14 : Desa Ninja Takegakure

507 85 7
                                    

Hutan belantara membentang di sepanjang kaki Pegunungan Zahwein. Karena sudah lama tidak disentuh tangan manusia, hutan ini tampak suram dengan semak-semak tunggi menakutkan. Tidak heran jika hutan ini menjadi rumah bagi monster-monster mengerikan.

Melesat dengan cepat segerombolan bayangan di antara celah-celah dahan pohon. Kecepatan mereka melesat seperti angin yang berhembus, begitu cepat dan terkontrol.

Mereka adalah para shinobi dari Desa Ninja Takegakure. Kelompok ini dipimpin langsung oleh takekage (kepala desa), Kurokaze Kotaro. Setidaknya ada 30 ninja setingkat senior ikut serta dalam ekspedisi kali ini.

Setelah Raja Dragon Shin membakar habis sarang besar gigantula di tengah hutan, sehingga sekarang tidak ada makhluk apa pun yang menghalangi para ninja untuk maju menuju tempat tujuan meraka.

Rombongan tadi kini melesat keluar dari hutan, dan kembali meluncur menaiki kaki gunung yang agak gersang di sisi kanan. Tanpa menghentikan langkah, mereka terus melaju.

Gunung bebatuan tidak terlalu sulit dilangkahi. Dataran-dataran terjal sempat menghambat langkah mereka, namun bukan berarti mereka akan berhanti.

Matahari sekarang telah berada di puncak singgasanaya. Perjalanan panjang tanpa henti akhirnya menemui titik akhir. Para shinobi kini berada di depan sebuah reruntuhan sebuah kota kecil di antara padatnya hutan bambu di bawah dinding tebing.

Kotaro tersungkur di depan gerbang reruntuhan dan ia menangis. "Kita sampai ... akhirnya kita sampai ... di tanah leluhur."

Semua shinobi yang ada, juga tampak sangat bersyukur. Ada yang menangis, berpelukan, dan ada pula yang terdiam karena masih tidak percaya akan apa yang mereka lihat. Setelah sekian lama, akhirnya pada generasi merekalah para shinobi Takegakure kembali ke desa asal, tanah leluhur yang ditinggal.

Salah satu ninja mendekati Kotaro dan menepuk pundaknya dari belakang, "Takekage, selamat. Anda berhasil mengembalikan semua shinobi ke rumahnya."

Kotaro beranjak sambil menyeka air mata, "Tidak, Goro. Ini semua karena Erix Arthur. Pemuda itulah yang membuka jalan bagi kita untuk kembali ke tanah ini."

"Ya, Anda benar," sahut Kaikaku Goro setuju.

"Jadi, sudah sepantasnya kita setia padanya dan menunggu kedatangannya kembali," tambah Kotaro.

"Baik, takekage!"

"Coba kau periksa daerah sekitar, kita harus tetap waspada karena tempat ini sudah lama tak berpenghuni."

"Baik!" shinobi bertubuh kekar dan bercambang meninggalkan kepala desanya dan segera melaksanakan apa yang diperitahkan.

Kotaro mulai melangkah dan berjalan memasuki desa tersebut. Beberapa ninja juga ikut bersamanya.

Semua ninja itu berjalan penuh waspada, karena siapa pun tahu jika suatu tempat yang sudah lama ditinggal maka akan didatangi penghuni baru.

Sebuah kilatan bayangan melesat diantara reruntuhan bangunan tertangkap di ujung mata, dengan cepat Kotaro menoleh namun sesosok mencurigakan tidak ia temukan di sana.

Pemimpin para ninja itu meningkatkan kewaspadaan, tangannya kini sudah dilengkapi dengan ninjato. Jenis katana pendek itu terhunus ke depan.

"Ada sesuatu di sini, siapkan senjata kalian!" sahut Kotaro. Dengan cepat semua ninja yang ada mengelurkan senjata mereka masing-masing.

Sesuatu melesat, semacam pisau lempar, dengan cepat Kotaro menepis serangan itu. Pisau tadi menghantam ninjato dan memantul ke tanah. Kotaro melihat jenis pisau apa yang digunakan. Shuriken, sebuah pisau berbentuk bintang tergeletak di tanah. Kotaro cukup tercengang dengan senjata tersebut.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang