Seorang laki-laki setengah baya yang mengenakan jubah keagamaan, berwarna putih dan dijahit benang emas, tampak berjalan kasar sambil menggenggam sebuah kertas.
Ia melewati lorong dengan cepat dan tiba di depan gereja. Di sana, di halam gereja, sudah berkumpul banyak sekali pendeta yang merupakan shensin bintang tiga dan bintang empat. Mereka gabungan dari Bishop Class, Exorcist Class, Mother Class dan Pope Class yang merupakan kelas tingkat lanjut dari Priest Class dan Priestess Class.
"Kardinal Prometheus, apa maksudnya ini!?" Raungan pria itu mengagetkan semua anggota yang sudah dikumpulkan, bahkan Kardinal Prometheus sendiri yang terlihat sibuk menata setiap anggota yang berkumpul. Sepertinya, dia akan membawa semua orang itu untuk pergi jauh.
"Oh, Kardinal Franciskus. Kenapa Anda harus berteriak seperti itu? Saya belum tuli," tanya Kardinal Prometheus dengan raut kesal karena merasa terganggu.
"Aku membaca laporan gilamu. Apa maksudmu ingin menyucikan Kerajaan Camelot? Jangan bawa-bawa gereja untuk memuaskan ambisi gilamu!" Kardinal Franciskus terlihat sangat amat marah. Wajah keriputnya sampai memerah.
"Ini bukan ambisi gila. Ini merupakan perintah Tuhan. Kita harus menyucikan Camelot dari kutu-kutu neraka dan harus melanjutkan eksekusi pada Jean D'Arc yang bersembunyi di sana. Kerajaan itu tak lebih dari sarang iblis," ujar Kardinal Prometheus begitu percaya diri. Dia bahkan sangat senang dengan argumennya itu mampu membuat Kardinal Franciskus terdiam.
Meski masih muda, Kardinal Prometheus sangat yakin kalau apa yang dia lakukan sekarang merupakan hal mulia yang tidak mampu dilakukan oleh Kardinal-Kardinal pendahulunya.
"Jadi, kau akan ke Camelot dan membasmi ras-ras yang sebelumnya pasukan iblis, benar?"
"Tentu saja, karena Tuhan yang memerintahkannya," jawab Kardinal Prometheus dengan senyum kemenangan.
Kardinal Franciskus berjalan kasar, kemudian melepas satu sendalnya, dan langsung ia gunakan untuk menapar wajah Kardinal Prometheus. Bibir laki-laki itu pecah membuat darah terciprat.
"Apa yang kau lakukan, Tua Bangka!?" Kardinal Prometheus benar-benar marah akan serangan fisik seniornya itu.
"Masih belum mengerti juga? Atau aku pukul kepalamu dan mengelurkan otak tak bergunamu itu supanya lebih encer saat digunakan," sahut Kardinal Franciskus kesal. "Apa kau tidak berpikir kalau semua ras yang kau sebutkan itu sekarang adalah penduduk kerajaan. Apa yang kau lakukan sekarang merupakan deklarasi perang pada Kerajaan Camelot. APA KAU PAHAM, KARDINAL OTAK UDANG!?"
"KAU BENAR, INI ADALAH PERANG!" seru Kardinal Franciskus memprotes.
"Itu benar, kita memang harus membersihkan Leavgard dari ras-ras menjijikkan itu," sahut senada suara dari barisan.
"Siapa yang berbicara barusan?" tanya Kardinal Franciskus. "Siapa yang berbicara, cepat maju ke sini atau aku laknat kalian semua."
Dilaknat seorang Kardinal, apa lagi sudah sepuh seperti Kardinal Franciskus, sama saja dilaknat oleh Tuhan. Siapa pun tidak mau mengalami hal itu membuat beberapa pendeta langsung menyeret pemuda yang kemungkinan orang menyahut tadi sampai ke barisan terdepan dan dihadapkan pada Kardinal Franciskus.
"Kenapa kau berbicara seperti itu?" tanya Kardinal Franciskus cukup tenang, tetapi dengan sorot mata penuh amarah.
"Karena mereka awalnya adalah pasukan iblis. Mereka hanya berlindung di Kerajaan Camelot dan nanti, saat pasukan iblis terdesak, mereka akan membelot karena mereka adalah bagian dari pasukan iblis," jelas pemuda berjubah serba hitam itu.
"Siapa yang mengajarimu imajanasi konyol itu? Siapa? Jawab aku!" seru Kardinal Franciskus.
Pemuda itu terlihat agak takut dan matanya bergulir ke arah Kardinal Prometheus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...