Tim shensin yang terdiri dari tujuh orang, masuk ke gerbang istana Kekaisaran Sakura. Para prajurit yang menjaga gerbang dan semua orang di dalam kawasan istana, tampak menyambut kedatangan mereka.
Alasannya karena dua hal. Pertama; karena adanya Pustri Sakura di antara mereka, dan kedua; putri pertama kaisar itu berhasil menyucikan Dungeon Kuil Inari.
Sekarang Haruka pulang ke istana setelah lama berada di garis perbatasan. Ia ingin menyapa ayahnya dan melaporkan mengenai keberhasilan mereka.
"Haruka-nee-sama ...," panggil seorang gadis manis dari arah pintu utama istana. Rambut hitam panjangnya tampak melambai saat ia berlari. Gadis itu mendarat di pelukan Haruka. "Kau meninggalkanku lagi."
"Maaf, Rin," jawab Haruka sambil membelai rambut halus gadis itu.
Tidak sengaja mata Rin menatap Yura di sebelah kakaknya. "Yura. Kau juga datang."
Wajah Yura memerah sesaat ketika matanya dan Rin bertemu. Namun, dengan cepat ia menundukkan tubuhnya tanda memberi hormat. "Senang melihat Anda sehat, Putri Toshi."
"Aku ingin bertemu Ayahanda. Apa dia ada?" tanya Haruka.
"Ada," jawab Rin cepat. "Ayo, Nee-sama. Ayahanda ada di ruang tahta."
Haruka dan Rin, serta keenam shensin yang lain ikut masuk ke dalam istana.
Mex dan Volette yang selama ini tidak pernah masuk ke bangunan super megah, tampak celingukan melihat ruang aula. Sedangkan Prilly, untuk sekian kalinya ia merasa kalah telak pada Haruka. Marlin dan Tias sudah pernah masuk ke istana ini, jadi mereka sudah terbiasa.
Kedelapan orang itu masih berjalan menelusuri lorong, naik tangga ke lantai lebih tingga, lalu masuk ke koridor dan tiba di depan pintu besar. Dua prajurit samurai langsung membukakan pintu tersebut.
Haruka sangat terkejut dengan apa yang ia lihat di dalam ruang tahta. Kaisar Suijin ditemani putra mahkota, Pangeran Reigen, tampak berhadapan dengan mantan Raja Albion, Valdemar.
"Ada apa ini, Ayahanda?" tanya Rin seraya menghampiri Kaisar.
Haruka dan timnya ikut masuk dan mendekat.
"Kebetulan sekali kau datang, Putri Sakura. Sepertinya, Pita Merah diantara kita tidak bisa disangkal," ujar Valdemar.
"Apa lagi yang kau inginkan, Valdemar?" tanya Rin dengan geram. Ia sangat tidak suka dengan laki-laki satu ini.
"Aku hanya ingin menagih janji yang pernah kita ucapkan saat kita masih kecil," jawab Valdemar. Haruka sedikit kebingungan, namun ingatan lamanya muncul mengenai perjanjian untuk pernikahan. Valdemar tersenyum saat melihat ekspresi Haruka yang ingat akan janji tersebut. "Ya, janji pernikahan kita."
Dahi Tias agak mengkerut. Sekitar tiga belas tahun lalu, hari di mana ia dan ibu Haruka, Yui, akan ikut ekspedisi pertama ke Dungeon Danau Abyss, ada seorang bocah hebat yang mampu menyerang Yui padahal sahabatnya itu adalah shensin bintang empat. Bocah tersebut seakan tidak ingin Yui masuk ke dalam dungeon. Namun, alasannya terjawab beberapa waktu setelahnya. Tepat di hari yang sama, Yui pun meninggal. Bocah itu tiba-tiba hilang entah ke mana. Genji dan Izumi memilih untuk merahasiakan kejadian hari itu.
Tias memilih diam saat ini dan tidak membantah apa pun karena nama Yui merupakan suatu yang sakral di dalam istana.
"Apa untungnya bagiku menikah denganmu? Kau bukan lagi seorang raja," sahut Haruka.
"Aku memang bukan lagi seorang raja, tapi aku tetaplah Tsar, bangsawan tertinggi. Pengaruhku pada Kerajaan Albion masih sangat kental. Dan juga, 10.000 Kesatria Moskwa tetap setia padaku," jawab Valdemar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasíaSekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...