115 : Persiapan Ekstraksi

151 34 36
                                    

Di teluk yang dipenuhi dengan segerombolan mermaid dan merman, makhluk degan bagian tubuh atas manusia dan bagian tubuh bawah adalah ikan, tampak diam di permukaan air sambil menatap ke arah ujung teluk. Di sana berdiri seorang anak muda manusia mengaku sebagai orang yang sudah menyelamatkan mereka.

Rambut mereka yang biru seperti kilauan air laut itu tampak tergerai indah, mirip seperti benang sutra yang terendam air. Halus dan lembut.

"Karena aku yang sudah membebaskan kalian semua, aku menuntut rasa terima kasih," seru pemuda aneh itu. Ia menyilangkan tangan di dada dan bertingkah arogan.

"Apa buktinya kalau kau yang sudah menyelamatkan kami?" tanya salah satu merman.

"Dia buktinya," tunjuk pemuda itu pada monster bola salju di sebelahnya. Ukuran monster itu hanya setinggi rumput, mungkin sekitar 50 senti. Hal itu membuat para mermaid dan merman bertanya-tanya dan Erix langsung menjawab pertanyaan tersebut. "Dia adalah Roh Es yang suah membekukan hampir seluruh Leavgard."

Para mermaid dan merman terdiam sesaat, dua detik kemudian mereka tertawa. Lucu, benar-benar lucu bagi mereka.

Tentu saja tidak akan ada yang percaya. Mana mungkin makhluk itu adalah Roh Es mengingat mereka pernah bertemu sekali. Wujud Roh Es yang mereka tahu persis manusia yang membeku. Berkulit biru pucat dengan serbuk-serbuk salju yang menempel di tubuh, dan Roh Es yang mereka lihat itu tampak kuat dan perkasa. Tidak seperti bola salju yang mereka lihat sekarang.

"Bekukan mereka beserta setengah teluk," ujar Erix pada Roh Es.

Makhluk yang ditertawakan itu langsung melemparkan sihir es tingkat tinggi dan langsung membekukan setengah teluk. Bagai pohon yang dibelah, bagian kanan teluk membeku dan bagian kiri teluk tidak terjadi apa-apa. Hal itu membuat para mermaid dan merman tercengang.

Beberapa dari mereka menjerit karen sebagian tubuh membeku atau bahkan ketakutan melihat teman mereka yang tampak mengeras seperti pahatan patung es.

"Kalian percaya? Atau perlu aku bekukan sebagian lagi dari kalian?" tanya Erix dengan kemenangannya.

"B-baiklah ... baiklah .... Maafkan kami," ujar merman di sisi paling depan. "Tapi ... kenapa roh superior sepertinya mengikuti ucapanmu."

"Mudah saja, aku yang mengalahkannya dan dia sekarang menjadi bawahanku," jawab Erix. "Roh Es, cairkan semua es."

Roh Es menurut, dengan sihirnya ia mengembalikan apa pun yang ia bekukan, kembali menjadi semula. Hanyalah air yang sekarang terasa sangat dingin.

"Lalu, apa yang Anda inginkan dari kami," tanya merman tadi. Ia tahu persis apa tujuan pemuda manusia itu menunjukkan kekuatannya. Imbalan, tentunya.

"Inisiatif yang bagus." Pemuda itu berjongkok mendekatkan dirinya pada merman tadi. "Namaku Erix Arthur. Aku ingin bertanya, kalian ini apa?"

"Maksud Anda?"

"Dari mana asal kalian. Asal leluhur kalian?" sorot mata Erix cukup tajam menusuk. Dia benar-benar penasaran akan jawabannya.

"Leluhur mereka datang dari dunia bernama Hoululu sekitar delapan ratus tahun yang lalu. Aku yang membawa mereka ke sini." Erix seketika menoleh ke arah sumber suara yang datang dari belakangnya. Ia terkejut di sana terdapat siluet gumpalan asap seperti manusia mengenakan jubah berkerudung yang sangat hitam dan bertanduk. Matanya berupa dua titik merah di bagian kepala seperti pantulan cahaya pada mata hewan buas.

"Dewa Wasalu ... aku tidak menyangka Anda yang mendatangiku," ujar Erix seraya beranjak berdiri.

"Dewa Wasalu!" seru para mermaid dan merman. Dewa yang mereka sembah sekarang berdiri di hadapan mereka. Semua manusia ikan itu meletakkan tangan kanan di pundak kiri lalu membungkuk. "Terpujilah Engkau Yang Maha Bijaksana."

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang