95 : Merekrut - part 2

203 45 56
                                    

Erix sekarang menatap seorang wanita tepat di hadapannya. Sebenarnya tidak ada yang aneh pada wanita itu. Dia manis seperti wanita lain pada umunya. Namun, sepasang telinga kucing yang menempel di atas kepalanya itu membuat Erix berpikir berbeda. Ditambah lagi, dengan tangan yang berbulu dan ekor yang melambai-lambai membuat Erix tidak bisa mengontrol dirinya.

Mereka berada di dalam toko sekarang, lebih tepatnya toko alat sihir. Dulu, toko itu dipenuhi banyak sekali alat-alat aneh dan banyak orang yang datang untuk berbelanja. Namun, sekarang terlihat sepi dan barang-barang yang di jual pun jauh lebih sedikit.

Sekitar sepuluh menit yang lalu, Erix masuk ke toko tersebut dan langsung menghampiri wanita yang di kasir. Padahal di sana ada tiga wanita werebeast lain yang bertugas melayani pembeli. Ada dua wanita bertelinga kelinci, ada juga yang bertanduk dan sebagian tubuhnya merupakan kambing. Seharusnya ada satu lagi wanita werebeast bertelinga kucing dengan warna bulu di tubuhnya kuning bertutul, tetapi wanita yang dalam ingatan Erix itu sepertinya tidak ada. Erix melewati tiga gadis tadi dan langsung menuju ke arah wanita kasir ini.

"Boleh aku mengusap telingamu?" ujar Erix spontan. Untuk orang pecinta kucing sepertinya, permintaan itu merupakan suatu hal yang wajar. Namun, berbeda bagi orang lain yang mendengarnya. Hal itu dianggap mesum.

"Apa yang mau kau lakukan pada anakku! Penjahat Kelamin sialan!" Sebuah pukulan dari tangan berbulu menghantam kepala Erix. Bukannya merasa sakit, dia justru memeluk tangan tersebut.

Sosok werebeast linxman dengan tinggi sekitar dua meter tampak berdiri di belakang Erix dan akan meluncurkan pukulan susulan.

"Halusnya ...," ujar Erix sambil mengusap bulu pada tangan linxman itu ke pipinya.

"Apa-apaan orang ini. Apa dia orang gila?" Linxman itu mencengkram leher Erix dan berniat untuk membuangnya keluar. Hanya dengan sekali angkat saja, telapak kaki pemuda itu langsung berpisah dengan lantai.

Namun, bukannya merasa sakit atau terganggu, Erix justru membentang tangannya dan menusap tangan berbulu linxman itu seakan menikmati kelembutannya. Erix terlihat seperti orang yang menenggelamkan wajahnya pada selimut bulu yang halus. Karena merasa jijik, linxman itu langsung melepas cengkramannya dan Erix jatuh ke lantai.

"Aduh ...," keluh pemuda itu setelah pantatnya mendarat duluan. Ia melenguh sambil mencoba berdiri.

"Pergilah, atau kami panggil prajurit keamanan," ujar linxman itu. kerutan pada wajahnya menunjukkan kalau di sedang jengkel.

"Ini aku, Tom," ujar Erix sambil menahan sakit di pantatnya.

"Aku tidak kenal orang mesum. Pergilah, jangan sok kenal denganku." Linxman itu melangkah dan masuk ke pintu yang berada di belakang kasir.

Suara lonceng pada pintu terdengar tanda kalau ada seseorang yang masuk. Semua mata para wanita werebeast langsung menoleh. Namun, wanita yang baru masuk itu tampak kaget melihat Erix yang memegang pinggulnya dan bertingkah seperti orang tua.

"Erix, kau tidak apa-apa?" seru Haruka.

"Ya, aku tidak apa-apa," jawab pemuda itu.

"Erix?" Tom batal melangkah. Ia menoleh ke belakang sesaat. Dia tahu nama itu. Terngiang di telinganga beberapa waktu lalau sebagai seorang Pahalawan Ardesdale. Namun, dikabarkan kalau si Erix itu sekarang memimpin pasukan di garis depan untuk membalas serangan pasukan iblis.

Tidak sengaja, Tom teringat sesuatu. Ingatan lama yang mana ada dua orang pemuda datang sambil membawa Tombak Poseidon dan item-item istimewa lain. Namun, satu kata yang keluar dari mulut salah satu pemuda itu langsung terngiang di telinga. Dia menyebut linxman itu imut.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang