Hiel bergegas keluar tenda dan menghampiri Gavin dan para dwarf yang sedang minum minuman keras di bawah pohon. Hiel rasa daya tahan dwarf terhadap alkohol cukup diancungi jempol.
"Gavin, Erix meminta mempersiapkan pasukan dragon," ujar Hiel.
Gavin segera menghabiskan bir pada gelas besar di tangannya dalam beberapa kali tegukan. "Para dwarf, saatnya bekerja!"
"Siap, Pak!" seru semua dwarf serentak dan mereka langsung menuju tenda perlengkapan. Mengambil banyak sekali lempengan logam dan berlari ke kerumanan dragon.
Hiel menghampiri Shin duluan dan ia menjelaskan rencana yang dikatakan Erix pada raja dragon tersebut. Dengan bahasa yang mudah dipahami, Shin mengerti apa yang harus dia lakukan.
Semua dwarf segera memasang lempengan logam itu pada Shin dan beberapa dragon yang dianggap sudah mempu untuk berperang.
Di sisi lain, Erix ke luar dari tenda bersama beberapa orang di belakangnya dan menghampiri kerumunan dragon tersebut.
"Shin dan pasukan dragon, temui Kijin di bagian tenggara. Basmi semua monster di sana!" seru Erix memerintah.
"Baiklah," ujar Shin.
"Beatrice, Asger, Haldur, dan Tuan Idris. Segera temui Lucius di bagian timur laut. Sepertinya dia ketahuan oleh musuh," perintah Erix lagi.
Keempat orang itu mengangguk setuju. "Baik!"
Erix mengeluarkan sebuah tombak mata tiga dari body bag-nya dan langsung diserahkannya pada Beatrice. "Pakai ini."
"T-Tombak Poseidon!" seru Beatrice tercengang. "T-tapi, aku hanya memeiliki energi kegelapan."
"Kau buat saja es kegelapan," sahut Erix.
Beatrice tertawa terbahak-bahak. Suara lengking gadis gotik itu menggema di gelapnya malam. "Baiklah, akan aku gunakan senjata legendaris ini."
"Master Zenda, Geppetto, Hiel, Master Mathilda. Ikut aku di bagian barat. Kita akan langsung menusuk jantung musuh."
"Baik!" seru keempatnya.
Erix mengeluarkan sebuah bola biru gelap yang berkilau dan diberikannya pada Mathilda. Drop item yang ia dapatakan setelah mengalahkan Kraken dulu."Ini akan sangat membantu. Gunakanlah."
Mathilda penasaran dan mengucap sebuah mantra. "Appraisal Magic Item! Owh, Bola Dasar Samudra, ini barang bagus. Kau yakin aku yang memakainya?"
"Gunakan dan bawakan kemenangan." Perkataan Erix ini cukup serius mengingat sudah berapa lama benda itu sudah di tubuhnya dan tidak digunakan.
"Tunggu dulu! Bagaimana dengan kami?" tanya Genji.
"Selain nama yang disebutkan, akan menjadi pasukan pembersih. Basmi semua monster dan rebut kembali Wilayah Byakko!"
Semua pasukan Camelot seketika berseru terlepas ras apa mereka.
"Aku ikut," sahut Bahamut yang berwujud boneka dragon biru dalam pelukan seorang gadis kucing.
"Tidak, Bahamut. Kau belum pulih betul dari pertempuran sebelumnya. Untuk sekarang, percayakan saja pada kami," ujar Erix. Jelas kekecewaan memenuhi wajah boneka dragon itu. Namun, ia akui untuk sekarang ia memang tidak bisa membantu banyak. Bagi Erix, orang sakit haruslah dirawat, bukan diajak bermain. "Selina, tunggu instruksi dariku. Dera, ayo!"
"Baik!" jawab Selina cukup cepat mengingat dialah yang memegang pusat komunikasi sekarang.
Sedangkan Dera langsung melepas Bahamut dalam pelukannya lalu berubah menjadi energi jingga dan masuk ke tubuh Erix. Bahamut dan Merlin kaget akan pemandangan itu. Seperti tebakan mereka, Erix sudah membuat kontrak dengan roh dan itu akan menambah kekuatan tuan mereka tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasiaSekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...