148 : Pelantikan Lord

106 31 41
                                    

Suara tangis Yui terdengar begitu menyayat hati. Putri semata wayangnya sekarang tergeletak tak bernyawa dan terbungkus asap hitam kegelapan.

Prilly dan Dera ikut menagis di sebelahnya, seakan tidak rela kalau Haruka pergi begitu mudahnya.

Di sisi lain, Erix yang dalam wujud iblisnya tergeletak tak sadarkan diri. Dia pingsan akibat penolakan dari Pedang Aculon.

Merlin menatap sekeliling. Untuk kejadian kali ini, dia tidak menerima penerawangan apa pun saat mengintip masa depan. Jelas berbeda dengan yang ia tahu. Untuk itu, dia harus berimprovisasi.

Pertama-tama, dia menghampiri Gastrodiah. "Apa kau bisa membangunkannya?" tanya Merlin.

"Tentu saja," jawab roh bunga mawar tersebut. Dia menciptakan semacam bola energi di tangannya, dia puntal-puntal seperti seperti memeras kain basah dan dia hantamkan ke dada Erix. Detik itu juga, tubuh pemuda itu seperti kesetrum dan ia langsung bangun.

"Wow, apa itu tadi?" sahut Erix yang merasa sedikit tersentak.

Yang dilakukan Gastrodiah tidak banyak. Dia hanya merangsang otak Erix untuk segera bangun.

"Paman," tunjuk Gastrodiah ke arah lain. Isyarat supaya Erix melihat Yui yang memeluk Haruka semabil menangis keras.

"Bibi Yui?" Pikirannya masih melah entah ke mana sampai sebuah ingatan lain terlintas di otak. "Benar juga, Pedang Aculon."

Ia segera beranjak dan menghampiri pedang agung yang melayang dan terus memancarkan energi suci dari surga tersebut. Namun, dengan cepat Merlin menahan apa yang akan dilakukan tuannya. "Tunggu, Yang Mulia. Anda belum pantas memegangnya sekarang."

"Merlin! Kau ... kau ...." seru Erix. Sepertinya dia tidak menyangka akan keadiran penyihir tersebut. Karena sejauh yang dia ingat, Merlin diculik oleh Mak Lampir.

"Kami sudah kembali, Yang Mulia," ujar Merlin. Dia juga menunjukkan kalau Xander, Amel dan Nagini juga selamat. Ketiga orang tersebut membungkuk memberi hormat pada raja mereka.

"Erix!" seru Prilly. Dia langsung memeluk pemuda itu. Sambil menangis, dia mencoba untuk berbicara. "Haruka ... Haruka ...."

"Ya, aku tahu. Semua salahku. Karna itulah aku akan bertanggung jawab." Ia berjalan dan mendekati Pedang Aculan. Menatapnya dan akan dia pegang.

"Jika Anda menyentuhnya, Anda akan kembali pingsan, Yang Mulia," cekat Merlin mengulangi.

"Lalu ... lalu apa yang harus aku lakukan." Dia teringat dengan iblis yang memberi tahunya ide membangkitkan Haruka dengan pedang. Dia menoleh ke sekitar untuk mencari iblis tersebut dan dia menemukannya. "Kau! Kau yang menyarankan ide ini. Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"A-a-aku juga bingung. Seharusnya tidak seperti ini. Anda sungguh Lord Class 'kan?" Iblis itu gugup karena kegagalan tersebut.

Sekarang dia hanya berharap kalau Erix tidak memerintahkan salah satu bawahan untuk menangkapnya mengingat hampir semua orang di sini adalah shensin.

Nagini berbisik. Dia bertanya-tanya, kenapa ada iblis di sini. Namun, karena iblis ini sepertinya punya suatu urusan dengan rajanya, dia memilih untuk diam. Setidaknya sekarang ini.

"Tenang, Yang Mulia. Aku tahu penyebabnya." Dia meoleh ke arah Beatrice. "Sekarang giliranmu."

Gadis gotik yang dimaksud mengangguk. Kemudian, dia memejamkan mata untuk memaksimalkan konsentrasi dalam pengandalian mana. "Divine Maximize Magic : Teleportation Call." Sebuah lingkaran sihir tiba-tiba muncul pada tanah di depannya. Lingkaran sihir itu bersinar biru dan melebar sangat luas.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang