Seekor burung hantu putih super besar dengan corak garis-garis biru, tampak melesat di udara dengan kecepatan suara. Ia meluncur cepat dan akan menghantamkan dirinya pada makhluk seperti kadal dengan dua kepala. Persis seperti dragon dengan tinggi sekitar tiga meter dan memiliki sayap berselaput.
"Kali ini aku pastikan kau tidak akan kabur, Valak!" seru burung hantu tersebut. Dengan kecepatan menukik itu, ia menghujamkan kakinya siap menerkam lawan.
"Aku tidak akan terkecoh dengan cara yang sama, Prilly Alya!" Kadal dua kepala itu nemembakkan semacam cairan dari kepala kiri dan menyemburkan api dari kepala kanan. Saat api bertemu cairan, terciptalah kobaran puting beliung api yang sangat besar. Semua pasukan yang saling hujam, langsung menyingkir seketika, menghindari api tersebut.
Prilly menstabilkan laju terbangnya. Ia mengepakkan sayap dan berbelok sangat tajam menghindari serangan. Hingga kelima cakarnya siap menghujam lawan. Sayangnya, Valak mengepakkan sayap dan ia terbang mundur menghindari serangan Prilly dan langsung menyemburkan api panas. Prilly melesat berlari. Pemandangan sangat aneh melihat burung hantu super besar yang gemuk berlari dengan cepat, menarik perhatian beberapa orang, kemudian ia kembali meluncur ke arah Valak dan menghujamkan cakarnya, terlihat seperti sedang menendang.
Namun, Valak membuat pusaran api melingkari udara sehingga Prilly terkurung di dalam kobaran tersebut. Semakin lama, pusaran itu semakin mengecil dan mengerucut. Dengan cepat Prilly mengubah tubuhnya menjadi burung hantu ukuran normal dalam letupan asap biru dan terbang bebas mengudara.
Setelah bebas, ia kembali membesarkan tubuhnya dengan cara yang sama dan langsung menukik menghampiri Valak.
"Dasar keras kepala." Dua kepala kadal itu terlihat sangat geram. Di waktu yang sama, pasukan yang ia bawa sudah terdesak parah. Para iblis hampir semuanya musnah setelah kematian pemimpin mereka, Abaleth dan Duruda. Tidak hanya iblis yang terdesak; werebeast Wartog, monster lamprey, penyihir cumi-cumi dan raptor juga bernasip sama. Troll, semut raksasa dan mantis raksasa sudah lama menghilang dari medan perang.
Tiba-tiba suara tembakan terdengar nyaring dan sesuatu seperti roket melesat ke atas. Di ketinggian sekitar 50 meter, roket itu meledak. Sesuatu seperti tepung warna merah menyebar berhamburan dan mewarnai angkasa.
"SERANG!" Suara deru pasukan terdengar dari arah hutan. Di sana melesat dalam jumlah besar prajurit yang dilengkapi zirah putih. Ada gambar simbol elang memegang sebuah pita yang menunjukkan kalau mereka adalah pasukan dari Negri Sihir Alexis.
Pasukan itu tidak sendiri. Mereka ditemani sekelompok ninja dari Desa Takegakure dan ribuan lebah yang merupakan bawahan Ratu Lebah Vespiqueen.
"Sial!" Valak makin kesal. "Kalau sudah begini ...."
Valak tampak merencanakan sesuatu. Kedua kepalanya menghadap ke angkasa. Namun, tidak mengarah Prilly. Ia menembakkan bola cairan dari mulut kiri dan menembakkan bola api dari mulut kanan. Saat kedua bola itu berbentur di angkasa, sebuah ledakan tiba-tiba tercipta membuat semua orang kaget. Prilly yang dekat dengan ledakan pun terdorong karena kuatnya hempasan angin.
"Apa yang terjadi!?" seru Yui yang tampak terperangah. Ibu Haruka itu menatap langit yang mana terdapat ledakan hebat di sana.
Menyebar ke sekitar ratusan bola api dari ledakan, sekilas terlihat seperti hujan meteor.
"Inilah kekuatan sejatiku!" seru kedua kepala Valak kegirangan. Ia kembali menembakkan bola cairan dan bola api ke udara membuat ledakan sehingga ratusan bola api kembali tercipta. "Rasakan! Rasakanlah! Guahahahaa!"
Sebelumnya Gavin yang menembakkan peluru suar ke angkasa untuk memanggil prajurit dari Negara Alexis yang sebelumnya sudah berada di sana. Namun, dia tidak menyangka kalau para ninja dan lebah ikut bersama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...