61 : Beelzebub

346 64 40
                                    

Dengan datangnya Salamander di sisi Erix, empat mata Nicolas tercengang kaget. Informasi penting seperti ini, kenapa dia tidak tahu. Hal itu menunjukkan kecacatannya dalam mendapatkan informasi di sekitarnya dan terlalu fokus meneliti. Namun, mundur pun percuma. Kejadian ini akan ia jadikan sebagain pengukur kemampuan. Apakan kekuatan yang ia miliki dapat mengalahkan seekor raja dragon.

"Salamander, suatu kehormatan bisa bertemu dengan Anda," ujar Nicolas. "Tetapi, ini juga suatu keberuntungan untukku. Dengan begitu, aku bisa mendapatkan bagian tubuh dari ras super power di Leavgard."

Tanpa menunggu, Nicolas melesat akan menghampiri Salamander. Ia menggunakan tubuhnya untuk menghantam raja dragon itu. Meski besar, gerakan Nicolas cukup cepat. Sepertinya Salamander tidak tertarik untuk menghindar, justru ia menerima tantangan dragon jadi-jadian itu. Dia juga melesat dan keduanya berbetur hebat.

"Lumayan untuk makhluk tidak sempurna sepertimu," ujar Salamander. Ia rasa, ia akan sangat menikmati pertempurannya kali ini.

Sayangnya, Erix tidak berpikir demikian. Dia harus serius dalam bertempur untuk mengalahkan musuh. Lagi pula, yang mereka hadapi sekarang adalah Pangeran Neraka. Dengan pedang Excalibur yang terbalut energi putih, Erix melesat dengan kecepatan luar biasa untuk menyerang Nicolas. "Hanum um Ranma!" Garis putih tipis tercipta dari tebasan Erix. Sialnya, Beelzebub juga melesat dengan kecepatan yang sama dan meninju pedang itu dengan tangan yang sudah terbalut energi kegelapan.

Iblis yang Erix lawan kali ini sangat berbeda dengan iblis-iblis yang pernah ia hadapai. Tubuh yang berotot kekar itu menunjukkan kalau dia memiliki kekuatan fisik yang besar. Selain itu, di luar dugaan, kecepananya juga tidak bisa dianggap remeh. Level Beelzebub sangat berbeda dengan Asmodeus.

Erix dipaksa mundur akan pukulan itu, tetapi bukan berarti dia akan berhenti. Pemuda itu membalut dirinya dengan dua energi berbeda – hitam dan putih – untuk mengimbangi kekuatan lawan, lalu ia kembali melesat dan akan menebas Beelzebub. Dengan cepat iblis itu mengelak ke samping. Erix sudah menduganya dan dia langsung melayangkan tendangan yang sudah diperkuat.

Beelzebub terhempas tidak terlalu kuat. Meski begitu, ia memberikan apresiasi besar pada Erix karena selama 1.300 tahun setelah ia dilahirkan, baru kali ini ada orang yang bisa memukul mundur dirinya.

"Inikah kekuatan seorang Lord," ujar Beelzebub. "Aku jadi bisa membayangkan bagaimana Raja Iblis bertarung mati-matian melawan Gilgamesh."

Tidak ada waktu bagi Erix untuk berdialog. Lagi pula, memang tidak ada yang bisa dibicarakan karena kebenciannya pada Beelzebub yang merupakan dalang dari tragedi di Ardesdale melibatkan Galdellei Marcov. Ia melesat dan akan menebas pangeran iblis itu. Pedangnya yang sudah bercahaya dua warna, berayun sempurna menebas lawan.

Dengan sigap, Beelzebub menangkap serangan tersebut dengan tangannya begitu saja. Erix sangat tercengan dengan apa yang ia lihat. Matanya melebar tidak percaya.

"Terlalu mudah," ujar Beelzebub dan ia langsung meluncurkan sebuah pukulan keras. Tangan sekekar itu dengan balutan energi kegelapan yang kuat, menghantam tubuh Erix dengan telak. Pemuda itu terhempas dan terseret di tanah.

"Erix!" seru Salamander.

"Jangan alihkan padanganmu, Yang Mulia!" Nicolas menyamburkan api ungu tepat ke wajah Salamander. Namun, raja dragon itu tidaklah lemah. Api yang disemburkan lawannya tidak berdampak sama sekali. Sebagai gantinya, Salamander melayangkan cakarnya dan mengahantam salah satu kepala lawan. Setelah itu, ia berbalik dan mengibaskan ekornya menghantam kepala yang lain.

"Inilah semburan dragon yang sebenarnya!" Salamander menyemburkan api merah delima ke Nicolas. Api Salamander sedikit berbeda dari api biasa, muncul semanyacam auara kelap-kelip di sekeliling api itu. Nicolas terpundur karena dorongan semburan, tetapi bukan berarti dia sudah kalah.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang