57 shensin tergabung dalam raid yang dipimpin oleh putra kedua Raja Ardesdale mesuk ke dalam dungeon paling berbahaya di kerajaannya, Dungeon Danau Abyss.
Lionel Peter Edmund, pemuda berusia sekitar 18 tahun itu maju dengan zirah mahal dan kuat yang ia miliki. Rambut pirang sebahunya berkibar saat ia melangkah.
Kelima puluh tujuh shensin itu terdiri dari shensin bintang 2 dan 3. Hanya 2 orang shensin bintang 4 di antara mereka. Yaitu Lubis Auworth dan Murakami Yui. Pangeran Lionel bukanlah seorang shensin, tapi kemampuannya menyamai shensin bintang 3.
Mereka sudah memasuki gerbang dan menelusuri dasar laut dungeon. Meski di dalam air, mereka bisa bernapas, berbicara dan mendengar. Menunjukkan hukum fisika tidak berpengaruh pada mereka. Tidak ada monster menghadang membuat semua shensin senang akan hal itu.
Pangeran Lionel yang berjalan paling depan, tiba di sebuah persimpangan. Tidak perlu lama ia berpikir, kesatria itu langsung berbelok dan memilih jalur kiri.
Pemandangan dasar laut masih menjadi latar belakang dungeon. Karang-karang dan anemon berpadu indah dengan ganggang laut. Beberapa ikan juga tamapak berenang bebas, tidak terganggu dengan kehadiran ramai di sekitar mereka.
Sebuah dinding tebing yang terjal mulai terlihat. Di dasarnya, sebuah mulut gua yang dihiasi dua pilar antik yang menmpel pada dinding terlihat sangat megah. Pahatan patung cumi-cumi, yang tentakelnya melilit dua pilar tadi, juga menjadi penghias gapura tersebut.
Keindahan dasar laut yang terpampang tidak menjadi alasan untuk mereka berhenti. Semua shensin yang hadir, langsung masuk ke dalam gua.
Lorong dasar laut itu menuntun mereka ke tempat lebih tinggi, karena nampak jelas dari jalan yang mulai menanjak. Hingga, tak berapa lama, mereka tiba di sebuah ruang yang sangat luas. Bahkan langit-langit gua mungkin setinggi seratus meter.
Sepi. Tidak ada apa pun di sana. Membuat semua shensin curiga dan waspada.
Mereka tampak siap dengan senjata masing-masing. Class-class petarung jarak dekat seperti swordman, fighter, luncer dan monk berbaris di bagian depan dan belakang tim. Sedangkan class penyihir, archer, dan prist berkerumun di tengah sebagai tim pendukung. Yui dan Tias berada dalam kelompok ini.
Tiba-tiba, ratusan monster ikan menyerang dari berbagai penjuru. Mermaid dan merman yang berwujud manusia dengan tubuh bawah adalah tubuh ikan, melesat di lantai gua yang kering dan menyerang semua musuh. Monster sahagin yang berbentuk manusia ikan, juga tergabung bersama mereka. Monster lafior yang secara fisik seperti manusia anglerfish dengan cakar tajamnya, maju dan menghujam lawan.
"Kita disergap! Persiapkan diri kalian!" seru Pangeran Lionel.
Jumlah monster yang menyerang diperkirakan tiga kali lipat dari jumlah shensin dalam raid. Tapi, mereka tidak gentar akan hal itu.
Semua shensin penyihir dan archer segera menyerang dengan skill jarak jauh mereka. Berbagai serangan area langsung menghancurkan sebagain besar monster yang mendekat.
Tidak hanya itu. Jika masih ada lawan yang berhasil lolos, tim garis depan akan langsung menghabisinya.
Namun, jumlah lawan terlampau banyak. Dan serangan jarak jauh para shensin terkadang tidak berpengaruh. Hal ini membuat kewalahan para shensin garis depan.
Panik. Mulai terlihat dari beberapa raut wajah shensin. Namun, Pangeran Lionel tetap menyemangati mereka dengan kata-kata motifasi.
Tiba-tiba, tanah tampak bergetar hebat. Sesosok banteng muncul dari sisi lain ruangan dan menerobos kerumunan monster. Banteng itu sangat unik, tubuhnya besar dan tingginya mencapai 3 meter. Sepasang tanduk besar mencuat ke depan seakan diciptakan untuk menghujam lawan. Kaki banteng ini sedikit ramping, justru lebih seperti kuda. Kepalanya berupa tulang banteng dari besi yang menganga lebar tak tertutup, dan terdapat wajah manusia di mulutnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...