109 : Wajah Pengkhianat

170 33 35
                                    

Sebuah dentuman hebat terjadi di tengah kerumunan penduduk. Hal itu menyebabkan beberapa bangunan roboh, bahkan hancur. Setiap ras di sekitar pusat ledakan mengalami luka ringan dan langsung di bawa ke rumah sakit.

"Hancurkan hancurkan hancurkan!" seru seorang pria yang tampak sangat menikmati aksinya. Dia mengerahkan pukulannya ke tanah dan menyebabkan beberapa balok bata terhempas ke udara. Ia langsung memukul bata yang terangkat ke udara itu sehingga melesat dan menghantam beberapa bangunan lain.

Pembangunan yang selama ini dikerjakan dengan susah payah, sekarang melebur tak berarti.

Namun, aksi tersebut langsung dihentikan oleh beberapa penyihir yang langsung menciptakan sihir pelindung. Berupa dinding energi padat dengan kilauan seperti pelangi.

"Jangan mengganggu!" seru pria itu. Ia membenturkan kedua gauntlet-nya sehingga gelombang energi menghempas ke sekitar dan menghancurkan perisai penyihir tadi. Gelombang tersebut sangat kuat bahkan apa pun di sekitranya terlempar menjauh.

"Tuan Xander, tenangkan dirimu," ujar salah satu penyihir.

"Tuan Xander, tenanglah," sahut seorang drak tak jauh darinya.

Setelah itu, ucapan yang sama terdengar sahut menyahut dari semua penduduk di sekitar situ. Mereka tampak tak percaya kalau abdi setia Raja Arthur justru menghancurkan kota.

"Kalian semua berisik! Aku sudah sangat tenang sekarang. Jadi, biarkan aku menghancurkan kalian semua." Sorot mata Xander begitu tajam dengan senyum aneh. Dia benar-benar menikmati momen penghancurannya.

Xander mengalirkan mana ke kedua gauntlet-nya membuat kedua sarung tangan besi itu bersinar, kemudian ia memukul udara dengan sangat mantap. Sebuah energi seperti jarum raksasa meluncur dan akan menghujam orang-orang yang berteriak tadi. Setiap kali Xander memukul, jarum energi langsung melesat cepat.

Sesosok bersayap tiba-tiba muncul ke arah sasaran Xander dan langsung membentangkan sayap berselaputnya. Gelombang hitam yang tampak abstrak dan dialiri listrik, seketika muncul dan langsung mematahkan serangan Xander.

"Apa yang kau lakukan?" tanya laki-laki yang tampak unik karena satu-satunya mengenakan jubah hanfu berwarna biru. Rambut hitamnya ia ikat gaya pony-tail sebagian dan sebagian lagi tergerai membuatnya terlihat seperti tokoh fiktif China kuno.

"Wah wah wah ... Chaos Sky King Dragon Shindrakiert. Tidak menyangka kau akan datang, lalu apa yang membuatmu menghentikan kesenangan yang aku lakukan?"

"Kau sudah gila atau bodoh?" Alis Shin tampak mengkerut akan ucapan shensin bintang lima tersebut.

"Gila? Bodoh? Maaf, Yang Mulia, kau sudah membuatku tersinggung." Raut wajah Xander yang tadinya tersenyum senang, kini kecut seperti baru saja memakan makanan yang masam. "Aku sangat marah sekarang. Kira-kira, pada siapa aku melampiaskan kekesalanku ini?"

Xander menginjak satu bata sehingga bata tersebut meloncat ke atas, kemudian dengan cepat Xander memukulnya membuat bata tadi meluncur kuat dan bersiap akan menghantam seorang penduduk.

Dengan cepat Shin melempar sihir anginnya sehingga bata tadi langsung terlempar ke arah lain.

"Kau ingin melindungi mereka? Ini menarik. Sekarang aku tahu cara melampiaskan amarahku." Tanpa menunda, Xander kembali melakukan apa yang tadi ia lakukan. Namun, kali ini yang ia angkat bukan satu bata saja, tetapi hampir semua bata dan serpihan bangunan di dekatnya. Kemudian ia pukul semua benda tersebut dengan kecepatan luar biasa sehingga semuanya terlempar dan akan menghantam setiap penduduk yang ditargetkan.

Shin merentangkan sayapnya cepat dan langsung ia kepakkan. Gumpalan angin seketika meluncur. Ia melesat dengan kecepatan luar biasa, kemudian meliuk tajam dan menghancurkan semua bata yang meluncur. Serangan Xander kembali digagalkan.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang