152 : Padang Ranjau

123 28 21
                                    

Kerumunan pasukan nampak ramai memenuhi pos pengawas yang sekarang menjadi benteng sementara. Di sana mereka sibuk berlatih, istirahat dan mencoba untuk bersantai meski hati mereka sedang gundah.

Seorang kesatria berzirah lengkap dan paling gagah di sana terlihat berjalan gusar saat memasuki tenda besar khusus para pemimpin. Di dalam sana ada beberapa orang yang cemas saat menatap peta medan perang.

"Apa ada kabar dari pasukan bantuan?" tanya laki-laki itu. Kegusaran terlihat jelas dari wajahnya yang agak menegang. Meski menunjukkan ekpresi seperti itu, sebenarnya dia tidak berniat melakukannya. Karena pengalaman berperangnyalah yang membentuk karakter tersebut.

"Raja Helicius, bersabarlah. Proses penyambungan sihir teleportasi ke gerbang sedang dikerjakan." Seorang kesatria muda mencoba menenangkannya.

"Bukan begitu, Jendral Zenda. Aku hanya khawatir jika lawan menyerang, pasukan kita tidak siap karena jumlah yang sedikit," timpal raja Kerajaan Ziheld tersebut.

"Sedikit lagi ... mereka akan sampai sedikit lagi ... bersabarlah," gumam seorang pria yang berpenampilan esentrik sambil menyeruput secangkir teh. Hampir seluruh tubuhnya dipenuhi dekorasi yang menggambarkan kehutanan. Dia juga memiliki tanduk rusa hologram yang sangat gagah.

Meski penampilannya aneh dan nampak seperti manusia pohon, dia adalah raja kerajaan elf. Namanya sendiri sudah tercatat dalam sejarah sebagai seorang legenda karena berhasil memisahkan Dataran Rieheim dari benua dan menjadi sebuah pulau. Hal itu dia lakukan untuk melindungi seluruh elf rakyatnya.

"Baiklah jika Raja Cernunnos berkata seperti itu." Raja Helicius pun berjalan mendekati meja lebar yang menjadi alas sebuah peta. "Apa semua persiapannya sudah selesai?"

"Ranjau tanah dan udara dari Kerajaan Camelot sudah dipasang. Beberapa sihir unik pun sudah disiapkan sebagai jebakan di beberapa tempat. Bantuan senjata dan makanan dari Kerajaan Saban dan Uradun pun sudah sampai. Setidaknya, sekarang moral pasukan tidak berada di sisi rendah," jelas pemuda yang mengenakan hanfu putih, pakaian khas Kekaisaran Qin Xia.

"Ternyata kau cukup cerdik memantau situasi, Tuan Wei." Sepertinya Helicius sedikit meremehkan pemuda ber-hanfu itu.

"Ah, tidak. Semua pemberitahuan datang dari Tuan Bayu, kepala divisi strategi Kerajaan Camelot," jelas Wei Wuxian merendahkan diri.

"Lalu, apa yang dilakukan Lord Class sekarang?" tanya Helicius lagi.

"Energi di tubuhnya terlalu besar setelah kebangkitan. Saat ini, dia sedang latihan untuk mengendalikan energi itu supaya tidak merusak tubuhnya sendiri," jelas Raja Cernunnos. Meski dia tidak melihatnya, tetapi dia dapat merasakan kalau energi Erix nampak berkecamuk meluap.

"Begitu kah." Tidak ada yang bisa Helicius lakukan sekarang, selain menunggu dan bersabar sekaligus mempersiapkan mental untuk berperang.


Di sisi lain, Erix memang sedang fokus dalam pengandalian energi yang ia miliki mengingat energi kegelapannya yang saat ini bocor akibat ulah Leviathan.

Menekan energi sebesar itu memang tidak mudah. Seperti halnya kran yang bocor, semakin disumbat semakin deras semprotannya. Harus ada sesuatu yang benar-benar pas menutup lubang tersebut. Sayangnya, dia tidak tahu harus menyumbat dengan apa.

Dia sudah mencoba mengimbangi bocornya energi dengan meningkatkan pengeluar energi cahaya. Namun, tubuhnya justru merasakan sakit yang luar biasa. Seperti dirobek dari dalam karena tekanan yang diterima makin kuat.

Sesaat, dia memikirkan Kuishin dan sangat merindukannya mengingat Kuishin memiliki kemampuan dapat memakan energi dan mengolahnya menjadi energinya sendiri. Sayangnya, katana tersebut sekarang dalam mode hibernasi untuk menstabilkan diri sejak ia menerima batu hitam dari Kaisar waktu itu.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang