168 : Setimpal

102 22 35
                                    

Dua energi besar nampak berkilau luar biasa di tengah lapang kota yang hancur. Di sisi kanan, Erix memegang katana yang dipenuhi dengan energi transparan seperti uap air. Tak terlihat, tetapi kekuatan yang terkandung begitu luar biasa besar.

Sedangkan lawannya, Sang Raja Iblis Satan, behasil mengumpulkan energi kegelapan dalam jumlah besar pada lingkaran sihir aneh yang dia ciptakan. Warna merah gelap seperti darah kental itu bergejolak siap ditembakkan.

Hingga, setelah keduanya dalam posisi mantap, dua energi tersebut pun dilepaskan.

"Rasakan! Erozigar Ruhtra!" Gelombang energi tak terlihat meluncur seperti gelombang ultra sonik kekuatan tinggi dan siap menerjang lawan.

Pancaran merah darah milik Satan juga melesat dan berbentur hebat dengan energi transparan milik Erix tadi.

Benturan keduanya menimbulkan ledakan yang luar biasa besar. Dampak ledakan menimbulkan hempasan kejut dan mendorong apa pun di sekitar mereka untuk menjauh. Bahkan arakan awan yang tak bersalah pun hancur menjadi partikel air dan memaksa awan lain untuk tidak mendekati area tersebut.

Di detik itu juga, di bagian tengah Kota Crownwald, tak ada lagi sisa-sisa peradaban. Batu dan tanah pun tersingkir menciptakan sebauh kawan di bawah titik benturan padahal jaraknya masih jauh di udara.

Pancaran sang surya cukup terang untuk menyinari dunia. Namun, kalah terang akan ledakan dan benturan dua energi tersebut.

Erix dan Satan mengerahkan semua yang mereka miliki pada serangan ini. Mulai dari ambisi, tanggung jawab, beban bahkan cinta. Karena, siapa pun yang berhasil bertahan, dialah pemenangnya.

Saat masih dalam aksi saling dorong, Satan merasakan suhu dingin yang luar biasa mencekam. Meski benturan serangannya dan serangan Erix memberikan daya hempas ke sekitar, suhu ini tak ikut terlempar. Tetap bertahan seakan tidak berdampak sama sekali.

Suhu dingin ini secara perlahan merambat ke tubuhnya dan memunculkan kristal-kristal es.

Rasa jengkel Satan pun mencuat. "Oy, apa kau ingin bermain curang, HA!?"

Helm dragon dan zirah naga yang sejak tadi Erix kenakan seketika melebur dan berubah menjadi energi berbentuk bola-bola kecil. Dengan pikiran, Erix memerintahkan semua parcikan cahaya itu melesat dalam kecepatan luar biasa dan menabrakkan diri ke tubuh Satan. Tidak hanya itu, krital es yang sejak tadi tumbuh sedikit, kini nampak agresif karena sekarang suhu berada jauh dibawah nol derajad. Tubuh Satan ditumbuhi banyak kristal es.

Senyum menyeringai terlukis di wajah Erix. Sorot matanya, seperti ular yang berhasil mengelabui lawan. Berkilau dengan pancaran energi negatif luar biasa.

Uap dingin keluar dari mulut saat dia bernapas. "Curang? Aku bingung dengan apa yang kau bicarakan? Bukankah dalam perang, kita harus mengerahkan apa pun yang kita miliki?"

Cara bicara dan tingkah laku pemuda itu terlihat menyerupai iblis. Mengingat tubuhnya yang memang seperti iblis, Erix justru lebih iblis dari Satan.

"Bajingan!" Satan benar-benar marah. Saat melihat senyum Erix itu, dia merasa sedang dipermainkan. Tidak hanya itu, Erix juga tidak menyerang dengan kekuatan maksimal, tetapi mampu menahan serangannya seakan Erix ingin mengatakan kalau kekuatannya jauh lebih besar dari Satan.

Erix benar-benar menghina Satan dari berbagai aspek.

Manusia hanyalah pengganggu baginya. Bumi merupakan tempat tinggal para iblis sebelum manusia datang dan diletakkan di sana. Hal itu membuat kebencian Satan terhadap manusia pun tumbuh. Selama ribuan tahun, manusia menguasai seluruh daratan di Bumi tanpa meninggalkan sisa untuk iblis sehingga iblis kehilangan tubuh fisik mereka dan menjadi tubuh astral dan itu membuat rasa bencinya dengan manusia makin memuncak. Dan sekarang, Erix yang merupakan salah satu dari manusia-manusia yang dia benci itu, menghinanya dengan kekuatan dimiliki. Kebencian Satan sekarang melebihi kata benci itu sendiri.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang