136 : Haruka ...

130 35 64
                                    

Badai besar yang terdiri percikan dan sambaran petir serta kencangnya angin mengamuk, membuat puluhan armada angkatan laut Kerajaan Orlando tidak bisa berjuang maksimal. Tingginya ombak mempermainkan kapal mereka membuat beberapa awak mabuk laut dan bahkan tidak bisa untuk berdiri tegak.

"Capitan, apa yang harus kita lakukan? Badainya terlalu kencang," tanya sang ajudan.

Raut wajah Thiago Balderas selaku kapten armada terlihat tak enak untuk dipandang. Kekesalan memenuhi wajahnya.

"Capitan?" tanya ajudan lagi.

"Turunkan jangkar!" seru Thiago lantang.

"Seluruh armada, turunkan jangkar!" seru ajudannya mengulangi.

Perintah tersebut langsung dilaksanakan. Semua kapal tersebut menurunkan jangkar mereka.

Sang kapten melepas mantelnya yang tebal beserta topi dan diberikan pada ajudan sehingga dia hanya mengenakan kaus kemeja lengan panjang berlapis rompi hitam. Kemudian, dia menarik sebuah tombak perkasa dari body bag-nya dengan bagian ujung tombak terdapat semacam pengait.

Disingsingkan lengan baju sampai ke sikut dan nampaklah sebuah tato bintang di lengan kirinya. Ada lima bintang di sana, empat terlihat sudah penuh dan satunya hampir penuh. Dengan bintang itu, siapa pun akan tahu kalau dia merupakan seorang shensin bintang lima.

"Mi tripulaciones, este es tu capitan," ucap Thiago sambil membentangkan tangan.

Seluruh armada seketika begemuruh. Semua awak menyerukan namanya. "Thiago Balderas, la lanza de mar!"

Thiago langsung meloncat dari haluan kapal, terjun ke laut. Semua kru semakin berteriak kencang.

Sang kapten bukan bunuh diri untuk terjun ke laut. Ajaibnya, saat dia mendarat di permukaan air, dia tidak tenggelam sama sekali. Tubuhnya seakan ditolak oleh air untuk masuk ke delamanya. Berdiri gagah menatap sang naga.

Ia menusukkan tombaknya ke laut, dan tiba-tiba tombak tersebut membawanya meluncur menjauhi kapal. Bergerak lurus ke arah Leviathan yang diam seakan sedang memamerkan wujud perkasanya pada dunia.

Shin dalam wujud dragonnya, menerjang Leviathan yang tampak jauh lebih besar dari tubuhnya. Napas naga ia tembakkan dari mulut dan membakar kulit sea servent tersebut.

Tidak hanya itu, Shin juga mengerahkan serangan yang diajarkan Salamander padanya. Dia membentangkan sayapnya ke atas dan menciptakan bola energi besar dan padat. "Terima ini, Brengsek! Dragon Meteor!"

Namun, serangan tersebut tidak berarti di hadapan Leviathan. Dengan mudah ia mendepak bola energi yang mengarah padanya itu ke samping dan meledakkan bebatuan karang saat mendarat.

Sirip lain juga melayang dengan cepat dan menghantam Shin. Ia terlempar kuat dan mendarat kasar di pasir pantai tak jauh dari dua pasukan sedang berbenturan.

"Kalau begitu, aku juga." Jagau sang ninja bekantan memisahkan diri dari medan tempur. Sambil berlari, dia memainkan tangannya membentuk segel jurus ninja. "Henkan Hengge!"

Jagau berubah menjadi kera raksasa seukuran dragon Shin bersenjatakan tongkat. Dia terus berlari di atas permukaan air dengan teknik ninjanya menghampiri Leviathan. Dia alirkan sebagian energi tersisa ke tongkat dan langsung ia pukul tubuh besar naga laut tersebut. Namun, apa yang diharapkan jauh dari digapai. Tongkatnya patah karena berhadapan dengan benda lebih keras darinya.

Sialnya lagi, Leviathan memutar balikkan tubuhnya dengan cepat dan langsung mendepak kera tersebut dengan ekornya.

Jagau terlempar jauh, bahkan sampai ke hutan di belakang Kota Ginkaku. Di sana ia tergeletak pingsan setelah mendarat dengan kasar.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang