Di sore yang cerah, di mana langit sedang disirami dengan gemerlap cahaya jingga, Erix mengumpulkan semua pasukannya di tanah lapang tak jauh dari istana kaisar. Orang-orang sudah banyak berkumpul untuk melihat dan menyambut kedatangan sang raja yang selama ini menghilang entah ke mana. Meski salju turun dengan perlahan, mereka masih bersemangat untuk berkumpul.
Erix naik ke podium sederhana dan menatap semua wajah di hadapannya. Goblin, harpy, totempes, war gorilla, manusia, trainer dan monsternya, dragon, dan sedikit ninja berkumpul dalam kerumunan besar.
"Hallo, apa kabar." Kata pertama yang ke luar dari mulut sang raja mengundang tawa beberapa orang. Jelas tidak ada wibawa dalam kalimat tersebut. Bahkan orang-orang asing yang belum pernah Erix lihat, meragukan kepemimpinannya. "Maaf menunggu lama, sekarang aku sudah kembali."
"Apa dia calon Raja Camelot?" tanya Miyamoto Musashi, pemimpin Wilayah Genbu, pada Genji.
"Yah, dan dia idiot," jawab pemimpin wilayah Byakko itu.
"Aku sudah melihat laporan selama aku tidak ada dan ternyata banyak yang sudah terjadi. Di awali dengan bergabungnya Master Zenda Pendargon dan Kaum Arthurian. Tuan Kotaro yang menemukan kembali desanya dan merekrut ninja bekantan. Hiel dan Edward yang mengembangkan mantra teleportasi, keberhasilan Tuan Putri Sakura dan timnya dalam menyucikan Dungeon Kuil Inari. Asger dan teman-teman yang berhasil menycikan Dungeon Reruntuhan Doryodo. Tapi, semua kesuksesan itu hancur akibat serangan Pangeran Lucifer. Dan itu membuatku sadar ternyata kita masih sangat lemah. Kita akui kalau senjata yang kita miliki sekarang mampu untuk menyerang pos-pos lawan yang tersebar, tapi kita masih belum siap untuk diserang.
Aku tidak menyalahkan siapa pun dan aku tidka akan mempermasalahkannya. Kita akan kenang para korban yang gugur dalam penyerangan itu. Tapi ingat, ini adalah kekalahan pertama dan terakhir kita. Kita harus kuat, kita harus perkasa, kita harus siap akan serangan lawan sehebat apa pun. Jangan tangisi kekalahan kita, jangan sesali masa lalu kita. Jadikan ini sebagai pembelajaran untuk terus maju. Jangan lupakan, kita adalah kumpulan orang-orang hebat dalam sejarah. Di tangan kitalah, serangan musuh berhasil detahan. Di tangan kitalah, Asmodeus menjumpai ajalnya. Kita adalah Camelot yang akan menulis ulang sejarah!" Seruan Erix di akhir orasinya membuat semua orang ikut berteriak dengan semangat.
Gemuruh teriakan terdengar bersahut-sahut. Mengucap nama kerajaan mereka, mengucap nama raja mereka. Sang raja kini sudah kembali dan akan mengisi posisinya sebagai ujung tombak kemerdekaan.
"Siapkan diri kalian wahai orang-orang Camelot, kita akan rebut Wilayah Byakko!" Tanpa main-main, Erix berniat mengambil kembali wilayah yang dirampas. Jelas hal ini membuat Toyotami Genji tercengang.
"Kau tidak akan berpesta tanpa kami, 'kan, Erix!" Suara orang asing terdengar dari sisi belakang pasukan Camelot dan itu membuat semua orang menoleh karena penasaran.
Pasukan dark elf, itulah kesan pertama yang mereka lihat. Di barisan terdepan pasukan, seorang kesatria dark elf yang menunggangi badak raksasa tampak tersenyum ke arah Raja Camelot itu.
Erix tersenyum semringah. "Ilrune!" Segera ia turun dari podium untuk menghampiri temannya itu.
Orang-orang Camelot segera membuka jalan untuk mempermudah Erix menemui pemimpin dark elf itu. Dan di tengah kerumunan, Erix dan Ilrune bertemu.
"Selamat datang, lama tidak bertemu," sapa Erix seraya mengulurkan tangannya.
"Waktu terasa sangat singkat bagi kami," sahut Ilrune sambil turun dari badaknya dan menjabat tangan temannya.
"Maaf kami tidak bisa menyambut kedatanganmu. Kau bisa melihat sendiri keadaan kami sekarang, sedikit kacau."
"Ya, aku sudah mendengarnya. Karena itulah kami datang untuk bergabung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasiSekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...