155 : Pazuzu

116 22 20
                                    

Sang raja goblin, Jareth nampak serius bertarung melawan kadal raksasa yang terlihat seperti dragon. Tubuh monster itu besar dan kekar dengan kepala yang agak lebih kecil. Sangat pas dengan proporsi tubuhnya.

Di punggung kadal ini terdapat sisik keras yang tersusun dalam lipatan besar dan mencuat seperti punggung buaya. Secara keseluruhan berwarna biru sampai ke ekor. Terdapat semacam tanduk di ujung ekornya, nampak seperti senjata berbahaya dan mematikan.

Tubuh kecil Jareth secara teknis tidak akan mungkin bisa berhadapan dengan lawan jenis raksasa seperti ini. Ia bahkan terlihat seperti kecoa melawan seekor gajah. Namun, dia tiak menyerah sama sekali akan hal itu. Jareth terus melasat sena sini untuk mencari titik lemah lawan.

Dia tidak sendiri. Raja Keiros, raja Kerajaan Illinixhina ada bersamanya. Bocah umur tujuh belas tahun itu membawa beberapa barang tingkat tinggi buatan Gavin dan Tatsumi. Sebuah pedang yang ditempa dengan inti core milik Erzenth – laki-laki perkepala kerbau bawahan Moloc – dan Perisai Labaniel – perisai yang dapat menjadi sosok raksasa bertubuh kekar dengan tujuh kepala.

Selain itu juga, mereka dibantu pasukan kecil gabungan trainer, goblin dan wargorilla. Semuanya nampak serius ingin menghancurkan lawan meski setiap serangan terlihat percuma.

Beberapa gorilla mengambil batu besar di sekitar mereka dan dihantamkan ke kaki lawan. Para goblin secara bergantian menyarang kaki yang lain pada satu titik secara bergantian sehingga yang awalnya luka gores, berubah menjadi loka besar dan menjadi luka yang menganga. Darah segar mengalir dari sana. Sedangkan kaum Trainer, mereka terus menarik perhatian lawan dengan serangan-serangan mecolok mereka.

Karena tubuh lawan cukup besar, hal itu membuat sulitnya mereka untuk menyerang. Saat lawan bergerak, butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai ke kaki lawan karena jarak langkahnya yang jauh.

Meski begitu, mereka tak patah semangat. Semuanya berjuang bersama dan tanpa mengeluh.

Jareth melesat tinggi dan mendarat di atas kepala monster kadal tersebut. Di sana dia menebas kepala yang ia pijaki sampai menimbul luka menganga.

Saat kadal menggelepar, dia segera turun untuk menghindari bahaya. Sialnya, karena hal itu pula para pasukan kecil tadi tak bisa lagi menyerang lawan. Kadal itu terus menggelepar.

Untuk sepintas, Jareth merasa dia mengambil langkah yang salah.

Angin datang menerpa tiba-tiba dan entah mengapa berkumpul di sekitar kadal. Kumpulan angin itu memutari tubuh kadal dan berubah menjadi semacam celurit padat di sisi luar pusaran. Sang kadal meraung sambil merenggangkan tubuhnya membuat semua celurit melesat.

Serangan celurit kadal tadi menyebar ke segala arah dan menghantam pasukan kecil. Para wargorilla mencoba menahan serangan dan melemparinya dengan batu. Sayang, semua batu yang dilempar terbelah dan mereka terhantam serangan tersebut.

Sihir pelindung otomatis yang dirapalkan pasukan pedukung pada barisan belakang muncul dan melindungi mereka. Namun, itu tidak cukup. Beberapa orang dan hewan partner kaum Trainer tetap ada yang terluka.

Energi sihir keluar dari tubuh mereka secara otomatis untuk mempercepat peroses menutupnya luka, tetapi itu masih memerlukan sedikit waktu.

Raja Keiros yang tahu akan hal itu, segera mengaktifkan kemampuan khusus perisainya. "Labaniel!" serunya sambil mengangkat perisainya ke atas.

Cahaya emas bersinar pada perisai dan merubah perisai itu menjadi energi. Gumpalan energi tersebut melesat meninggalkan Keiros dan berubah menjadi sosok kekar dengan tujuh kepala tersusun rapi di pundaknya.

Tanpa disebutkan apa perintahnya, Labaniel tahu apa yang harus dikerjakan. Segera dia menghampiri kadal raksasa tadi dan mendekapnya kuat. Sosok kekar itu mencekik kadal tersebut.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang