20 : Dungeon Kuil Inari

558 82 13
                                    

Merlin, Haruka, Yura, Tias, Prilly, Mex dan Volette sedang berjalan diantara hutan bambu. Tapi anehnya, ketujuh shensin itu seakan tidak mencapai titik akhir dari perjalanan mereka.

"Aku mulai lelah," ujar Haruka.

"Ini aneh. Aku rasa hutannya tidak selebat ini," ujar Yura.

Berbeda dari semua orang yang tampak menghirup napas panjang, Tias justru mengambil pisau dan mencongkel sebatang rebung di kaki tumpukan pohon bambu. "Lumayan," ujarnya.

Setelah dirasa cukup istirahat, mereka kembali melanjutkan perjalanan.

Langkah demi langkah mereka tapaki untuk menuju sisi terdalam dungeon.

Dungeon Kuil Inari. Ya, sekarang mereka sedang mencoba untuk menyucikannya sesuai permintaan kepala daeran Wilayah Suzaku, Putri Teira no Tokuhime. Tapi, dari awal memasuki dungeon, sampai sekarang, mereka tidak ke luar dari hutan bambu yang membentang.

Setelah perjalanan cukup jauh, Tias mengejutkan semua teman-temannya. "Hei, lihat! Ini kan ...."

Tias menghampiri tempat di mana ia mencongkel rebung tadi.

"Kita, sudah berputar-putar sejak tadi," sahut Mex.

"Sepertinya kita sudah masuk mantra ilusi," tebak Merlin.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Prilly agak panik.

Merlin memegang tongkat sihirnya. "Protec Spell : Anti Illusion Field!" Suatu semacam gelombang radio menyebar ke sekeliling Merlin dan menghapus sesuatu seperti kerak kaca.

Dari sana mereka menyadari, ternyata ada puluhan roh rubah jingga sudah mengepung mereka.

"Kitsune!" seru Haruka dan langsung menghunuskan wand-nya, menciptakan ribuan jarum cahaya. Dengan ayunan seakan menyapu, semua jarum melesat spontan dan menghantam semua rubah yang ada. Hanya dengan satu serangan itu, semua rubah yang mengepung sudah dimusnahkan. Tinggalah dungeon stone yang berserakan dan mereka langsung memungutnya.

Untuk sesaat, Prilly sedikit tergemap dengan kemampuan saingan cintanya itu. Ia tidak menyangka ternyata Haruka termasuk wanita yang hebat meski penampilannya tidak mencerminkan hal itu.

Setelah semua dungeon stone didapatkan, mereka kembali melanjutkan langkah.

Sekitar lime menit kemudian, mereka tiba di perbatasan antara hutan bambu dan hutan kegelapan. Merlin memimpin shensin yang lain untuk masuk ke hutan mencekam tersebut.

Nuansa hutan ini sangat mengerikan. Begitu gelap dengan banyak pohon-pohon yang tumbuh tidak wajar. Cabang-cabang pohon tumbuh merendah seperti tangan iblis yang ingin meraih mangsanya.

Kawanan kucing hitam muncul meramaikan. Kucing-kucing itu tampak kurus dan menyatu dengan kegelapan. Ekor kucing itu bercabang dua, membuah Haruka langsung tahu monster apa yang menghadang mereka ni.

"Mereka Nekomata," ujar Haruka.

Jumlah mereka sangat banyak, mungkin sekitar 30 ekor. Dan haruka langsung menciptakan jarum cahayanya untuk menyerang. Namun, makhluk kali ini tidak seperti kawanan rubah sebelumnya. Mereka sangat gesit saat menghindari serangan. Sehingga jarum cahaya haruka hanya mengenai beberapa ekor saja.

Mex dan Volette tidak hanya menonton. Mereka menyuruh kedua partner mereka untuk menyerang. Burung pelangi Mex – Vieg – dan tupai bersayap bulu hijau – Belka – langsung meluncur.

Kecepatan terbang Vieg sangat hebat. Ia mencengkram dan mematuk beberapa kucing hitam hingga hancur. Belka pun demikian. Kecepatannya dalam melesat diantara cabang pohon, terlihat seperti garis hijau dalam gelap dan langsung mencakar lawan dengan cakarnya yang sudah diperkuat. Keduanya berhasil mengurangi banyak musuh.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang