Seorang samurai berzirah biru masuk ke dalam ruang tahta. Langkahnya tampak sangat terburu-buru dan langsung tunduk di hadapan kaisar.
"Ada apa Jendral Benkei?" tanya Kaisar di singgasananya.
"Wilayah Byakko ditakhlukkan Pangeran Iblis Lucifer, Yang Mulia," ujar samurai tersebut.
"Apa!" Kaisar seketika beranjak, dan langsung menghampiri jendralnya. "Bagaimana dengan Genji?"
"Beliau dan semua pasukan gabungan sekarang berada di luar istana, Yang Mulia. Mereka mundur dengan melakukan teleportasi."
Kaisar Suijin langsung berjalan cepat ke luar ruangan menuju halaman istana. Pria setengah baya itu berjalan dengan terburu-buru membuat beberapa prajurit dan pelayan khawatir jika ia terjatuh, dan mereka ikut di belakang kaisar.
Di depan istana, semua pasukan gabungan tampak terkapar dan beberapa diantaranya terluka parah.
Sorot mata kaisar menangkap Genji yang sedang terpuruk, bahkan di sana sudah ada Haruka. Segera ia menghampiri kepala Wilayah Byakko itu.
"Genji!" seru Kaisar. Dengan cepat Genji tunduk di hadapan Kaisar. "Apa yang terjadi? Kenapa seperti ini?"
"Kami diserang oleh pasukan besar yang dipimpin Lucifer, Yang Mulia. Kami tidak mampu menghalau semua pasukan iblis," jelas Genji dengan wajah tertekuk malu.
"Yang Mulia Kaisar Suijin." Seorang pria dewasa memanggil. Dia adalah raja Kerajaan Ziheld, Raja Helicius von Borg. Jendral Frederik tampak senantiasa bersamanya. "Saya minta izin Anda untuk melewati wilayah kekaisaran. Kami akan pulang ke negara kami untuk merawat kesatria yang terluka."
"Tidak, Raja Helicius. Bagaimana jika pasukan iblis datang sampai ke sini? Kami tidak ada pasukan yang cukup untuk menghadangnya." Kaisar Suijin tampak ketakutan dan cemas.
"Maaf, Kaisar. Kami tidak bisa membantu lebih jauh lagi. Hampir semua pasukanku terluka dan aku tidak mau menambah korban," jawab Helicius. Ia membungkuk sesaat dan akhirnya pergi.
"Raja Helicius, aku mohon ... Raja!" Panggilan Kaisar tampak tidak diperdulikan. Raja Helicius justru menghampiri Lucius.
"Terima kasih atas bantuan Anda selama ini, Yang Mulia," ujar Lucius.
"Tidak apa. Jika Erix sudah kembali, segera hubingi aku!"
Lucius membungkuk sedikit. "Baik, Yang Mulia."
Raja Helicius dan semua prajurit Kerajaan Ziheld segera angkat kaki dari halaman istana. Sudah saatnya mereka meninggalkan garis depan.
"Kami pun akan melakukan hal yang sama," sahut pemimpin utusan dari Kerajaan West Cape, Jendral Albuquer McGinn. Wajahnya agak sendu kecewa saat mengucapkannya.
"Terimakasih, Jendral." Lucius kembali membungkuk memberikan penghormatan terakhirnya.
"Ayo, Albuquer," Jendral Lew Wallace menghampiri. "Aku sudah dapat izin dari kaisar."
"Baiklah. Ayo."
"Terima kasih banyak, Jendral Wallace atas bantuan Anda selama ini." Lucius pun memberikan hormatnya pada Lew Wallace.
"Sama-sama Lucius. Berkatmu dan anggotamulah, sehingga kami terlepas dari kematian," ujar Jendral Wallace yang mengenang sedikit musibah ia alami saat menghalau serangan pasukan Asmodeus. "Sebenarnya aku masih ingin berjuang, tapi ...."
"Tidak apa. Kami mengerti," sahut Lucius.
Jendral Lew Wallace menepuk punak Lucius dan ia pergi bersama pasukannya.
"Pasukan templar juga akan kembali ke Elsia, tapi aku akan tetap tinggal karena Tuhan menyarankan untuk menunggu kedatangan Erix Arthur," ujar Jean D'Arc pada Kaisar.
![](https://img.wattpad.com/cover/209358464-288-k33982.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...