Gremory, iblis Pilar Solomon yang sekarang berbentuk seperti golem es dengan empat tangannya, tampak melayang-layang di udara seakan tarikan grafitasi tidak berpengaruh sama sekali.
Iblis es itu merentangkan kedua tangan. Scara spontan, sebuah lingkaran mantra sihir muncul di depannya dan menembakkan banyak sekali stalaktit es.
Zenda mencoba menepis semua serangan dengan pedangnya. Sayang, dari banyaknya balok stalaktit yang melesat, berberapa diantanya berhasil menghantam zirah emas Zenda. Namun, itu bukanlah akhir dari pertempuran tersebut.
Meski hanya manusia biasa di umurnya yang masih muda, Zenda adalah salah satu dari Delapan Belas Pelindung Leavgard, Shensin Bintang Lima. Kekuatan yang ia miliki, bukan lagi kekuatan seperti shensin pemula. Tidak hanya itu, ia juga seorang mantan jendral yang artinya sudah banyak lawan yang selama ini ia taklukkan.
Zenda melangkah dan melesat cepat mencoba melawan. Pedang Legenda Drendal berayun ganas secara vertikal. Sialnya, keanehan yang nyata terjadi peda tubuh Gremory. Pedang Zenda menembus golem es itu seperti menebas udara.
"A-apa yang terjadi?" tanya Zenda yang tercengang.
"Hehehe ... hahaha ... guahahaha! Kau terlau bodoh, Kesatria Kecil." Wajah kaku balok es tersebut tampak tersenyum meremehkan lawannya.
Zenda kembali melesat dan mencoba menebas. Kali ini, Durendal berayun dari samping dan berhasil memebelah lawan. Sayangnya, hal itu pun berkahir sama. Pedang Zenda hanya melewati tubuh Gremory tanpa melukainya.
"Kau tidak bisa melawan alam, dasar bodoh!" Gremory mengayunkan tangannya dan menghantam Zenda dengan sukses. Tidak seperti saat shensin itu menyerang, ketika Gremory yang menyerang, kerasnya tangan golem itu berhasil membuatnya terhempas.
"Zenda!" seru Mathilda dari deretan pasukan Dungeon Hallow yang menyaksikan pertempuran temannya itu.
Pemuda itu menggunakan pedangnya untuk menopang tubuh supaya bisa berdiri. Kemudia, ia kembali menghunus pedang besar tersebut.
"Sungguh keras kepala, tetapi itu hal bagus karena aku bisa bersenang-senang sedikit lebih lama. Rasakan ini!" Gremory kembali melesat dan akan menghujamkan dua tangannya sekaligus. Namun, Zenda justru ikut meluncur dan menebas lawannya tersebut.
Sayangnya, serangan Zenda kembali tidak berdampak. Justru, Gremory menciptakan lingkaran sihir dan menembakkan banyak sekali stalaktit es yang runcing dan tajam. Rentetan serangan es itu menghantam Zenda dari belakang. Kesatria emas itu pun terhempas dan terjerembab di hamparan tumpukan salju.
Zenda kembali berdiri. Dengan susuah payah sambil menahan rasa sakit, ia mencoba untuk menghunuskan pedangnya.
Eragog berniat untuk maju ingin menyelamatkan Zenda. Namun, Hozuki Ren menahannya. "Kita jangan ikut campur."
Di saat situasi terdesak itu, Zen mencoba keluar dan ingin mengambil alih tubuh utama. Namun, Zenda tidak mengizinkan hal itu. Ia terus menahan kepribadian Zen untuk tidak naik ke permukaan.
Karena terlalu fokus dengan kepribadiannya yang lain, Zenda lengah saat bertarung. Dua lengan bercakar tajam Gremory kembali mengahantam membuat kesatria penyandang Avenger Class itu terhempas kuat untuk kedua kalinya.
"Kau tidak mampu melawannya, Zenda. Biar aku yang hadapi!" seru Zen yang tampak kesal.
"Tidak, Zen. Ini pertarungku." Zenda kembali berdiri dengan usaha yang luar bias akeras. Pedang Durendal yang gagah kembali menjadi penyanggahnya untuk berdiri.
"Kita satu tubuh, Zenda. Jangan bicara konyol!"
"Tapi kita bukan satu pemikiran. Kau terlahir dariku, Zen. Jadi, jika kau ingin bertarung, kau harus membantuku bukan menggantikanku!" seru Zenda cukup tegas. Ia berlari menghampiri Gremory dan menghujamkan pedangnya. Pedang itu menembus tubuh golem es itu, tetapi tidak melukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasíaSekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...