31 : Kembali Pulang

530 77 35
                                    

Di sebuah kota pelabuhan, yang kemungkinan termasuk wilayah Kerajaan Albion, Erix sedang memamerkan sebuah batu mulia yang dipastikan harganya sangat mahal. Kilauan putih jernihnya memikat setiap mata yang memandang.

Ia letakkan kristal tersebut di atas meja bersama sebuah perkamen. Dia sekarang berada di tengah alun-alun kota, dimana saat itu butiran salju turun dari langit.

"Sayembara! Siapa yang bisa mengantar kami ke perbatasan wilayah kegelapan di Kaisaran Sakura dengan waktu paling cepat, aku akan membayarnya dengan kristal ini. Ayo, siapa yang sanggup!" serunya di tengah keramaian. Nimue dan Dera diam di belakangnya.

Tak lama setelahnya, seorang pria mengenakan rompi merah datang mendekat. "Aku mampu mengantarmu dengan waktu seminggu."

"Seminggu? Ada yang bisa lebih cepat!?" seru Erix lagi.

Seorang lagi datang dengan cepat. "Aku bisa lima hari," ujarnya.

"Lima hari! Wow, lumayan cepat. Ada yang bisa lebih cepat lagi?"

Semua orang diam, sepertinya tidak ada yang bisa lebih cepat dari lima hari.

"Ayo, ayo. Kristal ini seharga 100.000 koin emas. Ini harga yang sangat fantastis!" seru Erix kembali menarik perhatian.

"Kau tidak membohongi kami dengan menawarkan barang palsu, 'kan?" Seorang pemuda berpenampilan seperti orang Arab abad pertengahan, mengenakan tunik putih kusam dengan ikatan kain lebar di pinggang. Dan mengenakan celana harem serta sepatu bot.

Sebenarnya penampilan laki-laki ini sedikit berbeda dari yang lain, menunjukkan kalau dia juga seorang pendatang.

"Periksa saja sendiri kalau kau tidak percaya ini barang asli," sahut Erix menantang.

Pemuda itu mendekat, mengamati kristal di atas menja itu. Ia tidak mendapati kepalsuan, kristal itu asli. Dari kilauan terpaan cahaya matahari pagi dan pola yang tertera, menunjukkan kemurniannya.

"Baiklah. Aku akan mengantarmu sekarang dan tiba di sana siang ini," ucapnya dengan sangat yakin.

"Setengah hari? Waw, menakjubkan. Tapi ...." Erix menyodorkan perkamen yang berisakan perjanjian. "Jika kau berbohong, kau mati."

Tentu saja Erix meragukannya. Di dunia ini belum ada kendaraan super cepat seperti kereta listrik atau pesawat. Kalau hanya dengan kereta kuda, pasti membutuhkan waktu berhari-hari.

Laki-laki itu tersenyum mendengus, "Kau terlalu meremehkanku, Kawan." Ia mengeluarkan semacam ukiran kayu dari saku bajunya dan ditunjukkan kepada Erix.

Tentu saja pemuda itu kebingungan akan maksud laki-laki di depannya itu.

"Summon : Wyvern Ray!" Ukiran kayu tadi meledak di tangan pemuda itu dan memunculkan semacam aura biru. Saat cahaya itu meredup, munculah monster seperti dragon yang tak berlengan. Namun, bentangan sayapnya lebar seperti pteranodon. "Makhluk tercepat di udara. Wyvern."

Erix terpukau seketika saat melihat wyvern di depannya itu. Matanya melebar dengan mulut menganga. Wujudnya persis seperti Shin, namun berbeda. Dan sepertinya, monster satu ini tak bisa berbicara.

Erix merasa terkecoh. Ia benar-benar lupa dengan adanya kaum Trainer di dunia ini.

"Apa dia mampu membawa tiga orang?" tanya Erix meragukan.

"Jika hanya sendri, aku bahkan bisa ke Kaisaran Sakura dalam waktu tiga jam saja," ujar laki-laki itu sedikit menyombongklan diri.

"Baiklah." Erix menyodorkan kontraknya. "Jika kau bohong, kau mati."

Laki-laki itu mengambil perkamen tersebut dan menandatanganinya. Coretan tinta tanda tangannya seketika bersinar dan meresap masuk ke dalam perkamen. Lalu ia mengembalikannya pada Erix.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang