan beberapa orang di sana. Awalnya ada puluhan orang, sebagian besar sudah menyebar, kembali ke posisi masing-masing dengan sihir teleportasi milik Beatrice.

Meski pun hari sudah malam, tetapi keceriaan membungkus tempat itu. Drama haru akan kebangkitan Haruka dari kematiannya membuat suasa menjadi hangat dan mereka larut di dalamnya.

Di depan api unggun, Tias dan Nella menceritakan semua kejadian yang mereka tahu mulai dari pelarian Haruka dengan Lucius sampai kematian Baal. Haruka ingat beberapa bagian sampai dia ditusuk saat melindungi Erix, kelanjutannya dijelaskan oleh dua temannya itu.

Namun, dari semua cerita, ada beberapa bagian yang membuat Haruka sedikit tidak percaya. Yang paling membuat dia penasaran yaitu mengenai perubahan wujud Erix sekarang. "Apa benar itu dia?" tanya dia pada ibunya.

"Ya, sejauh yang aku tahu," jawab Yui apa adanya. Dia sendiri pun sebenarnya agak ragu. "Tetapi aku tidak tahu sejak kapan dia menjadi seperti itu."

"Bagian itu, ceritakan juga padaku," sahut Prilly. Dia cukup penasaran kenapa penampilan calon suaminya menjadi seperti iblis.

"Ini aku. Aku Erix!" sergah Erix cepat. "Apa kalian tidak mengenali wajah tampanku ini?" Dia bergaya sambil menyisir rambut panjangnya dengan jemari.

"Tingkah konyol itu ...." Haruka menemukan sosok kekasihnya pada iblis di depannya tersebut.

"Sudah aku bilang dia Erix. Terlepas dia bisa menggunakan Pedang Excalibur dan Pedang Aculon, meski dia jadi malaikat super tampan sekali pun, dia tidak akan bisa membuang sifat konyol itu," sahut Tias menekan.

"Ya, aku mulai paham," jawab Haruka. Dia mulai menerima kenyataan yang ada. "Lalu, kenapa kamu bisa berubah menjadi ... bertaring, berambut panjang dan berkuku tajam."

"Iblis ... sebut saja iblis ...," sahut Erix. "Yah, saat itu terjadi tiba-tiba. Kau mati, aku marah, Baal memakanku, lalu akau memakan Baal dan pufh, taraaa ...." Sekali lagi Erix menunjukkan tingkah konyolnya.

Haruka menepuk dahinya sambil menghela napas. Tias menepuk pundak Haruka sambil berkata, "Dia idiot. Hadapi kenyataan, oke."

"Kenyataanku adalah kenapa aku bisa jatuh cinta pada laki-laki ini," timpal Haruka.

"Waduh," sahut Erix spontan. Meski berkesan hanya candaan, Erix takut apa yang diucapkan Haruka benar.

Haruka berjalan mendekati Erix kemudian ditatapnya pemuda itu lekat-lekat. "Apa karena aku, kamu jadi seperti ini?"

"Hay, jangan bilang begitu. Aku seperti ini karena aku yang mau. Mungkin saat Aku berada di tubuh Baal membuat energi kegelapanku bereaksi, atau sesuatu semacam itu." Jelas apa yang dikatakan Erix merupakan bohong besar. Dia berubah semenit setelah kematian Haruka. Amarahnya yang tak terkontrol membuatnya jadi seperti itu.

Haruka berjinjit dan langsung mengecup pipi Erix.

"HA!" seru Tias spontan. "Aku tau dia akan melakukannya, tapi aku tidak menyangka kalau dia begitu agresif."

"Apa ini hasil ajaranmu?" tanya Yui pada Tias mengingat penampilan elf temannya itu begitu seksi sehingga anggapan orang sedikit melenceng mengenai dirinya.

"Wow, itu tuduhan yang sangat tidak berdasar, Nyonya. Lagi pula, bukan aku yang merawat anakmu, tapi Izumi," sahut Tias protes.

Yui hanya tidak menyangka kalau Haruka akan berani mencium Erix, apa lagi di depan orang banyak seperti ini.

Prilly tampak tidak mau kalah. Segera ia menghampiri Erix dan langsung mencium pipi satunya. "Jangan lupakan aku."

"Enak punya istri dua, UY!" seru Wei Wuxian. Hatinya sekarang diantara iri dan kagum. Namun, ia seketika diam saat Mei Hua memelototinya.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang