Suara berisik mesin uap terdengar terus menerus tanpa henti dari sebuah pabrik aneh dan tertutup. Uap panas hasil pembakaran, menggumpal keluar dari cerobong raksasa. Menghantam bulir-bulir salju yang berniat turun ke tanah.
Pabrik itu terletak di kaki bukit arah timur Kerajaan Illinixhina, menemel di kaki Pegunungan Aldeira, yang lebih dikenal sebagai Istana Kegelapan karena kemegahannya dan waranya yang hitam.
Maski disebut negara, Kerajaan Illinixhina sebenarnya sudah hancur dari dalam. Pemimpin negara itu sepenuhnya seorang boneka. Sedangkan pewaris tahta yang sah, sekarang tidak tahu berada di mana.
Semua itu terjadi semenjak pabrik itu dibangun, yang menghancurkan kesuburan tanah akibat limbah. Keindahan danau besar yang terkenal pun, kini tinggal cerita. Danau itu sekarang sudah tercemar membuatnya lebih seperti kolam lumpur yang kotor. Bahkan ada kabar mengatakan kalau danau itu mengandung racun mematikan. Meski di tengah musim dingin, pun cairan kental pada danau tidak membeku.
Di salah satu ruang pada pabrik, banyak sekali orang-orang yang mengenakan pakaian putih yang menggelembung seakan orang dibalik kostum bertebuh gemuk. Tidak diketahui alasan yang pasti, tetapi bagi mereka baju itu adalah identitas sebagai eksistensi yang mengurus pabrik tersebut.
Mereka menatap semacam layar monitor yang menunjukan parameter tekanan udara, bahan bakar, suhu dan energi. Beberapa diantara mereka bertugas mengoprasikan energi yang dihasilkan untuk keperluan penciptaan.
Masih di ruang yang sama, terdapat banyak sekali tabung besar yang berisikan cairan hijau kental. Dan ada satu tabung raksasa yang berisikan cairan biru. Jika dilihat secara seksama, terdapat sosok makhluk di dalam tabung biru tersebut.
"Bagaimana?" tanya seorang laki-laki dari orang-orang berkostum itu. Ia tampak sedikit berbeda, ada semacam bandana merah di lehernya.
"Tuan Keats!" seru salah seorang dari deretan yang mengurus parameter energi. "Sudah memasuki tahapan keempat, Tuan!"
"Tinggal 20% lagi," gumam Keats. Ia pergi meninggalkan ruangan itu menuju satu kamar yang jauh terpisah dari ruang sebelumnya.
Keats melengkah masuk ke tempat yang juga dipenuhi dengan tabung-tabung besar. Namun, lebih seperti deretan etalase untuk memajang berbagai mayat hidup yang tenggelam dalam cairan kuning. Ia membuka penutup kepalanya sehinga nampaklah sosok laki-laki Eropa kurus dengan kumis tebal dan melengkung.
Di ruangan itu terdapat sosok laki-laki tampan yang mengenakan jubah lab putih. Rambut hitamnya yang klimis, disisir rapi ke samping. Hanya ada dia seorang di ruangan tersebut.
"Tuan Giovani, Baterai ke 50 sudah mencapai 80%," ujar Keats.
"Baiklah," ujar Giovani datar.
Karena Giovani tidak mengalihkan mata birunya sama sekali dari sosok mayat di hadapannya, Keats pun ikut menatap makhluk itu.
"Bagaimana menurutmu?" tanya Giovani akhirnya.
"Maksud Anda, Tuan?" Keats tidak mengerti apa yang dimaksudkan.
"Makhluk ciptaanku?"
"Luar biasa, Tuan. Bukan hanya ini, Anda sangat hebat menghidupkan kembali para dinosuaru bahkan Anda juga mengkombinasikannya dengan gen manusia. Anda juga menciptakan chimera jenis iblis yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh siapa pun, mau di Bumi atau Leavgard. Dan sekarang, makhluk ciptaan terbaru Anda, Baterai, sungguh sangat luar biasa. Makhluk yang tubuhnya mempu menampung energi besar," ujar Keats penuh pengaguman. "Jika aku hidup di zamanku, mungkin aku tidak pernah melihat hal ini."
"Begitukah?" gumam Giovani.
"Benar, Tuan."
"Tapi, aku rasa menyebutnya baterai kurang bagus, meskipun kegunaan mereka memang seperti itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasiaSekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...