85 : Kejatuhan Lucifer

255 50 96
                                    

Suara jeritan Lucifer terdengar nyaring dan memekakkan telinga. Pertempurannya melawan Lucius dengan zirah fitiristik tersebut, membuatnya beberapa kali terkecoh. Ia terlalu percaya diri dengan perisai surganya yang ia anggap dapat menghalau semua serangan. Namun, Lucius mematahkan pemikiran tersebut. Sebagai akibatnya, sayap yang sangat ia banggakan karena keindahannya, sekarang terluka dan hangus bulunya di beberapa bagian.

Rudal kecil Lucius yang sudah dilumuri racun sangat efektif melukai malaikat jatuh, atau nefilim, begitulah mereka menyebut diri mereka sendiri.

"Akan aku buat kau menderita sedikit demi sedikit, Lucifer," ujar Lucius dengan senyum sarkastik di wajahnya. Sayangnya ia mengenakan helm sehingga senyum mengejek itu tak terlihat. Namun, Lucius sepertinya sangat menikmati pertempuran kali ini, dia akan menyiksa Lucifer dan membuat malaikat itu merasakan sakitnya penderitaan.

Lucius melesat dengan roket pendorong berbentuk sayap di punggungnya untuk menghampiri Lucifer, pedang laser induksi plasma tampak bersinar kemerahan dan langsung di ayunkan.

Satu laki-laki malaikat bersayap putih dan berzirah tiba-tiba muncul di depan lucius. Namun, prajurit itu tidak berkutik karena Lucius langsung menghujamkan pedangnya. Ia tusuk berkali-kali malaikat itu dengan sadis membuat darah berceceran dan merembas. Setelah tak lagi bergerak, mayat malaikat itu ia buang begitu saja. "Oy, Lucifer, jangan sembunyi di balik bawahanmu."

"Kau ...." Lucifer terlihat geram. Segera ia melesat dengan pedang dan perisai mantastiknya.

Namun, Lucius melesat lebih cepat dan langsung membenturkan pedang lasernya pada perisai Lucifer. Ia ayun pedang tersebut ke perisai berkali-kali seperti orang gila. "Ayo, ayo, ayo, ayo! Kau malaikat tertinggi, 'kan? Jangan bertarung seperti pengecut!"

"Siapa yang kau sebuat penge- Arg!" belum selesai Lucifer berbicara, Lucius sudah menembakkan satu rudal kecil yang mana rudal itu meluncur mengitari Lucifer dan mengahntam sayap malaikat itu.

Sayap Lucifer yang sudah rusak, kini makin rusak. Dan Lucius tertawa terbahak-bahak akan hal itu.

Sikap pemuda itu benar-benar berbeda dari pertarungan pertama. Lucius yang Lucifer lihat sekarang ini lebih seperti orang yang sudah lama memendam stres dan meluapkannya sampai puas. Benar-benar perwujudan seorang psikopat.


"Tuan Lucifer ...," panggil seorang komandan malaikat jatuh. Namun, sebuah pedang seketika melesat dan akan menebas tubuhnya. Sayangnya, kecepatan terbang malaikat itu sangat mengagumkan sehingga ia bisa mengghindari serangan pedang dengan mudah.

"Jangan alihkan pandanganmu saat sedang bertarung, Zaqiel," ujar Isack, kesatria yang menyerang malaikat jatuh tersebut.

Malaikat yang hampir seluruh tubuhnya dilapisi zirah logam itu tampak berdecih kesal.

Isack mengejar Zaqiel dengan mengendari pedang besarnya yang sekarang lebih terlihat seperti papan seluncur. Ini merupakan kehebatan senjatanya, Pedang La-Espenoza. Berkemampuan dapat merubah ukuran pedang dan terbelah sampai seribu baguan yang mana setiap bagiannya dapat kembali membesar seperti ukuran semula.

Jendral Negri Sihir Alexis itu langsung mengayunkan pedangnya saat berhasil menyusul Zaqiel. Namun, malaikat jatuh lawannya itu cukup keras kepala dan terus melesat untuk menghindar.

Isack mengontrol pedang yang ia tunggangi untuk melepas kepingan-kepingan logam pada bilah. Kemudian, kepingan-kepingan itu berubah menjadi pedang dan melayang di sekitarnya. Sedangkan pedang yang ia injak sekarang sudah kembali utuh.

Ia sempat melihat pertarungan Lucius dan Lucifer sebelumnya dan terinspirasi sebuah serangan. Isack meluncurkan semua pedang tersebut untuk menyarang Zaqiel. Berbeda dengan kemampuan Lucifer yang pedangnya dapat bergerak sendiri, Isack harus mengontrol semua pedang tersebut dengan otaknya. Ia berkonsentrasi penuh dalam mengendalik pedang-pedang tersebut.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang