98 : Aurelia

231 49 51
                                    

Sesosok makhluk dengan bagian tubuh bawah merupakan ekor ikan dan bagian tubuh atas berupa tubuh seorang gadis manusia, sekarang tampak terkurung di dalam semacam akuarium besar pinggir pantai. Penampilannya cukup memukau. Antara tubuh ikan dan tubuh manusianya terdapat semacam selaput yang tampak seperti selendang dan ia menganakan bra yang terbuat dari cangkang kerang diikat dengan tali berhiaskan mutiara.

Sisik mermaid itu berwarna biru dan tampak berkilau jika terpapar cahaya matahari. Telinganya runcing seperti elf, tetapi dilengkapi dengan sirip. Ia cukup cantik dengan rambut birunya yang cemerlang.

Akuarium yang mengurung mermaid itu sekarang dikelilingi ras Drak – makhluk campuran iblis dan manusia dengan fisik manusia berkulit merah agak pudar dan bertanduk – dan Maridscal – makhluk campuran manusia yang bersisik ikan dengan rambut yang berwarna-warni dan sisik keras pada kaki mereka – yang merupakan penduduk setempat kota pinggir laut itu.

Tak berapa lama, lima maridscal keluar dari laut dan berjalan ke bibir pantai. Satu maridcal yang tampak lebih berwibawa dari yang lain, menghampiri mereka. "Bagaimana? Apa kalian menemukannya?" tanyanya.

"Maaf, Tuan Fairyu. Kami tidak melihat sesuatu seperti dungeon, gua dalam laut atau apa pun. semuanya tampak normal," jawab salah satu maridscal tadi.

"Lalu, dia datang dari mana?" gumam Fairyu agak curiga. Otaknya berpikir keras untuk mencari tahu akan tempat asal mermaid tersebut. Dan sialnya, otaknya mengalami kebuntuan. Ia berjalan cepat dan menghampiri akuarium. "Hey, katakan sesuatu, kami tidak akan menyakitimu!"

Mermaid itu hanya diam sambil memalingkan wajahnya. Hal itu membuat Fairyu menghela napas dan menyerah. Tidak tahu harus bagaimana lagi.

Masalahnya sekarang adalah, jika mermaid ini merupakan makhluk dari pasukan iblis, maka Kota Gizaros akan dalam bahaya.

Tiba-tiba mendarat di dekat mereka sesorang manusia bersayapkan hitam. Pemuda itu terlihat gagah meski tidak terlalu tampan. Rambut hitamnya yang pendek sekarang disisir lembut oleh angin laut.

"Apakah ini mermaid yang dimaksudkan itu?" tanya pemuda itu.

"Itu benar, tetapi siapa Anda?" tanya Feiryu. Ia harus berbicara sopan pada orang yang kemungkinan datang dari ibukota kerajaan tersebut.

Pemuda itu menatapnya heran. "Ini aku loh, Erix Arthur."

Feiry dan semua maridscal serta drak terperanjat seketik. Cepat-cepat mereka berlutu memberi hormat.

"Maaf kelancangan hamba, Yang Mulia," sahut Feiryu. Suaranya agak gemetar karena takut.

"Sudah ... sudah .... Segera berdiri dan jelaskan padaku mengenai mermaid ini." Seperti biasa, meski Erix seorang raja, dia tidak terlalu suka diagungkan. Para maridcal dan drak yang berkumpul di sana langsung berdiri dan mulai menjelaskan situasinya.

Fairyu selaku walikota menjawab pertanyaan tersebut. "Salah satu nelayan kami tidak sengaja menjaring mermaid ini, Yang Mulia. Sebelumnya dia tampak lemah. Setelah kami obati dan memberinya makan, dia kembali sehat. Namun, dia tedak berbicara sedikit pun. Sehingga kami agak sulit mendapatkan informasi."

"Begitu, kah. Merepotkan." Erix mendekati akuarium dan menatap mermaid itu. "Apa orang tuamu tidak mengajarkan untuk mengucapkan terima kasih pada sesorang yang sudah menyelamatkanmu?"

Mermaid itu masuh diam.

"Apa kau tuli?" tanya Erix lagi menguji. "Ikan idiot. Muka kadal. Aku akan menggorengmu!"

Sang mermaid masih diam.

"Dia tuli," gumam Erix akhirnya. "Atau dia tidak mengerti apa yang kita ucapkan."

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang